I Gusti Ngurah Rai Pilih Berperang Ketimbang Berunding dengan Belanda

Author:editorTembi / Date:19-07-2014 / Pada pertempuran 20 November 1946 itu, akhirnya I Gusti Ngurah Rai bersama dengan teman-temannya yang berjumlah 1.372 orang, gugur di medan perang dalam mempertahankan kemerdekaan.

Perjuangan I Gusti Ngurah Rai Melawan Belanda, sumber foto: Suwandi/Tembi
Foto I Gusti Ngurah Rai, pahlawan nasional dari Bali

Dalam surat balasan berbahasa Indonesia (klasik) pada tanggal 18 Mei 1946 yang ditujukan kepada Tuan Overate Termeulen (orang Belanda), I Gusti Ngurah Rai mengatakan, yang intinya menolak perundingan dengan pihak Belanda tentang keamanan di Bali.

Berikut cuplikan surat tersebut (yang ditulis sesuai aslinya), “…Merdeka! Soerat telah kami terima dengan selamat. Dengan singkat kami sampaikan djawaban sebagai berikoet: Tentang keamanan di Bali adalah oeroesan kami. Semendjak pendaratan tentara toean, poelau (Bali) mendjadi tidak aman. Boekti telah njata, tidak dapat dipoengkiri lagi. Lihatlah, penderitaan rakjat menghebat. Mengantjam keselamatan rakjat bersama. Tambah2 kekatjauan ekonomi mendjirat leher rakjat. … Soal peroendingan kami serahkan kepada kebidjaksanaan pemimpin2 kita di Djawa. Bali boekan tempatnja peroendingan diplomatik. Dan saja boekan kompromis. Saja atas nama rakjat hanja menghendaki lenjapnya Belanda dari poelau Bali atau kami sanggoep dan berdjandji bertempoer teroes sampai tjita2 kita tertjapai. Selama toean tinggal di Bali, poelau Bali tetap mendjadi belanga pertumpahan darah, antara kita dan pihak toean… Sekali merdeka! tetap merdeka. a.n. Dewan Perdjoangan Bali, Pemimpin (I Gusti Ngurah Rai)”.

Perjuangan I Gusti Ngurah Rai Melawan Belanda, sumber foto: Suwandi/Tembi
Foto koleksi surat penolakan perundingan dengan 
Belanda yang ditulis I Gusti Ngurah Rai

Dari isi surat itu, terlihat betapa kerasnya sifat I Gusti Ngurah Rai terhadap Belanda yang hendak menjajah kembali bumi Nusantara termasuk Pulau Bali setelah kemerdekaan RI yang dikumandangkan 17 Agustus 1945.

Akhirnya Pulau Bali memang menjadi salah satu medan pertempuran yang hebat untuk mempertahankan kemerdekaan RI. I Gusti Ngurah Rai bersama-sama dengan para pejuang Bali yang tergabung dalam Markas Besar Oemoem melakukan perlawanan habis-habisan di sebuah desa marga di Kabupaten Tabanan Bali, yang kemudian dikenal dengan nama “Puputan Margarana”. Pada pertempuran 20 November 1946 itu, akhirnya I Gusti Ngurah Rai bersama dengan teman-temannya yang berjumlah 1.372 orang, gugur di medan perang dalam mempertahankan kemerdekaan. I Gusti Ngurah Rai meninggal dunia dalam usia muda, 29 tahun.

Perjuangan I Gusti Ngurah Rai Melawan Belanda, sumber foto: Suwandi/Tembi
Foto Puri Denpasar setelah ditakhlukkan Belanda tahun 1906

I Gusti Ngurah Rai termasuk salah satu pahlawan nasional yang berasal dari Bali yang ditetapkan oleh pemerintah RI pada tahun 1975 bersama dua pahlawan nasional lainnya, yaitu I Gusti Ketut Jelantik (1993) dan I Gusti Ketut Pudja (2011). Setelah wafat dalam pertempuran di Puputan Margarana, ia mendapat gelar Brigjen TNI (anumerta) dari Pemerintah RI. Namanya diabadikan menjadi bandar udara di Bali. Selain itu, fotonya juga menghiasi mata uang rupiah RI nominal Rp 50.000.

Perjuangan I Gusti Ngurah Rai Melawan Belanda, sumber foto: Suwandi/Tembi
Foto I Gusti Ngurah Rai pada uang nominal Rp 50.000

Surat penolakan komproni I Gusti Ngurah Rai kepada Belanda di atas, termasuk salah satu koleksi yang pernah dipamerkan di Museum Benteng Vredeburg 20—24 Juni 2014 dalam acara Vredeburg Fair 2014. Koleksi surat balasan dari I Gusti Ngurah Rai kepada pihak Belanda, ditampilkan oleh Monumen Perjuangan Rakyat Bali. Selain koleksi surat, Monumen Perjuangan Rakyat Bali dalam Vredeburg Fair 2014 lalu itu juga menampilkan koleksi foto I Gusti Ngurah Rai, foto Monumen Perjuangan Rakyat Bali, dan foto Puri Denpasar.

Ke museum yuk ..!

Naskah dan foto: Suwandi

Jaringan Museum

Latest News

  • 21-07-14

    Jatayu, Garuda yang

    Dengan sisa-sisa keperkasaannya Jatayu berhasil merebut Dewi Sinta dari tangan Rahwana. Namun yang membuat hatinya kecewa adalah kata-kata ketus dari... more »
  • 21-07-14

    Masjid Keraton Banyu

    Sumber setempat juga menyebutkan bahwa Masjid Keraton Banyusumurup mula-mula didirikan untuk melengkapi keberadaan makam Pangeran Pekik yang terletak... more »
  • 21-07-14

    Kegembiraan Mahasisw

    Sekelompok mahasiswa-mahasiswi dari The National University of Singapore yang menginap di Tembi mencoba bermain gamelan dalam arahan para pemandu... more »
  • 21-07-14

    Diplomasi Kebudayaan

    Judul : Diplomasi Kebudayaan. Konsep dan Relevansi Bagi Negara Berkembang. Studi kasus Indonesia  Penulis : Tulus Warsito, Wahyuni... more »
  • 19-07-14

    Orang Wuku Medhangku

    Orang wuku Medhangkungan pandai bicara, mantap pendiriannya, penuh syukur, besar rasa kebersamaannya. Ia juga hemat dan pandai mengatur ekonomi.... more »
  • 19-07-14

    I Gusti Ngurah Rai P

    Pada pertempuran 20 November 1946 itu, akhirnya I Gusti Ngurah Rai bersama dengan teman-temannya yang berjumlah 1.372 orang, gugur di medan perang... more »
  • 19-07-14

    KURSUS MACAPAT DURMA

    Pada bagian ini, serat Centhini mengisahkan kehidupan warok di daerah sekitar Ponorogo. Yaitu kebiasaan para warok memamerkan kesaktian di hadapan... more »
  • 19-07-14

    Richard Irwin Meyer,

    Sejak memutuskan untuk menjadi seniman Indonesia, ia meninggalkan posisi sebelumnya sebagai art historian. Hal tersebut dilakukan karena ia sudah... more »
  • 18-07-14

    Rendang Jawa Ala Maj

    Resep masakan tradisional Jawa di majalah ini ditulis oleh Pujirah dalam rubrik “Jagading Wanita”. Isi Majalah Kajawen tersebut sekitar 90 % ditulis... more »
  • 18-07-14

    Misteri Perempuan An

    Cara dan konsep visualiasi karya-karya Angga ini menunjukkan kepekaannya terhadap perempuan. Ia menyadari kemisteriusan perempuan, dan mencoba... more »