Koleksi Ruang Kelas Kuno di Museum Pendidikan Indonesia UNY

12 Apr 2014Untuk mendapatkan koleksi kelas SD tempo dulu itu Museum MPI UNY Yogyakarta melakukannya dengan cara hibah, membeli, maupun penggantian. Meja kursi kuno (atau disebut bangku) saat ini sudah ada 15 buah. Bangku tersebut diperoleh dari SD Pedes Sedayu Bantul sebanyak 6 buah, sedangkan 9 buah lainnya berasal dari SD Jejeran Bantul.

Koleksi Ruang Kelas Kuno di Museum MPI UNY Yogyakarta, sumber foto: Suwandi/Tembi
Kelengkapan ruang kelas tempo dulu di Museum MPI UNY Yogyakarta

Merekam jejak suasana dunia pendidikan di ruang kelas pada era 1960-an tentunya bukan perkara yang gampang. Sulit sekarang ini menemukan suasana kelas yang penuh dengan kesederhanaan, di mana ruang kelas menggunakan meja kursi model kuno, buku menggunakan sabak, pensilnya menggunakan grip, papan tulis kayu, dan masih banyak asesoris lainnya yang kuno juga.

Bagi sebagian masyarakat kita dewasa ini, terutama bagi generasi tua, suasana kelas zaman dulu tentunya akan membangkitkan kenangan belajar di masa lalu, ketika SD masih bernama Sekolah Rakyat (SR). Bukan hanya kalangan generasi tua, generasi muda sekarang pun bisa berkaca dari hal itu. Mereka bisa merenungkan betapa sederhananya suasana kelas di masa lalu, sehingga tentunya bisa menjadi pemantik bagi mereka untuk belajar lebih giat lagi. Bukankah fasilitas pembelajaran di saat ini jauh lebih maju dan modern?

Koleksi Ruang Kelas Kuno di Museum MPI UNY Yogyakarta, sumber foto: Suwandi/Tembi
Pengunjung mencoba sabak dan grip, alat tulis kuno

Memang tidak banyak ditemukan suasana kelas masa lalu yang penuh kenangan. Namun begitu ternyata Museum Pendidikan Indonesia (MPI) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) telah dapat menghadirkan suasana seperti itu. Dengan koleksi yang masih terbatas, suasana kelas SD kuno sudah dihadirkan di museum yang terletak di Jalan Colombo 1 Yogyakarta.

Para pengunjung bisa melihat koleksi itu dengan leluasa dan mengamati lebih dekat. Bahkan pengunjung bisa mencoba sabak dan grip untuk menulis. Selain itu pengunjung juga bisa menikmati segala koleksi yang berkaitan dengan dunia pendidikan Indonesia, termasuk menteri-menteri pendidikan sejak awal kemerdekaan hingga saat ini.

Untuk mendapatkan koleksi kelas SD tempo dulu itu Museum MPI UNY Yogyakarta melakukannya dengan cara hibah, membeli, maupun penggantian. Meja kursi kuno (atau disebut bangku) saat ini sudah ada 15 buah. Bangku tersebut diperoleh dari SD Pedes Sedayu Bantul sebanyak 6 buah, sedangkan 9 buah lainnya berasal dari SD Jejeran Bantul. Ciri bangku kuno tersebut adalah meja dan kursinya menyatu. Koleksi itu diperoleh MPI UNY pada tahun 2014 ini.

Koleksi Ruang Kelas Kuno di Museum MPI UNY Yogyakarta, sumber foto: Suwandi/Tembi
Koleksi globe kuno

Selain itu, Museum MPI pada tahun ini juga telah mendapatkan papan tulis kuno yang dipakai sekitar tahun 1970-an, sumbangan dari SMPN 1 Yogyakarta. Koleksi lain yang sudah diperoleh berupa bangku (2 buah) dari SMAN1 Yogyakarta, dan beberapa sabak dan grip.

MPI masih terus berburu perlengkapan ruang kelas kuno, seperti tiang bendera, tempat tinta, sabak, grip, penggaris, jangka, meja guru, dan lainnya. Sehingga suatu saat nanti, kata Asnan, pengelola Museum MPI kepada Tembi, suasana ruang klasikal SD tempo dulu segera terwujud.

Koleksi Ruang Kelas Kuno di Museum MPI UNY Yogyakarta, sumber foto: Suwandi/Tembi
Deret meja-bangku kuno di Museum MPI UNY Yogyakarta

Nah untuk sementara koleksi-koleksi baru di Museum MPI yang berkaitan dengan suasana kelas SD tempo dulu sudah bisa dilihat di museum tersebut dan ditempatkan pada ruang tersendiri.

Ke museum yuk ..!

Naskah & foto: Suwandi

Artikel Terbaru

>
  • 25-09-15

    Macapatan Malam Rabu

    Bagi paguyuban karawitan ‘amatiran’ yang ada di kampung-kampung, kesempatan berpentas merupakan saat yang menyenangkan, oleh karenanya mereka ingin... more »
  • 25-09-15

    Tempolong, Tempat Lu

    Selain sebagai tempat ludah, fungsi tempolong pada zaman dahulu juga sebagai tempat untuk peletakan atau tatakan kembar mayang. Kembar mayang adalah... more »
  • 25-09-15

    Mahasiswa/i ACICIS M

    Ketegangan segera tampak di wajah mereka. Tungku dengan bahan bakar kayu bisa dipastikan selalu menghasilkan kepulan asap yang mengganggu pandangan... more »
  • 23-09-15

    Masjid Pura Paku Ala

    Masjid Pura Paku Alam seluas 144 meter persegi, dengan 4 buah serambi seluas 438 meter persegi. Masjid ini berbentuk segi empat. Ruangan masjid hanya... more »
  • 23-09-15

    Mengenal Orang Jawa

    Masyarakat Jawa dianggap sebagai masyarakat yang penuh dengan sopan santun, ramah tamah, jarang berterus terang, sangat menjaga perasaan orang lain... more »
  • 22-09-15

    Siswa Singapore Inte

    Umumnya para peserta kegiatan budaya kali ini antusias belajar budaya. Seperti ketika mereka berlatih gamelan, banyak yang serius. Saking seriusnya,... more »
  • 22-09-15

    Lukisan Kaca Kontemp

    Media kaca dipilih Rina karena sangat menantang kreativitas. Selain itu, ada keunikan teknik di dalamnya. Lukisan kaca memiliki kesan puitik karena... more »
  • 21-09-15

    Kata Emha Indonesia

    Emha mengkritisi agar orang tidak begitu saja menelan mentah-mentah apa yang disebut “modernisasi” dari “perkotaan”. Orang harus bersifat selektif... more »
  • 21-09-15

    Fragmen Wayang Orang

    Festival Njeron Beteng 2015 secara resmi diakhiri pada Minggu malam, 13 September 2015 dengan pementasan fragmen wayang wong (orang) dengan lakon... more »
  • 21-09-15

    Layar Terkembang, 33

    Kelahiran BBY bisa dikatakan serba kebetulan. Mungkin juga dalam perjalanannya apa yang dinamakan kebetulan itu terus terjadi. Keberadaan BBY dimulai... more »
> Tembi Rumah Sejarah dan Budaya , Hak Cipta Dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/
Tembi adalah Portal Berita Budaya Indonesia