Mel Ahyar Sisipkan Unsur Budaya dalam Karya

02 Sep 2015

Satu lagi desainer muda tanah air yang membuktikan kesuksesannya sampai ke mancanegara. Ia mendefinisikan rancangannya sebagai busana yang ringan dan easy listening versi fesyen. Belakangan ia ingin memasukkan unsur budaya Indonesia dalam tiap rancangannya.

Pemilik nama lengkap Imelda Ahyar ini sukses menorehkan keberhasilan dalam dunia fesyen setelah menerima penghargaan "Coup de Couer" dari perancang ternama dunia Emanuel Ungaro di sekolah mode ESMOD, Paris. Lulus dari ESMOD Jakarta tahun 2003, ia melanjutkan pendidikan di ESMOD Paris selama lebih dari satu dekade.

Saat ini ia telah memiliki lini sendiri, yakni Couture dan Happa. Debut pagelaran busana perdana memamerkan kreasi-kreasinya yang berkelas, berlangsung pada tahun 2009. Bertajuk "EarthVOLUTION: A Nouvelle Couture Show 2009” pagelaran ini diadakan di Hotel Mulia Senayan.

Sejak saat itu, kiprahnya di dunia mode Tanah Air terus menanjak. Berbagai karya wanita kelahiran Palembang, 22 Februari 1980 ini juga kerap mengisi sederet acara bergengsi, sebut saja Java Jazz tahun 2013, dan yang terbaru adalah karyanya dalam pameran foto ‘Alkisah’ bersama Rio Motret dan beberapa selebriti tanah air beberapa waktu lalu.

Pameran foto ‘Alkisah’ mengambil tema Legenda Rakyat Indonesia. Mel kebagian merancang busana untuk cerita ‘Ande-Ande Lumut’. “Aku sebetulnya kesulitan, dari awal aku gak tahu medan fotonya kaya apa, nanti akan difoto seperti apa. Rio kasih aku 2 cerita, tapi aku nggak sanggup karena waktunya mepet, akhirnya aku pilih Ande-Ande Lumut,” papar perempuan bertubuh sintal ini saat ditemui di Grand Indonesia beberapa waktu lalu.

Untuk ‘Ande-ande Lumut’ yang diperankan Glen Alinskie Mel menggunakan busana rancangannya yang lama, sementara untuk Klething Kuning, yang diperankan Chelsea Olivia, Mel membuatnya dalam waktu satu minggu.

Dalam pengerjaannya, Mel melakukan riset dan pendalaman karakter untuk tokoh Klething Kuning. Ia harus memasukkan unsur kepiting dan rajawali yang berkaitan dengan cerita Ande-ande Lumut. “Aku pakai tehnik printed di kain, supaya kekinian, lalu aku masukkan gambar kepiting dan rajawalinya di situ,” paparnya.

Setelah project ini, Mel semakin tertarik memasukkan unsur budaya dalam tiap karyanya. Memang tidak mudah karena ia harus belajar dan banyak mencari tahu tentang kebudayaan Indonesia yang sangat kaya ini. “Aku mau ingin selalu memasukkan cerita budaya Indonesia dalam tiap koleksiku, karena itu aku harus belajar, baca buku, cari referensi supaya lebih berani bawa unsur tersebut di koleksi-koleksiku,” katanya.

Usai projectnya bersama Rio, Mel juga menjadi satu-satunya desainer Indonesia yang diundang ke KL (Kuala Lumpur) Fashion Week yang berlangsung pada 12-16 Agustus 2015. Mel membawa 70 rancangan terbaru yang masuk dalam label ‘Happa’ miliknya. Acara fashion ini juga dihadiri perancang busana dari Filipina, Australia, Inggris, Singapura, Thailand, Jepang dan Korea.

Kesuksesannya di KL Fashion Week membuat Mel tertarik membuka butik di Malaysia dan Singapura. Pelan tapi pasti Mel terus berusaha melebarkan sayapnya. Pesannya untuk para desainer muda Indonesia, teruslah berkarya dan yang terpenting menjadi diri sendiri. “Aku bangga sekarang banyak desainer muda bermunculan, paling tidak aku merasa kontribusiku di dunia fashion cukup berpengaruh ke mereka,” katanya.

Natalia S
Foto: Rosiana

Mel Ahyar, Sisipkan Unsur Budaya Dalam Karya Mel Ahyar, Sisipkan Unsur Budaya Dalam Karya Mel Ahyar, Sisipkan Unsur Budaya Dalam Karya PROFIL

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 19-09-15

    Merti Bakpia 2015 Me

    Grebeg Bakpia ini diawali dengan kirab gunungan bakpia lanang (lelaki) dan gunung bakpia wedok (perempuan). Keseluruhan kue bakpia yang digunakan... more »
  • 19-09-15

    Konser Reog N Roll B

    Konser musik dianggap paling efektif untuk menyampaikan pesan sosial kepada masyarakat. Atas dasar itulah Kementerian Pariwisata menggandeng grup... more »
  • 19-09-15

    Nasi Goreng Mafia, S

    Ada beragam menu yang disajikan. Semua dengan nama berbau mafia. Nama-nama sangar ini sekaligus mencitrakan kesan menyengat, pedas, atau panas yang... more »
  • 19-09-15

    Naga Dina Senin Pon

    Pada bulan Besar ini ‘naga tahun’ dan ‘naga jatingarang’ menyatu di utara. Sedangkan tempat ‘naga dina’ berubah-ubah sesuai dengan hari dan pasaran.... more »
  • 18-09-15

    Liputan Majalah Kaja

    Gedung Kesenian Sobokarti dibangun oleh Belanda pada tahun 1930 yang aslinya bernama Volkstheater Sobokarti yang berarti tempat berkarya. Gedung ini... more »
  • 18-09-15

    Terima Kasih Bu Susi

    Acara penutupan pameran ini terasa istimewa karena tidak saja dilakukan oleh menteri, namun juga karena diiringi acara yang relatif lebih banyak dari... more »
  • 18-09-15

    Yogyakarta Night at

    Komunitas anak-anak muda ini telah menunjukkan aksi konkret dalam upaya memperkenalkan dan mencintai museum kepada publik. Dengan acara yang... more »
  • 17-09-15

    Arwinto Bersorban Aw

    Dalam antologi ini terdapat 101 puisi, yang dibagi dalam dua bab. Pada bagian pertama diberi judul “Pulang Ke Tubuh Sendiri” dan bagian kedua... more »
  • 17-09-15

    Jembatan Nambangan-N

    Hal yang menarik dari Jembatan Nambangan-Nangsri ini adalah pintu plat baja yang cukup besar. Pintu ini ditempatkan di ujung jembatan di wilayah... more »
  • 17-09-15

    Kegelisahan Rence Al

    Dampak sosial orkes ini juga nyata dirasakan. Dua kampung bertetangga yang sebelumnya bertikai akhirnya malah kini berdamai karena keduanya terlibat... more »