Kyai Sandi Cikal Bakal Kecamatan Sanden

Author:editorTembi / Date:21-04-2015 / Kyai Sandi merupakan keturunan dari Kyai Lemah Telasih yang bermukim di Panggang, Gunung Kidul. Tidak jelas, siapa sesungguhnya Kyai Lemah Telasih tersebut. Namun ada dugaan yang menyatakan bahwa dia adalah salah satu keturunan Prabu Brawijaya.

Makam Kyai Sandi berada di bawah pohon kapuk yang tinggi dalam kompleks makam ini, difoto: 12 Maret 2015, foto: a.sartono
Makam Kyai Sandi berada di bawah pohon kapuk yang tinggi dalam 
kompleks makam ini. Dan Sukir Santoso, keturunan Kyai Sandi

 

Nama Dusun Sanden di Kelurahan Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, konon berasal dari nama Kyai Sandi.

Sukir Santoso (65) yang merupakan salah keturunan dari Kyai Sandi, menyatakan bahwa Kyai Sandi merupakan keturunan dari Kyai Lemah Telasih yang bermukim di Panggang, Gunung Kidul. Tidak jelas, siapa sesungguhnya Kyai Lemah Telasih tersebut. Namun ada dugaan yang menyatakan bahwa dia adalah salah satu keturunan Prabu Brawijaya.

Suatu ketika Kyai Lemah Telasih meminta kepada Kyai Sandi dan istrinya agar meninggalkan bumi Lemah Telasih di Panggang untuk mencari atau membuka pemukiman baru yang dapat memberikan kesejahteraan bagi hidupnya dan keturunannya kelak. Kyai Sandi dan istrinya setuju.

Kyai Sandi kemudian melepaskan anak panah. Anak panah jatuh di dekat Parangtritis. Tempat jatuhnya anak panah tersebut kemudian dinamakan Dusun Soge Sanden. Di situlah Kyai Sandi mula-mula bermukim. Ternyata Soge Sanden sering dilanda banjir. Untuk itu Kyai Sandi dan istrinya berpindah pemukiman ke sisi selatan Dusun Mangir. Tempat itulah yang kemudian dinamakan Dusun Sanden.

Versi lain menyebutkan bahwa pasca Geger Kartasura (Geger Pecinan) ada tiga orang yang berkelana. Tiga orang tersebut bernama Kyai Cobau, Kyai Pucang, dan Kyai Codrono (Secodrono). Dua orang pertama (Kyai Cobau dan Kyai Pucang) ini mencari ayahnya yang pergi dari Kartasura. Sedangkan Kyai Codrono merupakan abdi (pamomong) dari keduanya. Mereka mencari orang tuanya yang pergi dari Kartasura dengan cara menyamar. Oleh karena itu orang tua mereka itu kemudian dikenal dengan nama Kyai Sandi. Artinya, nama sesungguhnya dari tokoh ini sejak kepergiannya memang di-sandi-kan (disamarkan).

Berawal dari kisah itulah maka dusun tempat Kyai Sandi tinggal dan meninggal kemudian dinamakan Dusun Sanden. Dalam perkembangannya nama Sanden tidak saja digunakan untuk nama dusun, namun juga nama nama kecamatan di wilayah Kabupaten Bantul.

Detail nisan makam Kyai Sandi di Sanden, Bantul, difoto: 12 Maret 2015, foto: a.sartono
Detail nisan makam Kyai Sandi di Sanden, Bantul

Makam Kyai Sandi berada di Dusun Sanden Wetan, Kelurahan Murtigading, Kecamatan Sanden. Lokasi makam ini berada di sisi timur-utara dari Pasar Sorobayan, tak jauh dari Kantor Kecamatan Sanden.

Nisan makam Kyai Sandi bisa dikatakan sangat sederhana. Tubuh nisan hanya berupa gundukan tanah. Dua buah jirat yang diletakkan di kepala nisan dan kaki nisan juga kelihatan sederhana karena hanya terbuat dari lempengan batu putih yang dibuat berundak yang semakin ke atas semakin meruncing. Selain itu, makam Kyai Sandi juga banyak ditumbuhi rerumputan. Nisan makam Kyai Sandi ini pada saat sekarang berada di bawah naungan pohon kapuk yang cukup besar. Tidak ada cungkup atau rumah nisan untuk makamnya.

Panjang nisan makam Kyai Sandi sekitar 61 cm, lebar sekitar 50 cm, tinggi jirat sekitar 40 cm, dan ketebalan jirat 6 cm. Nisan Kyai Sandi diletakkan berderet dengan nisan-nisan lain dengan tipologi wujud fisik nisan yang relatif sama. Sumber setempat menyebutkan bahwa deretan nisan lain yang sejajar (satu deretan) dengan nisannya adalah nisan dari istrinya dan keturunannya. 
 

Naskah dan foto: A. Sartono

Ensiklopedi Situs

Latest News

  • 22-04-15

    Lisa Depe Sadar Suka

    Depe pernah menjadi 12 finalis Indonesian Idol session 3. Ia juga pernah menjadi penyanyi drama musikal Laskar Pelangi yang diproduksi oleh Miles... more »
  • 22-04-15

    Buku Karya Soemitro

    Ini buku karya seorang pemuda - yang ketika menulis buku ini berumur sekitar 25 tahun - yang kelak menjadi salah satu arsitek pembangunan Indonesia,... more »
  • 22-04-15

    Panci, Alat Dapur da

    Salah satu alat dapur tradisional masyarakat Jawa yang terbuat dari logam adalah panci atau manci. Sudah lama panci dari logam (khususnya dari... more »
  • 21-04-15

    Narayana Kresna (9):

    Atas nasihat Kresna yang ditulis dalam kitab Bhagawatgita itu akhirnya Arjuna bangkit keberaniannya, dan sanggup tampil ke medan perang, melawan para... more »
  • 21-04-15

    “Kuldesak Tambora” M

    Letusan Gunung Tambora pada tahun 1815 dicatat sebagai salah satu peristiwa alam yang terhebat dalam sejarah dunia yang menyebabkan sekitar 91 ribu... more »
  • 21-04-15

    Kyai Sandi Cikal Bak

    Kyai Sandi merupakan keturunan dari Kyai Lemah Telasih yang bermukim di Panggang, Gunung Kidul. Tidak jelas, siapa sesungguhnya Kyai Lemah Telasih... more »
  • 20-04-15

    Kereta Kanjeng Kyai

    Kereta ini dinamakan Kanjeng Kyai Garudhayeksa karena memiliki hiasan atau ornamen di beberapa bagiannya (terutama sudut atap) yang menyerupai garuda... more »
  • 20-04-15

    Denmas Bekel 20 Apri

    more »
  • 20-04-15

    Judika Spesialis La

    Judika tampil dalam konser bertajuk ‘Love Of My Life’ di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Konser yang membawakan lagu-lagu milik band rock asal... more »
  • 18-04-15

    Anak Yang Lahir Tang

    Di dalam kalender Jawa, selain hari serta pasaran, setiap tanggal mempunyai watak sendiri-sendiri. Tanggal 6 bulan Rejeb adalah ‘dina kebo’ baik... more »