Hari Pasaran Jadi Puncak Keramaian Pasar Tradisional

Author:editorTembi / Date:30-08-2014 / Pada hari pasaran, pasar-pasar tersebut bisa dikatakan penuh orang berjual beli. Untuk pasaran Kliwon yang menjadi hari pasaran Pasar Bantul, maka di hari itu pasar tersebut seperti dijejali kerumunan manusia. Tidak hanya di dalam kompleks pasarnya saja, namun hingga jalan-jalan atau gang di sekitar lokasi pasar.

Suasana jalan/gang di sisi barat Pasar Bantul di hari pasaran Kliwon, difoto: Sabtu Kliwon, 9 Agustus 2014, foto: a.sartono
Suasana jalan/gang di sisi barat Pasar Bantul di hari pasaran Kliwon

Keberadaan mall, minimarket, dan toko modern ternyata tidak dengan serta merta menghapus pasar tradisional. Masih ada cukup banyak pasar tradisional di Indonesia, termasuk juga di Yogyakarta. Pasar-pasar tradisional ini tersebar luas di berbagai daerah, khususnya di kabupaten-kabupaten. Sedangkan pasar-pasar tradisional di kota umumnya telah mendapatkan sentuhan modernisasi berupa perbaikan bangunan dan infrastruktur lain sehingga tampilan pasar tradisional yang demikian itu lebih terkesan rapi, bersih, tidak kumuh, dan tidak semrawut.

Banyak pasar tradisional di Yogyakarta yang secara resmi beraktivitas besar di hari-hari tertentu yang oleh orang Jawa disebut sebagai hari pasaran yang bersiklus 5 hari. Hari-hari pasaran tersebut ialah Pon, Pahing, Wage, Kliwon, Legi. Demikian terus bersiklus seperti hari Senin-Minggu.

Pada lokasi-lokasi tertentu pasar tradisional tersebut secara resmi hanya buka di hari pasaran Kliwon, Pahing, Wage, Pon, atau Legi. Pasar-pasar yang buka atau beraktivitas di hari-hari tertentu tersebut misalnya Pasar Bantul, Pasar Godean, Pasar Sleman, Pasar Cebongan, Pasar Prambanan, Pasar Gede Kotagede, dan sebagainya.

Mula-mula pasar-pasar tersebut memang hanya buka atau beraktivitas di hari tertentu (hari pasaran mereka). Namun dalam perkembangannya pasar-pasar tersebut tetap buka setiap hari. Hanya saja di luar hari pasaran kegiatannya tidak seramai di hari pasaran.

Pedagang dan pembeli tumpah ruah di gang/jalan di seputar Pasar Bantul saat pasaran Kliwon tiba, difoto: Sabtu Kliwon, 9 Agustus 2014, foto: a.sartono
Pedagang dan pembeli tumpah ruah di gang/jalan di seputar 
Pasar Bantul saat pasaran Kliwon tiba

Pada hari pasaran, pasar-pasar tersebut bisa dikatakan penuh orang berjual beli. Untuk pasaran Kliwon yang menjadi hari pasaran Pasar Bantul, maka di hari itu pasar tersebut seperti dijejali kerumunan manusia. Tidak hanya di dalam kompleks pasarnya saja, namun hingga jalan-jalan atau gang di sekitar lokasi pasar. Demikian pun jika hari pasaran Pon yang menjadi hari pasaran Pasar Godean, maka di hari itu pun Pasar Godean penuh dengan manusia. Tidak lepas juga dengan pasar-pasar lain seperti yang telah disebutkan di atas.

Hari pasaran untuk pasar-pasar tradisional itu terjadi karena di zaman dulu kebutuhan orang untuk beraktivitas jual beli tidak perlu dilakukan setiap hari. Pembelanjaan uang untuk pemenuhan kebutuhan hidup masih bisa dilakukan per lima hari. Demikian pun dengan para pedagang. Mereka bisa berjualan per lima hari di lokasi tertentu, sementara di hari pasaran lain ia bisa mencari lokasi berjualan di pasar lain sesuai hari pasarannya masing-masing.

Bahu jalan pun disulap menjadi tempat lapak di hari pasaran Kliwon di Pasar Bantul, difoto: Sabtu Kliwon, 9 Agustus 2014, foto: a.sartono
Bahu jalan pun disulap menjadi tempat lapak 
di hari pasaran Kliwon di Pasar Bantul

Melihat hal itu maka kesadaran akan waktu dan ruang dalam masyarakat Jawa menjadi demikian penting. Penghargaan akan keduanya menjadi suatu keniscayaan. Semua ada saatnya, semua ada ruangnya.

Ke Yogya yuk ..!

Naskah & foto: A.Sartono

Yogyakarta Yogyamu

Latest News

  • 01-11-14

    Koleksi Buku Perpust

    Perpustakaan Tembi terbuka untuk umum. Berikut ini sebagian koleksi yang ada di perpustakaan Tembi... more »
  • 01-11-14

    Monita Tahelea Tenga

    Pada album ini, lagu-lagunya dibuat oleh Monita sendiri dan teman-teman di The Nightingales. Dia berharap bisa menyelesaikan albumnya pada Januari... more »
  • 01-11-14

    Watak Orang Berdasar

    Orang Rabu Pon, 5 November 2014, kalender Jawa tanggal 12, bulan Sura, tahun 1948 Ehe, punya jumlah weton 7 + 7 = 14. Watak: rendah hati, serba bisa... more »
  • 31-10-14

    Pembelajaran Luar Ru

    Sekalipun perhatian utama mereka lebih fokus pada karya lukisan yang dipamerkan, namun tidak berarti bahwa benda, bangunan, dan semua hal yang ada di... more »
  • 31-10-14

    Jakarta Pad Project,

    Di tangan anak-anak muda yang tergabung dalam Jakarta Pad Project ini, fungsi gadget lebih dieksplorasi. Dengan kreativitas mereka, gadget ini bisa... more »
  • 31-10-14

    Pulau Onrust untuk P

    Pulau Onrust akhirnya menjadi salah satu pulau yang sangat penting bagi VOC. Pulau ini dijadikan pos pertahanan terdepan untuk melindungi Kota... more »
  • 30-10-14

    Kota Yogyakarta Gela

    Semua kecamatan di Kota Yogyakarta telah memiliki kelompok ketoprak yang anggotanya tidak hanya generasi tua, namun juga pemuda, remaja, dan bahkan... more »
  • 30-10-14

    Menarik Pengunjung k

    Untuk menarik pengunjung, maka kegiatan museum harus selalu inovatif dan “up to date” sesuai dengan perkembangan zaman. Dan yang terpenting museum... more »
  • 29-10-14

    SMK Kesehatan Blitar

    Mereka menggunakan bahasa Jawa krama inggil ketika bertemu dengan orang Jawa lain. Hal ini mereka terapkan ketika berkunjung ke Tembi Rumah Budaya... more »
  • 29-10-14

    Wayang Rokenrol di R

    Folk Mataram Institute, komunitas seni yang didirikan oleh musisi Krishna Widiyanto, Samuel Indratma, dan Ong Hari Wahyu, bekerja sama dengan Awana... more »