Tembi

Berita-budaya»ANAK ANAK MENGHIAS TEMPAT SAMPAH

09 May 2011 07:55:00

ANAK-ANAK MENGHIAS TEMPAT SAMPAHSeringkali kita melihat lomba lukis untuk anak-anak, atau juga lomba mewarnai untuk anak-anak TK dan klas 1 SD. Minggu (1/5) lalu, di SMA Negri 1 Bantul, hal seperti itu bisa ditemukan. Selain itu, dan ini cukup menarik, ada lomba untuk anak-anak SD, dan bentuk lomba adalah melukis atau menghias tempat sampah.

Tempat sampah berupa ember plastik warna hitam, telah disediakan oleh panitia, yang tak lain adalah sis SMA Negri 1 Bantul. Anak-anak, dengan membentuk kelompok, satu kelompok terdiri dari 3 orang, menghiasi tempat sampah dengan cara mereka sendiri. Tentu saja, visual dan ekspresinya berbeda-beda. Ada kelompok yang memberi warna dengan cat pada tempat sampah, ada tulisan ‘jagalah kebersihan’ di tempat sampah. Tutupnya dihiasi bermacam garis, dalam benANAK-ANAK MENGHIAS TEMPAT SAMPAHtuk bunga dan sejenisnya. Ada juga yang menempeli tempat sampah dengan raffia, daun dan sebagainya. Pendek kata, anak-anak diajak berkreasi agar mewarnai tempat sampah, supaya tempat sampah itu menarik.

Ada satu kelompok yang terdiri dari dua peremuan dan satu laki-laki, saling membagi tugas. Satu anak menghias tutupnya, satu lainnya menghias disisi yang lain, dan di sisi yang lain lagi, dihias oleh anak satunya. Dengan demikian anak-anak telah melakukan kerjasama.

Namun, rupanya yuri tidak melihat prosesnya, sehingga yang dinilai hanyalah ‘hasilnya’. Padahal, proses kerjasama yang mulai dibangun dalam mewarnai tempat sampah, penting untuk diperhatikan. Karena dalam kerjasama itu, masing-masing anak saling berbagi tugas, ini artinya anak-anak telah bisa menjalankan kerjasama, meski mungkin belum memahami arti kerjasama.

KareANAK-ANAK MENGHIAS TEMPAT SAMPAHna tidak terbiasa mewarnai dengan cat, tentu saja cat menetes di mana-mana. Kalau hanya mengenai tangan, dianggap wajar. Pastilah cat mengotori tikar yang dipakai untuk alas duduk. Yang tak bisa dihindari juga, cat menetes di celana panjang anak-anak, atau di baju. Yang membuat lucu, dan menyebabkan panik kelompok, ketika melihat cat menetes di tempat sampah, karena terbuat dari plastik, cat menetes langsung mengalir dan oleh seorang anak ‘dihentikan’ dengan telunjuk jari. Maka, bisa ditebak, cat berpindah di telunjuk jari dan tempat sampah menjadi kelihatan kotor, tak bisa dihapus.

“Wah, bagaimana ini, tak hapus malah kotor” kata salah seorang anak, kelihatan sedikit kesal melihat tempat sampahnya kotor terkena cat.

Anak yang lain, anggota kelompok meANAK-ANAK MENGHIAS TEMPAT SAMPAHmiliki solusi. Kata anak itu:

“Kita kan punya cat warna hitam, yang kotor terkena cat ditutup saja dengan cat warna hitam, karena tempat sampahnya juga warna hitam”.

Dan benar adanya. Kotoran cat sudah tidak tampak. Anak-anak kelihatan senang karena bisa menyelesaikan satu masalah.

Begitulah, lomba melukis tidak mesti menggunakan kertas atau kanvas. Upaya untuk memfungsionalkan hasil karya anak-anak dengan menghias tempat sampah, bentuk dari lomba lukis, adalah pilihan yang cukup cerdas untuk anak-anak SMA.

Hasil dari mewarnai tempat sampah bisa dilihat setiap saat, karena tempat sampah terus dipakai, dan orang yang melihat akan ‘terkesan’, apalagi tahu karya itu merupakan kreasi dari anak-anak.

Ons Untoro




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta