Joglo Kweden Pernah Digunakan Sebagai Gudang Logistik pada Perang Kemerdekaan

Author:editorTembi / Date:29-03-2014 / Sejak tahun 1960-an di tempat ini secara rutin diselenggarakan upacara merti dusun, namun selama dekadea 1970-an vakum. Merti dusun Dusun Kweden dimulai lagi pada tahun 2000. Merti dusun di tempat ini dilaksanakan setiap 3 tahun sekali.

Profil pendapa di rumah Joglo Kweden, Trirenggo, Bantul, difoto: Selasa, 11 Februari 2014, foto: a.sartono
Profil pendapa di rumah Joglo Kweden

Joglo Kweden secara administratif terletak di Dusun Kweden, Kelurahan Trirenggo, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi ini dapat dicapai melalui Jalan Bantul ke selatan hingga mencapai Perempatan Palbapang. Dari perempatan ini pengunjung dapat mengambil arah ke timur (kiri) hingga menemukan perempatan Dusun Kweden. Lokasi joglo itu berada di sisi barat dari perempatan Kweden pada jarak sekitar 100 meter.

Dulu unsur-unsur kompleks bangunan joglo cukup lengkap, yakni: gandok, pendapa, rumah induk, dan sumur di bagian depan kanan kompleks. Kini gandok telah hilang. Pendapa ditutup dinding bambu pada sisi depan/muka, samping kiri, dan samping kanan dengan ketinggian sekitar 2/3 dari ketinggian pendapa.

Sisi sudut barat-selatan pendapa Joglo Kweden yang memiliki penyangga emper yang disebut Bahu Danyang, difoto: Selasa, 11 Februari 2014, foto: a.sartono
Bahu Danyang penyangga atap peningrat (emper bawah)

Longkangan dari kompleks Joglo digunakan untuk ruang tamu. Sementara pringgitan yang biasanya terletak di sisi belakang pendapa dibiarkan terbuka, tidak diberi penyekat yang umumnya merupakan dinding gebyok. Ndalem dari kompleks ini berupa bangunan tembok. Seperti umumnya ndalem atau rumah induk, ndalem ini juga memiliki pintu di bagian tengah dan diapit oleh dua buah jendela di sisi kanan dan kiri.

Emper dari pendapa ditopang oleh sistem penopang (pergola) bahu danyang. Pintu seketheng dari kompleks joglo masih ada satu buah di sisi timur (kiri) pendapa.

Ukuran keseluruhan bangunan adalah 10 m x 12 m. Sedangkan luas tanahnya adalah 2.150 meter persegi.

Brunjung di pendapa Joglo Kweden, difoto: Selasa, 11 Februari 2014, foto: a.sartono
Brunjung di pendapa Joglo Kweden

Bangunan tersebut sudah ada sebelum tahun 1945, dan pernah menjadi gudang logistik dalam perang kemerdekaan. Selain itu, bangunan ini pernah menjadi tempat penampungan gula pasir dari Pabrik Gula Barongan yang terletak di sisi timur Dusun Kweden.

Bangunan didirikan oleh Pawiro Sentono (kusir gerobak) yang kemudian diwariskan kepada Widi Yuwono. Widi Yuwono kemudian mewariskannya kepada Sumarjiyono (50), yang menjabat sebagai kepala Dusun Kweden. Bangunan ini juga telah mendapatkan penghargaan dari Gubernur DIY pada tahun 2001 dengan kriteria sebagai Pelestari Budaya.

Tanda penghargaan sebagai pewaris budaya untuk Joglo Kweden, difoto: Selasa, 11 Februari 2014, foto: a.sartono
Tanda penghargaan sebagai 
pewaris budaya untuk Joglo Kweden

Sejak tahun 1960-an di tempat ini secara rutin diselenggarakan upacara merti dusun, namun sejak tahun 1970-an vakum. Merti dusun Dusun Kweden dimulai lagi pada tahun 2000. Merti dusun di tempat ini dilaksanakan setiap 3 tahun sekali. Kini pendapa di kompleks rumah joglo ini sering difungsikan sebagai tempat pertemuan atau kegiatan sosial warga dusun.

Naskah dan foto: A.Sartono

Ensiklopedi Situs

Latest News

  • 20-11-14

    Aku Rapopo: Jokowi B

    Pameran seni rupa tiga dimensi dengan tajuk ‘Aku Rapopo’ ini mencoba merespon gejala sosial politik tanpa heroisme, namun sangat artistik. Para... more »
  • 20-11-14

    Keris sebagai Warisa

    Keris bukan hanya unggul pada sisi fisik dan teknologi metalurgi, namun juga dalam di sisi filosofinya. Mengenakan keris dengan berbagai posisi pun... more »
  • 19-11-14

    Membatik, Tahap Demi

    Buku ini adalah salah satu sumber untuk belajar membatik. Isinya sederhana dan ringkas. Menerangkan tentang alat dan bahan untuk membatik, tahapan-... more »
  • 19-11-14

    Denmas Bekel 10 Nove

    more »
  • 19-11-14

    Klasikanan Mengenalk

    Awal terbentuk Klasikanan ini berasal dari kebiasaan latihan rutin bersama setiap minggu para musisi string itu sejak awal tahun 2014. Kemudian... more »
  • 18-11-14

    Kehadiran Kaum Muda

    Sesungguhnya seni macapat yang menitikberatkan pada seni sastra tembang masih mempunyai daya tarik tersendiri yang mampu memikat generasi muda untuk... more »
  • 18-11-14

    Landung Membaca Peti

    Novel ‘Meja 17’ terdiri dari 18 bab, dan Landung memilih bab 3 yang berjudul “Adat’ untuk dibacakan. Mengenakan kaos merah yang dibalut kemeja warna... more »
  • 18-11-14

    Batik Motif Kembang

    Ulasan itu dimuat pada edisi No 96 tanggal 1 Desember 1937. Motif batik tradisional yang diulas adalah motif Kembang Kenanga (bahasa Indonesia: Bunga... more »
  • 17-11-14

    Borneo Mengolah Dua

    Dua puisi Irwan Abu Bakar masing-masing berjudul ‘Setangkai Mawar Berwarna Ungu’ dan ‘Peneroka Malam’ oleh Borneo Syndicate, yang dipinmpin Isuur... more »
  • 17-11-14

    Permainan Teka-teki

    Buku keluaran tahun 1918 ini berisi tentang permainan tebak-tebakan yang dipandu dengan gambar. Buku ini yang diterbitkan oleh Bale-Poestaka masih... more »