Gapura Cendanasari Bantul

Author:editorTembi / Date:12-07-2014 / Gapura Cendanasari sejak dipindahkan dari tempat semula memang sudah dalam kondisi tidak utuh lagi. Bagian kemuncaknya telah hilang. Sementara bagian batang atau tubuhnya masih relatif utuh. Gapura ini memiliki gaya bentar.

Gapura Cendanasari dilihat dari sisi timur-utara, difoto: Jumat, 16 Mei 2014, foto: a.sartono
Gapura Cendanasari dilihat dari sisi timur-utara

Gapura Cendanasari berada di Dusun Wonocatur, Kelurahan Wonocatur, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk menuju lokasi ini dapat ditempuh melalui perempatan Pasar Kotagede ke timur lurus hingga menyeberang ring road selatan dan masuk ke jalan Wonocatur-Berbah. Sebelum mencapai Pasar Wonocatur ambil arah ke kiri (utara) atau gang yang mengarah ke Makam Cendanasari. Dari gang tersebut akan ditemukan perempatan kecil. Pada perempatan kecil ini ambil arah ke kiri (barat). Jarak lokasi dengan perempatan kecil ini kurang lebih hanya 20 meter.

Gapura Cendanasari tidak lagi berada di posisi yang asli karena dulu gapura berada di sisi barat dari posisi sekarang pada jarak sekitar 200 meter. Letak atau posisi gapura ini digeser ke timur oleh pihak Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta karena pada posisinya yang pertama digunakan untuk pembangunan jalan (ring road). Penggeseran letak ini dilakukan untuk menyelamatkannya.

Gapura Cendanasari sejak dipindahkan dari tempat semula memang sudah dalam kondisi tidak utuh lagi. Bagian kemuncaknya telah hilang. Sementara bagian batang atau tubuhnya masih relatif utuh. Gapura ini memiliki gaya bentar, yakni gapura dengan konstruksi terpisah antara batang tubuh yang satu dengan yang lainnya. Gapura bentar umumnya dibuat kembar dan berdiri sebelah-menyebelah tanpa ada bagian yang disambung antara yang satu dengan yang lainnya.

Ada dua gaya gapura, yakni bentar dan padureksa. Gapura padureksa umumnya pada bagian atas atau kemuncaknya disatukan atau disambungkan. Sambungan pada gapura padureksa lebih mengesankan sebagai semacam pintu “resmi” untuk masuk atau keluar dari suatu kompleks, lingkungan, atau wilayah tertentu. Bentangan yang melintang di atas gang atau jalan yang menyatukan dua tubuh atau tiang gapura umumnya menekankan kesan atau ciri khas atau informasi sekilas akan wilayah di dalam gapura.

Sementara gapura bentar mengesankan sifat lebih terbuka pada bangunan tersebut. Selain itu, gapura bentar dapat dibuat dalam bentangan atau kelebaran jalan atau gang yang nyaris tidak terbatas ukurannya karena bangunan demikian itu tidak perlu memikirkan sambungan yang menyatukan kedua kemuncak tubuh gapura.

Gapura Cendanasari mempunyai ukuran bentang dari tubuh satu ke satunya sekitar 6,5 meter. Ukuran ketinggian aslinya tidak diketahui. Akan tetapi gapura ini menyisakan ketinggian tubuhnya sekitar 2,5 meter. Sedangkan ketebalan tubuh gapura ini adalah 1 meter. Jarak antartubuh gapura yang menjadi jalan atau gang masuk di antara dua tubuh/kaki gapura sekitar 2 meter.

Tidak diketahui dengan pasti kapan gapura ini mulai dibangun. Namun menilik namanya yang sama dengan Makam Cendanasari yang berada di sisi utara dari gapura ini kemungkinan pembangunan gapura ini sezaman dengan pembangunan Makam Cendanasari yang diperkirakan dilakukan pada akhir abad ke-19. Diperkirakan gapura tersebut juga merupakan bagian dari keseluruhan kompleks Makam Cendanasari (Makam Patih Danureja VII).

Naskah dan foto: ASartono

Ensiklopedi Situs

Latest News

  • 12-07-14

    Gapura Cendanasari B

    Gapura Cendanasari sejak dipindahkan dari tempat semula memang sudah dalam kondisi tidak utuh lagi. Bagian kemuncaknya telah hilang. Sementara bagian... more »
  • 12-07-14

    Kiai Pramugari, Kuda

    Kuda inilah yang menjadi kekuatan Abimanyu dalam mencerai-beraikan pasukan Hastina. Adipati Karna, salah satu senopati perang Hastina, lantas ia... more »
  • 12-07-14

    Hari Nahas Orang Wuk

    Orang Wuku Tambir mempunyai ciri wibawa besar, kuat dalam pendirian/kemauan, dan hemat. Namu, karena saking hematnya ia cenderung kikir. Orang wuku... more »
  • 11-07-14

    Nuansa Zaman Revolus

    Banyak pengunjung yang tertarik dengan rekaan suasana perang revolusi 45 yang disajikan di halaman depan guest house Museum Benteng itu. Apalagi di... more »
  • 11-07-14

    Hedi Yunus Bernyanyi

    Bulan ramadhan tahun ini, Hedi Yunus yang pernah meluncurkan album religi, menggandeng musisi wanita Melly Goeslaw membuat konser kecil bertajuk ‘... more »
  • 11-07-14

    Imbauan dalam Bahasa

    Mestinya spanduk ini jika dituliskan dalam bahasa Jawa yang benar adalah sebagai berikut: Aja seneng gawe gendra. Spanduk di selatan parkiran Abu... more »
  • 11-07-14

    Kegiatan ACICIS Kedu

    Anak-anak remaja ACICIS ini begitu menikmati berontel ria menyusuri areal persawahan, tegalan, dan dusun-dusun di seputaran Timbulharjo, Sewon,... more »
  • 10-07-14

    Pasinaon Basa Jawa K

    Pancen menawi dipun tandhingaken kaliyan jaman rumiyin, undha-usuk basa Jawi samenika langkung ringkes. Dene ing jaman rumiyin undha-usuk basa Jawi... more »
  • 10-07-14

    Obituari Moortri Pur

    Moorti yang semasa hidupnya tinggal di Dusun Jotawang, Kalurahan Bangunharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta, memang tak bisa lepas dari teater. Bahkan... more »
  • 10-07-14

    Carane Sinau ya Kudu

    Pepatah ini mengajarkan bahwa untuk dapat melaksanakan tindakan belajar, orang pun harus mempelajarinya. Dengan kata lain orang harus mengerti sistem... more »