Gladhen Tembang Macapat (21) Dhandhanggula Sriyatnasih

Author:editorTembi / Date:23-10-2014 / Tembang Dhandhanggula mempunyai watak indah dan luwes, dapat untuk mengekspresikan sastra tembang dengan berbagai tema dan suasana. Untuk materi yang dipakai gladhen kali ini adalah tembang Dhandhanggula dengan jenis lagu Sriyatnasih.

Tembang Dhandhanggula adalah jenis tembang macapat yang mempunyai gatra atau baris paling banyak yaitu 10. Setiap baris mempunyai jumlah suku kata (guru wilangan) dan akhiran (guru lagu) yang berbeda, dengan perincian sebagai berikut:

Tembang Dhandhanggula:

Gatra pertama = 10 suku kata dengan akhiran i (wulu) 
Gatra kedua = 10 suku kata dengan akhiran a (nglegena) 
Gatra ketiga = 8 suku kata dengan akhiran e (taling) 
Gatra keempat = 7 suku kata dengan akhiran u (suku) 
Gatra kelima = 9 suku kata dengan akhiran i (wulu) 
Gatra ke enam = 7 suku kata dengan akhiran a (nglegena) 
Gatra ke tujuh = 6 suku kata dengan akhiran u (suku) 
Gatra ke delapan = 8 suku kata dengan akhiran a (nglegena) 
Gatra kesembilan = 12 suku kata dengan akhiran i (wulu) 
Gatra ke sepuluh = 7 suku kata dengan akhiran a (nglegena)

Tembang Dhandhanggula mempunyai watak indah dan luwes, dapat untuk mengekspresikan sastra tembang dengan berbagai tema dan suasana.

Untuk materi yang dipakai gladhen kali ini adalah tembang Dhandhanggula dengan jenis lagu Sriyatnasih. Tembang ini selesai direka oleh Ki Wandiyo dari Puluhan Srandakan Bantul pada 29 September 2014, dan sudah disosialisasikan pada acara Macapatan Malem Rebo Pon putaran 131, di pendapa Tembi Rumah Budaya pada 30 September 2014, seperti ditulis berikut ini:

Keterangan: notasi tembang yang ditulis di atas memakai nada gamelan Jawa (nada pentatonik). Biasanya instrument gamelan yang untuk ninthing atau membidik nada adalah Gender Barung.
Jika tidak ada gamelan, dapat menggunakan gitar atau piano (nada diatonik) dengan padanan nada sebagai berikut:

Pentatonik                       Diatonik 
Gamelan Pelog barang     Piano/Gitar 
1 (ji)                                   = 6 (la) 
2 (ro)                                  = 7 (si) 
3 (lu)                                  = 1 (do) 
4 (pat)                                = 2 (re) 
5 (ma)                                = 3 (mi) 
6 (nem)                              = 4 (fa) 
7 (pi)                                 = 5 (sol)

Herjaka HS

Pasinaon Tembang Macapat

Latest News

  • 24-10-14

    Orang Rabu Legi Bany

    Hari kelahiran Rabu, diangkakan = 7 ditambah pasaran kelahiran Legi, diangkakan = 5. Jumlah weton 7 + 5 = 12. Watak: tidak bisa menerima keadaan atau... more »
  • 24-10-14

    Lomba Alih Aksara Ja

    Aksara Jawa di masa sekarang sudah tidak dipakai untuk kegiatan tulis-menulis sehari-hari. Namun demikian, bukan berarti aksara Jawa sudah tidak... more »
  • 24-10-14

    Angger Sukisno, Toko

    Angger adalah tokoh ketoprak, guru MC Jawa, penyiar televisi, sutradara, penulis naskah, dan guru macapat. Dapat dikatakan bahwa namanya sudah... more »
  • 23-10-14

    Gladhen Tembang Maca

    Tembang Dhandhanggula mempunyai watak indah dan luwes, dapat untuk mengekspresikan sastra tembang dengan berbagai tema dan suasana. Untuk materi yang... more »
  • 23-10-14

    Waosan Cerkak, Seni

    Pembacaan cerkak diawali dengan tarian Suryasasi yang mengesankan dunia kejawaan dalam baluran dunia mistis (jagat lelembut). Tarian dibawakan oleh... more »
  • 22-10-14

    Drama Musikal Intera

    Drama ini menceritakan tentang sebuah keluarga kecil yang berkeliling melakukan perjalanan menjelajah Indonesia untuk mencari anggota keluarga mereka... more »
  • 22-10-14

    Koleksi Mainan Anak

    Museum ini memang ditujukan kepada anak-anak supaya mereka bisa mengenal aneka mainan anak-anak dari zaman dulu hingga sekarang yang berasal dari... more »
  • 22-10-14

    Kisah Intel Jepang y

    Yoshizumi adalah pejabat intelijen Angkatan Laut Jepang (Kaigun Bukanfu) pimpinan Laksamana Tadashi Maeda, yang bersimpati pada perjuangan Indonesia... more »
  • 21-10-14

    SLB Panti Asih Pakem

    Kunjungan dari orang-orang berkebutuhan khusus memang belum banyak terjadi di Tembi. Bagaimana pun mereka punya hak yang sama dengan orang-orang... more »
  • 21-10-14

    Kosmologi Jawa: Tahu

    Keadaan pada windu Sangara ini ditandai dengan istilah larang pangan atau bahan pangan mahal. Secara ekonomis bisa diartikan barang tersedia dalam... more »