Aming Aminoedhin Penyair Juga Penggurit

05 Sep 2015

Di Surabaya, Aming dikenal sebagai penyair, yang menulis puisi dalam dua bahasa, Indonesia dan Jawa. Jadi, selain dikenal sebagai penyair, Aming juga dikenal sebagai penggurit.

Dikenal dengan nama Aming Aminoedhin, tapi nama sebenarnya Mohammad Amir Tohar, lahir di Ngawi 22 Desember 1957. Di Surabaya, Aming dikenal sebagai penyair, yang menulis puisi dalam dua bahasa, Indonesia dan Jawa. Jadi, selain dikenal sebagai penyair, Aming juga dikenal sebagai penggurit. Makanya dia menjabat sebagai sekjen PPSJS (Paguyuban Pengarang Sastra Jawa Surabaya).

Selain itu Aming masih menjabat pada Biro Sastra Dewan Kesenian Surabaya. Ketua HP3N (Himpunan Pengarang, penulis dan Penyair Nusantara) Jawa Timur, Koordinator Fass (Forum Apresiasi Sastra Surabaya), Sekjen PPSJS (Paguyuban Pengarang Sastra Jawa Surabaya) dan beberapa komunitas sastra lainnya.

Aming, demikian pangggilannya, alumnus Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (1987), pernah meraih predikat aktor terbaik dalam Festival Drama se-Jawa Timur tahun 1983. Selain aktif menulis sastra terus, ia juga aktif di dunia teater.

“Saya malah pernah dijuluki atau diberi predikat sebagai presiden penyair Jawa Timur oleh Dr. (alm) Saripan Sadu Hutomo,” kata Aming Aminoedhin.

Sebagai penyair Aming telah membacakan puisi-puisi karyanya di beberapa kota, dan tidak ketinggalan sudah dua kali dia membaca puisi di Tembi Rumah Budaya. Pada kali yang kedua Aming bersama teman-temannya menyajikan ludrukan puisi di Amphytheater Tembi Rumah Budaya.

Pada Sastra Bulan Purnama edisi ke-46, pada 31 Juli 2015 yang menampilkan para penggurit dari Surabaya dan Yogyakarta, Aming Aminoedhin bersama dengan penggurit dari Surabaya mengolah pertunjukan geguritan menjadi sebuah ludrukan khas Jawa Timuran. Memang tidak menyajikan kisah ludruk, tetapi pola ludrukan diadopsi menjadi pertunjukan puisi.

“Saya bersama dengan teman-teman penggurit dari Surabaya, sebenarnya spontan melakukan pertujukan gegurian, yang kemudian disebut sebagai ludrukan itu. Apalagi di Tembi ada kendhang, sehingga dengan alat musik tradisional Jawa tersebut pertunjukan dari penggurit Surabaya tampil secara lain,” ujar Aming Aminoedhin.

Selain menulis geguritan dan puisi, Aming tidak lelah melakukan aktivitas di wilayah sastra. Sebagian hidupnya, malah mungkin seluruhnya, didedikasikan untuk perkembangan sastra, khususnya di Surabaya dan Jawa Timur. Rasanya, bagi Aming sastra tak lagi bisa dipisahkan dari hidupnya.

Pada antologi puisi yang mengambil tema saksi korban, dan diterbitkan oleh Tembi Rumah Budaya bekerjasama dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, puisi karya Aming Aminoedhin masuk dalam antologi tersebut dan akan dilaunching bulan Septermber 2015 pada Sastra Bulan Purnama edisi ke-48. Ketika diberi tahu akan hal ini, Aming mengatakan: “Wah, ke Tembi lagi baca puisi saya.” Ia pun memberi informasi bahwa antologi puisi dari penyair Surabaya sudah mulai cetak.

“Kapan bisa dibacakan lagi di Sastra Bulan Purnama?” tanya Aming sambil tertawa.

Ons Untoro

PROFIL

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 10-09-15

    Denny Wirawan Mengan

    Denny Wirawan dipilih karena konsistensinya dalam mengembangkan kekayaan budaya dengan wujud kekinian tanpa menghilangkan karakter sang perancang itu... more »
  • 10-09-15

    Pameran Bukan Foto B

    Pameran bertajuk ‘Sehat Walafiat’ ini memang terkesan bukan pameran foto biasa. Butuh pemahaman lebih dan pemicu rasa lebih untuk menikmati foto-foto... more »
  • 10-09-15

    Sensasi Pitik Bumbu

    Tekstur daging ayam kampung yang cenderung liat namun minim lemak dan telah diresapi bumbu rempah hasil olahan chef berpengalaman di WD Pulo Segaran... more »
  • 09-09-15

    STAT Kembali Pentas

    Sanggar Tari Anak Tembi (STAT) kembali ikut memeriahkan perhelatan kesenian di Yogya. Kali ini STAT tampil di panggung Festival Kesenian Yogyakarta (... more »
  • 09-09-15

    Geguritan Tak Berhen

    Beberapa penyair sekaligus penggurit tampil membacakan geguritan karya Bambang Nugroho. Selain itu ada aktor teater Gandrik, Jujuk Prabowo ikut... more »
  • 09-09-15

    Indonesian Voice, Pe

    Fortunata Tyasrinestu menyatakan bahwa sekolah adalah Indonesia mini dimana perbedaan di dalamnya adalah keniscayaan yang patut disyukuri. Paduan... more »
  • 08-09-15

    Pameran Foto Nusa Ba

    Berkabar melalui foto, itulah barangkali yang dilakukan para jurnalis foto kelompok Pewarta Foto Indonesia (PFI), dalam pameran foto bertajuk Nusa... more »
  • 08-09-15

    Upaya Menjaga Ingata

    Kini sudah 19 tahun kematian Fuad Muhammad Syafrudin atau Udin, wartawan harian Bernas Yogyakarta, yang tewas dibunuh pada tahun 1996, namun proses... more »
  • 07-09-15

    Rekaman Kala Pelaut

    Dari pameran bertema “Black Armada Australia dan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia 1945—1949”, bertempat di Benteng Vredeburg Yogyakarta, itu dapat... more »
  • 07-09-15

    Mengusahakan Tentera

    Dalam arti luas merti dusun dimaknai sebagai upacara syukur atas berkah keselamatan, kesejahteraan, dan ketenteraman yang telah dan akan selalu... more »