Merem Melek Menikmati Mie Yamin Bandung di Yogyakarta

03 Feb 2016 Jika Anda belanja di Pasar Pathuk, Yogyakarta, pada pagi hari, jangan lupa untuk memanjakan lidah di warung mie di sisi selatan pasar. Warung bernama Mi Ayam Bandung Asli 59 ini  terletak di Jalan Beskalan No. 35 Pasar Pathuk, di sebelah barat pusat perbelajaan Ramai. Warung ini sudah siap melayani pembeli sejak pukul 05.45.  Biasanya tampak ramai pengunjung, sehingga tak heran kalau pukul 11.000 sudah tutup.    Jika Anda penggemar pedas, wajib mencoba menu andalannya, mie merem melek. Pedasnya memang menyengat sekaligus membuat ketagihan. Menu yang satu ini menjadi favorit pengunjung. “Mie ini terdiri dari 90% cabe rawit dan 10% cabe keriting,” kata Dana Djumhana (55 tahun), pemilik warung.   Mie merem melek adalah mie ayam, yang sejatinya adalah mie yamin yang khas Bandung. Ada dua pilihan rasa, mie ayam manis dan mie ayam asin. Mie ayam manis dibubuhi kecap manis, sedangkan mie ayam asin dibubuhi kecap asin. Rasa mienya sungguh lezat, dengan kaldu ayam yang kental, dan rasa sambal yang khas memikat. Rasa oriental Cinanya memang menonjol.  Meskipun demikian, Dana menjamin masakannya halal. Agaknya ini faktor daya tarik lainnya.   Pengunjung warung ini dijamin betah. Sikap Dana selalu ramah dan hangat menyapa pembeli. Sambil menunggu, pembeli disuguhi satu toples kecil kerupuk. Maka pembeli pun bisa mengobrol sambil ‘berkriuk-kriuk’ sampai pesanan datang, yang sebetulnya tergolong cepat.    Selain mie ayam, tersedia juga menu lain seperti bubur ayam seharga Rp 13.000, siomay kukus/goreng (Rp 5.000), batagor (Rp 5.000), mie kocok (Rp 15.000), lomie kangkung (Rp 15.000), bihun kuah (Rp 15.000), dan bakso campur (Rp 15.000). Mie ayamnya sendiri dibandrol Rp 15.000.    Lomie kangkungnya juga terhitung andalan. Disajikan dengan banyak sayuran dan ditambah jamur. Kuahnya agak kental, dan rasanya agak manis. Cara memasaknya, menurut Dana, agak berbeda dengan warung-warung lain dimana lomie dimasak di wajan bersama bumbu. Di tangan Dana, bumbunya sudah siap di panci besar, yang kemudian dimasukkan ke dalam mangkok yang berisi lomie. Kalau bumbu ini habis, otomatis tak bisa memesan lomie. Begitulah, bumbu lomie sudah habis ketika Tembi datang sekitar pukul 09.30.    Pada hari-hari tertentu terdapat menu khusus. Hari Kamis sampai Minggu disediakan nasi tim, Selasa soto tauco, Rabu nasi bakmoy, dan Jumat nasi timbel. Hari Senin tak ada menu khusus karena warung ini libur.    Menu utama yang disajikan, menurut Dana, memang khas Bandung. Dana dan istrinya, Ida Herlina (46 tahun), memang berasal dari Bandung. Pada tahun 2004 mereka pindah ke Yogya. Berdasarkan pengalamannya, ia mengubah rasa untuk pembeli di Yogya, sedikit lebih manis dibandingkan menu yang disajikannya di Bandung. Dengan modifikasi rasa ini, pembelinya ternyata terus berdatangan. Dana mengungkapkan, dalam sehari warung ini rata-rata menghabiskan 6-7 kilogram mie.   Bukan sekadar modifikasi rasa tapi juga kualitas bahan. Mie yang dipakai warung Dana bukan berasal dari toko, tapi ada rekanannya yang membuatkan mie untuknya, yang lebih enak dan sehat. Sedangkan pangsitnya , yang berisi jamur kuping, ayam dan udang, dibikin oleh Dana dan Ida.    Warung yang berdiri sejak 2004 ini, sekarang mempunyai 4 karyawan. Setiap hari mereka membantu memasak sejak pukul 02.00 dini hari. Tidak sampai 12 jam kemudian, dagangan mereka habis. Pukul 11.00 warung ini tutup, sejalan dengan mulai sepinya Pasar Pathuk.   Naskah dan foto:Barata   Mie Ayam Bandung Asli, Pathuk, mie yamin Mie Ayam Bandung Asli, Pathuk, mie yamin Mie Ayam Bandung Asli, Pathuk, mie yamin Mie Ayam Bandung Asli, Pathuk, mie yamin KULINER

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 20-08-16

    Mangut Beyong di War

    Ada cukup banyak kuliner khas, unik, yang sesungguhnya berangkat dari menu-menu tradisional Jawa. Salah satunya adalah mangut ikan salem (sejenis... more »
  • 20-08-16

    Kisah Kemuliaan Hati

    Judul         : Sita. Sedjarah dan Pengorbanan serta Nilainja dalam Ramayana Penulis       : Imam Supardi... more »
  • 20-08-16

    Ada Tiga Hari Baik P

    Pranatamangsa: mulai 25 Agustus memasuki Mangsa Surya III Mangsa Katelu, usia 24 hari, sampai dengan 17 September 2016. Candrane: Suta Manut ing Bapa... more »
  • 20-08-16

    Macapatan di Museum

    Sri Sultan Hamengkubuwana II adalah salah satu raja di Yogyakarta yang disegani oleh Belanda di kala itu.  Ia mewarisi sikap ayahnya, yakni... more »
  • 19-08-16

    Hardi: Sang Presiden

    Sekitar pertengahan 2000-an, saya pernah melihat sebuah gambar yang terpampang di tangga rumah seorang sastrawan yang kebetulan saya kenal secara... more »
  • 19-08-16

    Wisuda MC Jawa Lanju

    Para wisudawan kursus Panatacara Pamedharsabda MC Basa Jawa di Tembi Rumah Budaya angkatan IX rupanya mempunyai pandangan yang hampir sama. Kesamaan... more »
  • 18-08-16

    Obituari Slamet Riya

    Mestinya, pada  Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang  digelar 18 Agustus 2016, pukul 19.30  di Tembi Rumah Budaya,  Slamet... more »
  • 18-08-16

    Peserta Badan Diklat

    Sebanyak 80 orang SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) baik provinsi, kabupaten, dan kota dari seluruh Indonesia yang berkunjung ke Tembi Rumah... more »
  • 16-08-16

    Karyawan Bir Bintang

    Menjelang maghrib hari Kamis 11 Agustus 2016, Tembi Rumah Budaya dikunjungi oleh karyawan PT Bir Bintang Jakarta sejumlah 100 orang. Mereka datang ke... more »
  • 16-08-16

    Suara Malam dan Peso

    Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang akan diselenggarakan Kamis, 18 Agsutus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta akan... more »