Pengin Jadi Dalang Wayang Kulit Purwa? Sinau Dulu di Habiranda

21 Feb 2014 Habiranda yang didirikan pada 27 Juli 1925 oleh Hamengkubuwono VIII, membuka kesempatan kepada siapa pun yang berminat menjadi calon dalang wayang kulit purwa gagrak Ngayogyakarta.

Pendadaran atau ujian akhir sekolah dalang Habiranda, Keraton Yogyakarta, foto: Herjaka HS
Salah satu dari tiga siswa Habiranda yang sedang menjalani pendadaran

Dalang wayang kulit purwa adalah salah satu profesi yang selain membutuhkan pengetahuan umum yang luas, juga memerlukan penguasaan berbagai cabang seni, diantaranya adalah seni drama, seni sastra, seni rupa, seni suara, seni musik. Maka tidaklah heran jika dari 23 siswa pedalangan Habiranda yang masuk, setelah 3 tahun menjalani pendidikan, hanya tinggal 3 siswa yang berhasil mencapai tahap akhir serta menjalani ujian.

Ketiga siswa yang dimaksud adalah: Anjar Murdaya dari Banyumas; Widi Triyanto dari Sanden, Bantul; dan Wiyarno dari Panggang Gunung Kidul. Mereka bertiga dalam tiga malam berurutan, berhasil menjalani ujian pentas wayang kulit purwa dengan durasi waktu masing-masing 3 jam di Pracimasono, lingkungan kraton Yogyakarta, pada akhir Januari 2014.

Di dalam ujian pentas tersebut para siswa diwajibkan membawakan lakon Aji Narantaka dengan sanggit lakon, urutan pengadegan dan naskah sesuai dengan materi yang diajarkan, serta membayar administrasi Rp 300.000.

Menurut Widi Triyanto, ada perasaan tegang, degdegan dan takut ketika harus tampil mendalang di depan para penguji yang sekaligus ‘nyambi’ jadi pengiring.

Namun setelah ujian pentas selesai, senang rasanya dan lega. Inilah pendadaran terakhir di kelas Madya, yang jika lulus akan mendapat tanda kelulusan berupa “Partisara.” Bagi siswa kelas 3 atau kelas Madya yang belum siap maju ujian, dapat menunda ujiannya dan terus belajar di Habiranda dengan membayar SPP setiap bulannya sebesar Rp 50 ribu.

Dengan persyaratan lunak dan biaya ringan, Habiranda yang didirikan pada 27 Juli 1925 oleh Hamengkubuwono VIII, membuka kesempatan kepada siapa pun yang berminat menjadi calon dalang wayang kulit purwa gagrak Ngayogyakarta.

Pendadaran atau ujian akhir sekolah dalang Habiranda, Keraton Yogyakarta, foto: Herjaka HS
Para penguji siswa yang menjalani pendadaran bergabung dalam pengiring

Berapa jumlah siswa Habiranda yang telah lulus sejak pendidikan calon dalang ini didirikan 89 tahun lalu? Kanjeng Raden Tumenggung Probo Prayitnya sebagai ‘kepala sekolah’ mengatakan jika dirata-rata setiap tahun meluluskan 3 calon dalang, paling tidak tahun ini telah meluluskan 267 calon dalang.

Sesuai dengan namanya, Habiranda akronim dari Hanganggit Biwara Rancangan, artinya bahwa lulusan Habiranda masih dirancang menjadi calon dalang, belum sebagai dalang. Untuk menuju pada profesi dalang, perlu pematangan baik ilmu maupun teknik yang telah didapat di Habiranda. Proses pematangan itulah yang kemudian melibatkan masyarakat pendukung pakeliran wayang kulit purwa.

Oleh karenanya, ujian pentas di paguron Habiranda bukanlah merupakan akhir dari pendidikan rancangan calon dalang, namun merupakan awal dari sebuah perjuangan untuk menjadi dalang yang diakui eksistensinya oleh masyarakat. Dan hal itu tidak mudah. Selain profesi dalang membutuhkan kemampuan multi talenta, lulusan Habiranda diharapkan dapat menjadi penopang, dimana pakeliran wayang kulit mampu bertahan hidup dan digemari oleh masyarakat pendukungnya di tengah terpaan budayaasing yang semakin deras.

Habiranda yang berada di bawah reh kawedanan ageng Kridamardawa beserta staf dan pengajar yang diantaranya terdiri dari : KRT Cermo Probo Prayitna, Cermo Suryono, Rio Cermo Kandhawijaya, Penewu Cermo Sutedjo, Bekel Cermo Kartika, Lurah Dwijo Warsita, telah memberikan yang terbaik dari ilmunya untuk merancang calon dalang berkualitas. Tinggal bagaimana ‘cak-cakane’ para siswa, setelah menjalani pendadaran dalam mengembangkan modal pakeliran yang sudah didapat.

Pada tahun ajaran 2014 Habiranda membuka penerimaan siswa baru sampai dengan 28 Februari 2014. Bagi yang berminat dapat langsung mendaftarkan diri di sekretariat yang berkantor di Jalan Rotowijayan no 1, Pracimasono, sebelah barat pagelaran Keraton Ngayogyakarta, setiap senin sampai Jumat pukul 07.00 hingga 22.00

Pendadaran atau ujian akhir sekolah dalang Habiranda, Keraton Yogyakarta, foto: Herjaka HS
Suasana pendadaran

Naskah dan foto:Herjaka HS

Berita BUDAYA

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 31-08-16

    Rujukan untuk Mengen

    Judul            : Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia Penulis        ... more »
  • 30-08-16

    “Paket Kemerdekaan”

    Agustus tiba, Agustus pergi. Layaknya pengulangan yang tak akan berhenti, Agustus di Indonesia adalah perayaan yang memiliki “paketnya” sendiri.... more »
  • 30-08-16

    Wilayah Praja Mangku

    Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, tidak hanya terkenal setelah dibangunnya Kompleks Pemakaman Keluarga Suharto, Presiden RI ke-2... more »
  • 29-08-16

    Monolog dan Gerak Pu

    Dua puisi karya Resmiyati, yang dimuat dalam antologi puisi ‘Membelah Bulan’, masing-masing berjudul ‘Katresnan’ dan ‘Sephia 2’ diolah dalam bentuk... more »
  • 29-08-16

    Buku Pelajaran Sejar

    Judul            : Leerboek der Geschiedenis van Nederlandsch Oost-Indie Penulis  ... more »
  • 29-08-16

    Kawasan Panggung Kra

    Panggung Krapyak adalah salah satu bangunan cagar budaya yang berlokasi di Dusun Krapyak, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul... more »
  • 27-08-16

    Bayi Kelahiran Mangs

    Pranatamangsa: memasuki Mangsa Surya III Mangsa Katelu, 25 Agustus sampai dengan 17 September 2016, umur 24 hari. Candrane: Suta Manut ing Bapa,... more »
  • 27-08-16

    Topeng, Tradisi yang

    Topeng, merupakan salah satu koleksi di Museum Tembi Rumah Budaya Yogyakarta. Ada sekitar 15 topeng kuno yang dikumpulkan oleh Bapak Drs P Swantoro,... more »
  • 27-08-16

    Pameran Kriya Besar

    Tanggal 22-28 Agustus 2016 secara khusus Jogja Gallery, di Jl Pekapalan 1, Alun-alun Utara Yogyakarta  menyelenggarakan pameran besar kriya... more »
  • 26-08-16

    Teater Gandrik Penta

    Lakon “Orde Tabung” karya Heru Kesawa Murti akan dipentaskan Teater Gandrik dalam bentuk dramatic reading di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (... more »