Pameran Seni Rupa Alat-alat Kreasi Seni: Memahami Arti Sebuah Proses

25 Nov 2015

Pameran Seni Rupa Alat-alat Kreasi Seni di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri, UGM, Yogyakarta, berlangsung mulai tanggal 20-27 November 2015. Pameran ini melibatkan perupa Edo Pillu, Angki Purbandono, Entang Wiharso, Rudi ‘Laho’ Hendriatno, Sigit Pamungkas, dan Yuli Prayitno.

Kita saat ini berada pada peradaban yang semakin jauh dari proses yang berlangsung di balik sebuah produk, termasuk di dunia kesenian. Di dalam seni rupa atau seni visual pada umumnya muncul konsep dan aktivitas estetik yang semakin semarak yang melahirkan berbagai lembaga yang terkait dengannya. Seni (kontemporer) ini lebih mengutamakan jaringan, kolaborasi dan resepsi daripada produknya. Produk bukan dijadikan tujuan melainkan sekadar alat bagi berlangsungnya proses kolaborasi dan interaksi antara subjek-subjek yang terlibat di dalam produksi dan konsumsi dari produk itu.

Melupakan atau bahkan menghapuskan proses produksi dan atau kreasi merupakan hal yang tidak adil sekaligus tidak strategis. Menghapuskan ingatan manusia akan proses kreasi atau produksi hanya akan menciptakan manusia sebagai konsumen saja. Pada sisi lain hal semacam ini akan mengakibatkan manusia dengan tingkat produksi dan kreativitas rendah hanya akan tergantung pada negara dengan tingkat kreasi dan produktivitas tinggi.

Mungkin penghapusan itu dapat membuat masyarakat dan kebudayaan bisa memusatkan perhatiannya pada penciptaan subjek-subjek perantara yang bergerak di bidang jasa. Akan tetapi bagi Indonesia dengan kekayaan alam melimpah menuntut keterlibatan yang intens dalam pergulatan dan usaha-usaha transformasi alam, kegiatan-kegiatan produktif dan kreatif. Demikian antara lain paparan Prof. Dr. Farukt HT dalam kuratorial Pameran Seni Rupa Alat-alat Kreasi Seni di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri, UGM. Pameran itu diselenggarakan mulai tanggal 20-27 November 2015. Pameran ini melibatkan perupa Edo Pillu, Angki Purbandono, Entang Wiharso, Rudi ‘Laho’ Hendriatno, Sigit Pamungkas, dan Yuli Prayitno.

Proses menjadi demikian penting sebagai tahapan yang sangat urgen bagi munculnya sebuah produk atau kreasi. Mulai dari gagasan, pemilihan metode, pemilihan dan pengembangan teknik, dan lain-lain. Berproses tidak pernah steril dari kendala atau hal-hal yang menantang dan harus diatasi. Entang Wiharso misalnya, merasa harus menemukan teknik agar dalam mengecor aluminium tidak berlubang dan bersih. Bagaimana memotong plat logam secara manual agar detail yang diinginkan tercapai.

Lain Entang Wiharso lain lagi dengan yang dialami Sigit Pamungkas yang lama bergelut dengan dunia tempa untuk proses pembuatan keris. Betapa ingin Sigit pamungkas mengenalkan pamor pada khalayak sebab selama ini pamor seperti terkungkung di jagad perkerisan. Untuk itu pulalah Sigit Pamungkas kemudian mengaplikasikan teknik pamor pada gamelan, perhiasan dan aksesoris sejak tahun 2009. Baginya aplikasi demikian itu semakin mendekatkan pengetahuan pamor dan dunia seni tempa logam pada masyarakat.

Demikian, bahwa proses kreatif atau proses produksi sesungguhnya menjadi sangat penting bagi lahirnya sebuah karya atau produk. Dengan memahami proses semacam itu orang akan menjadi semakin mengerti maknanya. Produk akan semakin dihargai bukan semata-mata pada produknya, namun pada rangkaian dari sebuah perjalanan menuju atau menjadi.

naskah dan foto: a. sartono

Naga Lare, 75 x 35 x 35 cm, 2015, ricikan kendhang, bahan kuningan, stainless steel, kulit sapi, karya Sigit Pamungkas, difoto: Jumat, 20 November 2015, foto: a.sartono Being Guest: Double Happiness, 200 x 300 cm, 2013, bahan aliminium dan tembaga, karya Entang Wiharso, difoto: Jumat, 20 November 2015, foto: a.sartono Alat-alat untuk Kreasi Seni dari studio Ali Umar yang dipamerkan di PKKH UGM, difoto: Jumat, 20 November 2015, foto: a.sartono Gold There, 100 cm, bahan pensil warna, stainless steel, kertas emas, karya Yuli Prayitno, difoto: Jumat, 20 November 2015, foto: a.sartono Alat-alat Kreasi Seni dari Yuli Prayitno yang sebagian besar tangkainya dibuat dari rangkaian pensil berwarna, difoto: Jumat, 20 November 2015, foto: a.sartono SENI RUPA

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 28-11-15

    Ngayogjazz 2015, Nge

    Satu hari penuh mulai dari pembukaan hingga penutupan Ngayogjazz 2015 desa ini terus-menerus didatangi pengunjung. Hingga saat malam tiba, penonton... more »
  • 28-11-15

    Topeng Kuno Cerita P

    Pameran topeng tersebut berlangsung di auditorium Museum Sonobudoyo lantai 1 dan 2, berlangsung selama 20—29 November 2015, dengan tema “The Power of... more »
  • 28-11-15

    Jumat Paing Hari Bai

    Jumat Paing, 4 Desember 2015, kalender Jawa tanggal 21, bulan Sapar, tahun 1949 Jimawal, hari baik untuk berbagai macam keperluan. Dan baik pula... more »
  • 27-11-15

    Buku Mardi Kawi, Acu

    Buku ini sering menjadi acuan bagi para arkeolog untuk membaca tulisan Jawa Kuna yang ada di relief candi-candi atau di lempeng-lempeng prasasti,... more »
  • 27-11-15

    Nita Artsen: Disipli

    Nita menekankan kedisiplinan dalam segala hal, baik dalam bermusik maupun dalam kehidupan sehari-hari. Main musik itu harus rendah hati, saling... more »
  • 27-11-15

    Perumahan PJKA Winon

    Bangunan gaya Jengki memiliki ciri-ciri antara lain beratap pelana dengan dua sisi miring. Kemiringan atap umumnya lebih dari 35 derajat. Selain itu... more »
  • 26-11-15

    Kompilasi Catatan da

    Tampilan buku kuno ini memang sudah tak begitu menarik. Ada banyak kerusakan di sana-sini. Maklum, buku koleksi Perpustakaan Tembi ini terbitan tahun... more »
  • 26-11-15

    Sisi-sisi Lain dari

    Ada banyak banyak person, lembaga, institusi, kelompok, grup, dan lain-lain yang terlibat dalam perhelatan besar itu. Tidak urung rezeki pun mengalir... more »
  • 25-11-15

    Lagu Puisi Di Bulan

    Sastra Bulan Purnama edisi ke-50 akan menampilkan lagu puisi, yang dimainkan oleh kelompok musik, yang memang sudah terbiasa menggarap puisi menjadi... more »
  • 25-11-15

    Rabu Pon Ini Hari Ba

    Rabu Pon, 25 November 2015, kalender Jawa tanggal 12, bulan Sapar tahun 1949 Jimawal, hari baik untuk berbagai macam keperluan. Namun tidak baik jika... more »