Malam ini Pembukaan Pameran Karya Jupri Abdullah di Tembi

14 Dec 2015

Jupri, seorang pelukis dari Pasuruan, Jawa Timur, yang memiliki pengalaman menjadi wartawan media harian, mencoba mengangkat persoalan sosial TKI ke dalam seni lukis. Melalui karya seni rupa, Jupri ingin berkisah mengenai kehidupan manusia, khususnya para Tenaga Kerja Indonesia, yang penuh persoalan.

Kali ini, Jupri Abdullah menyajikan kisah mengenai perdagangan manusia dalam karya lukisnya. Selama ini, kita tahu mengenai perdagangan manusia, tenaga kerja ilegal, pahlawan devisa melalui media cetak, atau mendengarkan dan melihat melalui berita-berita di televisi. Pada dua media itu, kita bisa melihat ‘kenyataan’ dari kisah Tenaga Kerja Indonesia (TKI), yang legal maupun yang ilegal. Melalui televisi kita bisa melihat wajah-wajah TKI yang terkena masalah maupun yang sukses.

Ini kali, kisah mengenai TKI diasajikan melalui karya seni lukis. Jupri, seorang pelukis dari Pasuruan, Jawa Timur, yang memiliki pengalaman menjadi wartawan media harian, mencoba mengangkat persoalan sosial TKI ke dalam seni lukis. Tentu, pada karya seni lukis, meski mungkin berdasarkan fakta, tetapi karya seni lukis tidak bisa menyajikan realitas sebagaimana bisa ditemukan pada media cetak maupun media elektronik.

Kisah TKI dalam seni lukis karya Jupri adalah penafsiran dari ‘kenyataan’ yang dia miliki, sehingga meskipun karyanya menyajikan wajah orang, tetapi bukan wajah TKI seperti bisa kita lihat pada televisi. Tapi kisah pada wajah atau sosok orang itu adalah tipikal TKI setidaknya seperti yang ditafsirkan Jupri Abdullah.

Begitulah, Jupri seperti tak mau ‘bergeser’ dari media. Hanya saja, media yang dia gunakan sekarang adalah seni lukis. Melalui media ini, ia mengeksplorasi berbagai kisah TKI ke kanvasnya. Ia menyajikan berbagai macam visual, yang dia bayangkan sebagai kisah TKI. Kisah sedih maupun kisah bahagia.

Dari kisah dalam karyanya ini, kita bisa melihat, sebagai seniman Jupri tidak ingin karya seni terasing dari persoalan sosial kemanusiaan. Atau dalam kata lain, Jupri tidak mau karya seninya hanya, sebut saja, mengabdi keindahan. Karena bagi dia, meski tidak harus sebagai alat perjuangan, karya seni bisa diberi muatan sosial, sehingga karya seni tidak hanya untuk seni belaka. Bagi Jupri, seni adalah cara dia berdialog dengan persoalan kehidupan dan kemanusiaan.

Mengapa human trafficking yang dipilih? Menanggapi pertanyaan seperti ini Jupri mengatakan bahwa selama beberapa bulan dia telah melakukan observasi bahkan semacam riset untuk memahami persoalan TKI dan human trafficking, dan hasilnya, mungkin tidak terwadahi jika ditulis sebagai karya jurnalistik, maka Jupri menuangkannya dalam bentuk seni lukis.

Karena kisah yang diambil menyangkut persoalan sosial kemanusiaan, tak bisa ‘terlihat terang’ jika karya lukisnya menampilkan seni lukis abstrak. Tak bisa lain, Jupri mengambil ‘jalur’ realis, agar apa yang dia ketahui atas dasar fakta yang dia punya bisa ‘terlihat nyata’ setidaknya seperti apa yang tampak. Meski ‘nyata’ pada karya realis bukan kenyataan sebagaimana kita membaca berita atau melihat televisi.

Ambil contoh, pada karya yang diberi judul ‘Anakku Sayang Ibu Pulang’ meski visual yang ditampilkan sosok ibu dan anak, tetapi wajah yang ditampilkan bukan seperti foto, melainkan wajah tafsiran dari Jupri.

Pendek kata, melalui karya seni rupa, Jupri ingin berkisah mengenai kehidupan manusia, khususnya para Tenaga Kerja Indonesia, yang penuh persoalan.

Pembukaan pameran akan dimeriahkan pembacaan puisi dari penyair Yogya, Slamet Riyadi Sabrawi, Budhi Wiryawan, Choen Supriyatmi, Wahyudi Jaya dan Ana Ratri. Selain itu ada pembacaan puisi humor dari Jose Rizal Manua dan pentas musik jazz dari Surabaya.

Ons Untoro

Poster Publiaksi yang diunggah do facebook, foto dok Tembi SENI RUPA

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 16-12-15

    Gelaran Pasar Keronc

    Acara ini istimewa, karena dapat menghadirkan suasana baru dalam keroncong, dari keroncong asli hingga kreasi. Diharapkan acara ini digelar rutin... more »
  • 16-12-15

    Mengenalkan Ular Lew

    Sioux adalah organisasi nirlaba yang bergerak dalam konservasi dan studi tentang ular. Mereka berusaha mengubah persepsi negatif masyarakat tentang... more »
  • 16-12-15

    ‘Wajah Perempuan’ Di

    Sastra Bulan Purnama edisi ke-51 akan diselenggarakan pada Rabu, 23 Desember 2015 pukul 19.30. Satu antologi puisi berjudul “Wajah Perempuan” karya... more »
  • 15-12-15

    Kamus “Baoesastra Dj

    Pembuatan aplikasi bahasa Jawa tersebut dimaksudkan untuk menyasar kaum muda supaya lebih mudah belajar bahasa Jawa. Maklum, kebanyakan anak muda... more »
  • 15-12-15

    Wayang Klitik yang N

    Apa yang disajikan dalam foto ini setidaknya bisa “bercerita” tentang salah satu seni pertunjukan tradisional Jawa. Bagaimanapun apa yang dilakukan... more »
  • 14-12-15

    Malam ini Pembukaan

    Jupri, seorang pelukis dari Pasuruan, Jawa Timur, yang memiliki pengalaman menjadi wartawan media harian, mencoba mengangkat persoalan sosial TKI ke... more »
  • 14-12-15

    Babad Pati, Sejarah

    Babad Pati aslinya ditulis oleh KM Sosrosumarto dan S Dibyosudiro pada tanggal 1 Januari 1925 di daerah Gemolong, Sragen dan Pati, Semarang, Jawa... more »
  • 12-12-15

    Pasar Keroncong Kota

    “Pasar Keroncong Kota Gede” diselenggarakan Sabtu ini, 12 Desember 2015, pukul 16.00-24.00 WIB. Sesuai dengan nama acara, pertunjukan ini akan... more »
  • 12-12-15

    Sanggar Kummis Terba

    Festival Teater Jakarta 2015 sudah berakhir, Sanggar Kummis dari STIE Ahmad Dahlan, Jakarta berhasil menyabet juara pertama kelompok teater terbaik... more »
  • 12-12-15

    Rombongan ACICIS Ant

    Keberhasilan mereka dalam menawar ternyata membawa kebahagiaan tersendiri bagi mereka. Sekalipun selisih yang didapatkan dari tawar-menawar itu hanya... more »