Kisah Affandi dari Pak Djon

24 Mar 2014 Kisah mengenai Affandi yang dituturkan oleh Pak Djon, ditulis menjadi buku oleh dua perupa, Hendro Wiyanto dan Hari Budiono, dengan judul “Dia Datang, Dia Lapar, Dia Pergi: Kenangan Pak Djon Sopir dan Asisten Pribadi”. Affandi pernah menyatakan dirinya dan Pak Djon seperti pasangan Kresna dan Arjuna.

(Buku berjudul ‘Dia Datang, Dia Lapar, Dia Pergi’ yang berkisah mengenai Affandi dilaunching di Sangkring, Foto: Jogjanews
Buku tentang Affandi, 
“Dia Datang, Dia Lapar, Dia Pergi”, 
Foto: Jogjanews

Nama besar Affandi tidak bisa dipisahkan dari Pak Djon. Sejak tahun 1961, Pak Djon selalu menemani Affandi dengan setia, sampai akhir hayatnya. Siapa itu Pak Djon? Dia adalah sopir sekaligus asisten pribadi Affandi. Setelah Affandi tiada, pak Djon, yang bernama lengkap Suhardjono, lahir 8 Maret 1934, menjadi rujukan mengenai Affandi.

Kisah mengenai Affandi yang dituturkan oleh Pak Djon, ditulis menjadi buku oleh dua perupa, Hendro Wiyanto dan Hari Budiono, dengan judul “Dia Datang, Dia Lapar, Dia Pergi: Kenangan Pak Djon Sopir dan Asisten Pribadi”. Buku tersebut, Sabtu malam, 15 Maret 2014 di-launching di Sangkring, Jl. Nitiprayan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.

Launching buku kisah mengenai Affandi ini tidak dalam bentuk diskusi, tetapi dikemas dalam bentuk pesta, yang dilengkapi dengan round table dan ada life musik. Jadi, suasana pesta lebih kental ketimbangan nuansa kultural-intelektual. Sindhunata, budayawan, yang menjadi pemuncak acara memberi komentar mengenai buku tersebut tak lebih dari setengah jam.

Launching buku kisah mengenai Affandi ini tidak dalam bentuk diskusi, tetapi dikemas dalam bentuk pesta, yang dilengkapi dengan round table dan ada life musik. Jadi, suasana pesta lebih kental ketimbangan nuansa kultural-intelektual. Sindhunata, budayawan, yang menjadi pemuncak acara memberi komentar mengenai buku tersebut tak lebih dari setengah jam.

Bagi Sindhunata, Affandi adalah seorang seniman seperti yang ia sebutkan, kalau dia sudah ‘lapar’ melukis, di manapun Affandi akan melakukannya, apalagi saat dalam momentum peristiwa, naluri senimannya akan segera meresponnya.

“Saya merasakan betul totalitas Affandi dalam menggeluti prosesnya sebagai seorang pelukis. Di manapun dan kapanpun dalam perjalanan ketika sedang naik mobil bersama sopirnya, Pak Djon, Affandi meminta berhenti lalu melukis,” kata Sindhunata.

Hari Budiono dan Hendro Wiyanto, penulis buku ini, mengatakan, siapa yang mengenal Affandi dengan dekat, pasti mengenal Pak Djon. Karena dalam kehidiupan keseharian, Affandi dan Pak Djon selalu bersama.

Hari Budiono mengungkapkan bahwa Affandi pernah menyatakan dirinya dan Pak Djon seperti pasangan Kresna dan Arjuna.

Pak Djon, yang kini usianya 80 tahun, selama ‘menemani’ Affandi, selalu setia dan mengerti apa kebutuhan Affandi. Pada saat Affandi ingin melukis, yang disebutnya sebagai ‘kebelet’ bertarung dengan emosinya sendiri untuk segera melukis, Pak Djon dengan sangat cepat menyediakan apa yang dibutuhkan Affandi, sehingga hasratnya untuk melukis selalu menemukan orgasme.

Ketika diminta untuk sedikit menceritakan perihal Affandi, Pak Djon mengatakan, bahwa Affandi merasa dirinya hanyalah seorang tukang gambar, alih-alih pelukis, apalagi seniman.

“Djon, aku kuwi mung tukang gambar to, dudu seniman (Djon, saya sebenarnya hanya seorang tukang gambar, bukan seniman),” kata Pak Djon menirukan perkataan Affandi.

Pak Djon mengenali betul proses kreatif Affandi. Dia bisa bercerita mengenai lukisan yang dibuat Affandi seperti, misalnya, lukisan ‘adu jago’ yang sangat dikenal luas. Affandi, demikian Pak Djon menyampaikan, memang sungguh total ketika melukis. Seluruh tubuhnya sampai berkeringat, dan hasil lukisannya bagi dia adalah anaknya. Maka, lukisan karya Affandi seperti ‘memiliki jiwa’.

Ons Untoro

Berita BUDAYA

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 23-01-16

    Penuntun Manusia Men

    Judul    : Weddha Brata (Panuntun. Jilid II) Penulis    : Mas Sajimin Prawiraatmaja Penerbit    : TB... more »
  • 23-01-16

    Selasa Kliwon Hari B

    Perhitungan ini berdasarkan perhitungan primbon Panca Suda. Panca = lima, suda = dikurangi. Lima dikurangi satu sama dengan empat. Ada empat... more »
  • 23-01-16

    Jose Rizal Manua, Pe

    Jose panggilannya, dari nama lengkap Jose Rizal Manua, adalah nama yang cukup dikenal di kalangan teater dan sastra. Selain karena aktif di teater... more »
  • 22-01-16

    Gunungan Sebagai Pe

    Dinamakan gunungan karena bentuknya menggambarkan gunung. Gunungan disebut juga kayon, artinya pohon. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar... more »
  • 22-01-16

    Awalnya besi yang di

    Supriyadi yang rambutnya memutih, terus mengayunkan palu, memukul besi membara yang dicapit kuat. Percikan api melesat kesana kemari. Adu palu (... more »
  • 21-01-16

    SMAN 1 Sleman Singga

    Setelah rombongan SMA 1 Mejobo Kudus meninggalkan Tembi, Selasa, 12 Januari 2016, rombongan SMAN 1 Sleman yang berjumlah sekitar 190 siswa dan... more »
  • 21-01-16

    Berbagi Ilmu Tata Pa

    Masih ingat kesuksesan pementasan kolosal yang mengangkat kebudayaan Indonesia, “Matah Ati” yang kemudian dipentaskan di Singapura dan Kuala... more »
  • 20-01-16

    Potret Keindahan Ind

    Mencintai Tanah Air yang diperlukan bukan slogan dan celotehan tapi bagaimana mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat, begitu kira-kira hal... more »
  • 19-01-16

    Konser Perkusi, Aksi

    Suguhan aksi Kelompok Studi Perkusi (Kesper) berhasil menyita perhatian para penonton. Dengan menampilkan suguhan yang atraktif membuat  ... more »
  • 19-01-16

    Sistem Religi Bonoke

    Judul   : Sistem Religi Komunitas Adat Bonokeling, di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas Penulis   : Bambang... more »