Untuk Pertama Kali Kirab Ogoh-ogoh Dilakukan di Poros Imajiner

Author:editorTembi / Date:26-03-2015 / Kirab budaya ini dimaksudkan agar kirab Ogoh-ogoh juga dapat dinikmati masyarakat luas dan bahkan memberikan manfaat sosial ekonomi masyarakat, juga memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk semakin bertoleransi pada keyakinan lain.

Sesaji dan pernak-perniknya yang ikut dikirab dalam Kirab Ogoh ogoh di Poros Imajiner, difoto: Jumat 20 Maret 2015, foto: a.sartono
Sesaji dan pernak-perniknya yang ikut dikirab dalam 
Kirab Ogoh ogoh di Poros Imajiner

Selama ini perayaan Hari Raya Nyepi yang didahului dengan kirab atau arak-arakan Ogoh-ogoh bisa dikatakan tidak pernah keluar dari kompleks Candi Prambanan. Namun untuk tahun 2015 Ogoh-ogoh dikirab di luar kompleks Candi Prambanan, yakni mulai dari kompleks Monumen Yogya Kembali hingga Titik Nol Yogyakarta. Kirab itu dilaksanakan pada hari Jumat, 20 Maret, mulai pukul 15.00 hingga menjelang pukul 18.00 WIB.

Menurut Ketua Pengarah Panitia Perayaan Hindu DIY Agung Suharyadi, dalam keterangan pers di kantor Humas Setda Kabupaten Sleman, kirab budaya ini dimaksudkan agar kirab Ogoh-ogoh juga dapat dinikmati masyarakat luas dan bahkan memberikan manfaat sosial ekonomi masyarakat, juga memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk semakin bertoleransi pada keyakinan lain. Dengan demikian, kerukunan masyarakat Yogyakarta semakin terbina dengan baik. Di samping tentu saja, memberikan kesenangan yang menghibur.

Salah satu buta/raksasa sebagai simbol kejahatan yang dikirab dalam Kirab Ogoh ogoh, difoto: Jumat 20 Maret 2015, foto: a.sartono
Salah satu buta/raksasa sebagai simbol kejahatan 
yang dikirab dalam Kirab Ogoh-ogoh

Kirab Ogoh-ogoh di luar Candi Prambanan ini baru terjadi untuk pertama kalinya. Mengingat sambutan masyarakat yang sangat antusias untuk menyaksikan, maka panitia berencana untuk melaksanakan hal yang sama pada tahun depan dengan suasana dan penyelenggaraan yang lebih meriah lagi.

Rute yang dipilih dalam kirab ini adalah Monumen Yogya Kembali (Jl. Nyi Tjondroloekito-Jl. AM. Sangaji), Jl. P. Mangkubumi/Margatama, Jl. Malioboro, Jl. Margamulya, dan Titik Nol ini. Rute ini dimaksudkan untuk mengingatkan orang akan poros imajiner dari Pantai Selatan-Gunung Merapi. Selain itu, Kirab ini diikuti kurang lebih oleh 12 Ogoh-ogoh dan atraksi seni pendukungnya dengan jumlah pelaku kurang lebih 400 orang.

Kirab Ogoh-ogoh tersebut akan dijadikan agenda rutin kepariwisataan Kabupaten Sleman bersama panitia hari raya Nyepi DIY, walaupun tahun depan panitia perayaan hari raya nyepi akan dilaksanakan panitia Jawa Tengah. Ogoh-ogoh yang dikirab walaupun belum sepenuhnya sesuai tema, melibatkan keberadaan Ogoh-ogoh yang sudah ada, yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk upacara adat. Ogoh-ogoh yang dikirab tidak hanya milik masyarakat Sleman tetapi juga diharapkan partisipasi dari PHRI, ASITA, HPI, museum dan seluruh penggiat seni di Sleman.

Putri-putri Bali ikut memeriahkan Kirab Ogoh ogoh di Poros Imajiner, difoto: Jumat 20 Maret 2015, foto: a.sartono
Putri-putri Bali ikut memeriahkan Kirab Ogoh-ogoh di Poros Imajiner

Ogoh-ogoh sendiri melambangkan kepribadian Bhuta Kala. Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan. Menurut beberapa versi Ogoh-ogoh merupakan representasi dari sifat-sifat buruk (nafsu) manusia. Pengarakan atau kirab Ogoh-ogoh juga dimaksudkan agar kekuatan negatif yang ada di sekitar tempat kirab Ogoh-ogoh ikut pada Ogoh-ogoh tersebut. Dengan demikian diharapkan kekuatan-kekuatan negatif itu akan lebur bersama Ogoh-ogoh yang akhirnya dibakar habis.

Umat dari keyakinan lain ikut memeriahkan Kirab Ogoh ogoh, difoto: Jumat 20 Maret 2015, foto: a.sartono
Umat dari keyakinan lain ikut memeriahkan Kirab Ogoh-ogoh

Kirab Ogoh-ogoh pada galibnya juga mengingatkan agar manusia membakar habis sifat-sifat negatif yang ada di dalam dirinya. Untuk kemudian menuju nyepi (pengosongan diri dan introspeksi) untuk ke melangkah ke depan menuju manusia baru yang bersih dan suci serta alam raya yang tenteram, damai, nyaman, dan sejahtera.

Ke Yogya yuk ..!

Naskah dan foto: asartono 
 

Yogyakarta Yogyamu

Latest News

  • 31-03-15

    Kirab Mapag Toya Dem

    Perhelatan yang dilakukan untuk memperingati Hari Air Sedunia 2015 dan Ulang Tahun ke-2 Gerakan Irigasi Bersih (GIB) di Dusun Miri ini memang baru... more »
  • 31-03-15

    Kamus Bahasa Melayu-

    Kondisi buku terbitan tahun 1901 ini memang sudah tidak prima lagi. Maklum, usianya sudah lebih dari seabad. Entah sudah berapa tangan yang pernah... more »
  • 30-03-15

    Agus Nur Amal ‘PM To

    Pendongeng asal Aceh ini kerap diundang diberbagai acara dan panggung pertunjukan untuk bercerita tentang apa saja dengan perlengkapan sederhana yang... more »
  • 30-03-15

    Selama Dua Pekan Tea

    Lakon Opera Ular Putih ini diangkat dari legenda tua asli Tiongkok, yang berkisah tentang siluman Ular Putih yang ingin menjadi seorang manusia... more »
  • 28-03-15

    Majalah Kajawen 1937

    Majalah berbahasa dan beraksara yang ternama di kala itu, yaitu Majalah Kajawen, sampai menuliskan resep sate tempe pada edisi nomor 42 tanggal 26... more »
  • 28-03-15

    Selasa Wage dan Sabt

    Tanggal 10 dan 14, bulan Jumadilakir, tahun 1948 Ehe, yang jatuh pada Selasa Wage dan Sabtu Pon, adalah tanggal nahas pada bulan ini, tidak baik... more »
  • 27-03-15

    JUDUL BUKU 97

      JUDUL BUKU 97      ... more »
  • 27-03-15

    Azka Berani Menangka

    Azka bersama teman-temannya, plus 200 orang tua dan pendamping/guru, memang membuat suasana Tembi riuh. Keceriaan anak-anak dan kelincahan serta... more »
  • 26-03-15

    Denmas Bekel 26 Mare

    more »
  • 26-03-15

    Untuk Pertama Kali K

    Kirab budaya ini dimaksudkan agar kirab Ogoh-ogoh juga dapat dinikmati masyarakat luas dan bahkan memberikan manfaat sosial ekonomi masyarakat, juga... more »