Davin Mahatma, Dalang Belia yang Penuh Semangat

Author:editorTembi / Date:09-09-2014 / Davin begitu bersemangat menggeluti dunia pewayangan. Ia bahkan cukup paham membedakan tokoh wayang satu dengan yang lainnya. Cukup paham juga bagaimana modulasi, volume, irama, dan intonasi suara dari masing-masing tokoh wayang.

Davin Mahatma tengah menggelar lakon Cupumanik Astagina di Pendapa Tembi Rumah Budaya, difoto: Minggu, 31 Agustus 2014, foto: a.sartono
Davin Mahatma tengah menggelar lakon Cupumanik Astagina 
di Pendapa Tembi Rumah Budaya

Dunia seni pedalangan atau pewayangan boleh punya harapan bagi perkembangan dan keberlanjutan jenis kesenian ini. Pasalnya hingga saat ini masih ada anak-anak dan remaja yang sangat menggemari dan bahkan menggeluti kesenian ini. Salah satu anak itu adalah Davin Mahatma (5), siswa TK Nurul Fikri Jambusari, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.

Ia bercita-cita menjadi dalang. Bukan sekadar bercita-cita, Davin bahkan dengan percaya diri mendalang di hadapan sekian ratus pasang mata di Pendapa  Tembi Rumah Budaya, Minggu, 31 Agustus 2014. Davin lah yang pertama kali diminta untuk mendalang sebelum dalang-dalang anak dan remaja yang lain berpentas.

Sekalipun Davin merasa kesulitan atau berat ketika harus mencabut dan menancapkan gunungan pada gedebog pisang, namun semangat mendalangnya tidak susut sedikit pun. Bahkan dengan penuh keseriusan ia melakukan suluk, antawecana, dan sabetan dengan baik, terutama bagi anak seusia dia.

Davin Mahatma (5) tersenyum ceria setelah pentas mendalang di Pendapa Tembi Rumah Budaya, difoto: Minggu, 31 Agustus 2014, foto: a.sartono
Davin Mahatma (5) beristirahat setelah pentas mendalang

“Davin, Davin merasa kesulitan tidak ketika belajar mendalang ?” 
“Tidak, gampang,” jawab Davin kepada  Tembi dengan mantap. 
“Davin belajar mendalang pada siapa ?” 
“Pada Pak Parjoyo.” 
“Bisa suluk ?” 
“Bisa.” 
“Besuk kalau sudah besar pengin jadi apa ?” 
“Jadi dalang.”

Demikian sebagian perbincangan antara  Tembi dan Davin usai ia pentas. Dari perbincangan itu pula tampak bahwa Davin begitu bersemangat menggeluti dunia pewayangan. Ia bahkan cukup paham membedakan tokoh wayang satu dengan yang lainnya. Cukup paham juga bagaimana modulasi, volume, irama, dan intonasi suara dari masing-masing tokoh wayang. Kebetulan Minggu, 31 Agustus 2014 itu ia mementaskan lakon Cupumanik Astagina, sebuah kisah yang menceritakan tentang perubahan wujud Raden Guwarsa, Raden Guwarsi, dan Dewi Anjani menjadi kera.

Hal yang patut diacungi jempol pada Davin adalah semangatnya yang menyala-nyala dalam mendalang. Tidak ada keraguan ketika berpentas. Tidak ada rasa kikuk ketika harus mengenakan busana tradisional Jawa. Ia bahkan sangat menikmatinya.

Ekspresi Davin Mahatma ketika mendalang, difoto: Minggu, 31 Agustus 2014, foto: a.sartono
Ekspresi Davin Mahatma ketika mendalang

Tidak banyak atau bahkan sangat langka anak TK yang menggemari bahkan menggeluti jagat pewayangan. Lingkungan keluarga tentu sangat berpengaruh. Demikian pun dengan Davin, putra pasangan Yoko dan Mega Navianti yang tinggal di Jetis Baru No 8 Yogyakarta. Menurut pengakuannya eyang atau kakeknya (Drs H. Sutiko) memang suka mendongeng dan mendalang sekalipun kakeknya bukanlah seorang dalang. Dari sang kakek lah Davin mulai tertarik dengan seni pedalangan (wayang).

Temen nan yuk ..!

Naskah dan foto: A. Sartono

 

Temen

Latest News

  • 11-02-15

    Raja Jawa Pelopor Bi

    Berdagang bukanlah hal yang tabu, seperti anggapan kaum bangsawan masa tersebut. Berdagang, asal sesuai etika Jawa, bahkan dianjurkan oleh... more »
  • 11-02-15

    Geleng-geleng Kepala

    “Berarti kalau menginap di sini, makannya sudah tiga kali ya? Kalau begitu termasuk murah ya. Apalagi di lokasi ini sudah lengkap, ada ruang meeting... more »
  • 11-02-15

    Jejak Sang Pencipta

    Tarian ini diciptakan oleh Sauti pada dekade 1930-an, ketika ia sedang bertugas di Dinas PP&K Provinsi Sumatra Utara. Serampang Dua Belas pertama... more »
  • 10-02-15

    Wikikopi, Resep Raha

    Sekelompok anak muda menamakan kelompok mereka Wikikopi. Markas mereka berada di sebuah pasar tradisional di Yogyakarta, Pasar Kranggan. Mereka... more »
  • 10-02-15

    Ki Margiono : Hidup

    Ki Bagong Margiono adalah seorang dalang wayang purwa yang telah selama 46 tahun bergelut dengan dunianya itu. Ki Bagong Margiono tak pernah berhenti... more »
  • 10-02-15

    Kyai Wonokriyo Konon

    Sumber lain menyatakan bahwa Kyai Wonokriyo adalah cucu dari Kyai Jejer yang makamnya juga terletak di Dusun Jejeran namun berjarak kurang lebih 300... more »
  • 09-02-15

    Lagu Puisi di Bulan

    Sastra Bulan Purnama edisi ke-41 menjadi terasa syahdu dan bertabur cinta, lebih-lebih ada pemain musik yang menghadirkan lagu-lagu puisi. Tema cinta... more »
  • 09-02-15

    Narayana (4)

    Sejak sebelum lahir, Kresna telah membuat takut Kamsa atau Kangsa karena ramalan Batara Narada dan juga ramalan Resi Senjasi, yang mengatakan bahwa... more »
  • 09-02-15

    Denmas Bekel 9 Febru

    more »
  • 09-02-15

    Wayang Jurnalis Jili

    Digadang-gadang menjadi pertunjukan paling ramai di bulan kasih sayang ini, Wayang Jurnalis Jilid II akan memberikan banyak kejutan. Tak hanya... more »