Besek, Tempat Menyimpan Bumbu Dapur

20 Jun 2014 Hingga saat ini, besek masih sering dipakai oleh masyarakat Jawa, yang salah satunya difungsikan sebagai tempat bumbu dapur. Namun sering pula besek dalam partai besar digunakan untuk keperluan kenduri.

Seri Alat Dapur Masyarakat Jawa, sumber foto: Suwandi/Tembi
Besek lengkap, wadah dan tutupnya, 
koleksi Museum Tembi Rumah Budaya Yogyakarta

Namanya cukup mudah diingat, yakni besek. Begitulah masyarakat Jawa menyebutnya. Salah satu fungsi alat ini adalah untuk menyimpan bumbu-bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih, cabai, lengkuas, kunyit, dan sebagainya. Barang ini hadir di dapur tradisional.

Dalam kamus Jawa “Baoesastra Djawa” karangan WJS Poerwadarminta (terbitan tahun 1939), halaman 37 disebutkan, “besek yaiku araning wadhah saemper tumbu nanging cilik sarta nganggo tutup”. Dalam bahasa Indonesia, artinya besek adalah wadah sejenis tumbu/wakul wujudnya kecil serta ada tutupnya. Dalam kenyataannya, bentuk besek lebih seperti kubus yang memang ada tutupnya. Hanya saja, tingginya rata-rata sekitar 4-8 cm saja, sementara sisi lainnya sekitar 25-40 cm, tergantung besar kecilnya besek.

Besek terbuat dari anyaman bambu. Umumnya yang dipakai bagian dalam atau sering disebut bagian hati. Yang masih alami, sisi luar dan dalam, warnanya sama putih kekuningan. Namun sekarang lebih bervariasi, sudah diberi warna yang berbeda-beda. Hingga kini besek tradisional alami masih banyak dijumpai di pasar-pasar atau warung-warung tradisional. Harganya pun terjangkau, sepasang antara Rp 1.000—Rp 2.000 tergantung ukurannya.

Hingga saat ini, besek masih sering dipakai oleh masyarakat Jawa, yang salah satunya difungsikan sebagai tempat bumbu dapur. Namun sering pula besek dalam partai besar digunakan untuk keperluan kenduri, yang berfungsi sebagai wadah untuk nasi dan lauk, atau bingkisan sembako, misalnya beras, gula, teh, minyak goreng, telur, mie, nasi gurih, ketan, kolak, apem, dan jajanan pasar.

Fungsi lain besek kadang-kadang dipakai untuk menyimpan makanan. Pada perkembangannya, besek juga dipakai untuk bungkus oleh-oleh khas daerah, seperti geplak, getuk goreng, tiwul, dan lain-lain.

Besek yang ada di dapur bisa awet apabila sering digunakan. Umurnya bisa 2 tahun lebih. Namun apabila tidak sering digunakan, biasanya akan dimakan serangga sehingga gampang rusak. Jika rusak, biasanya besek dibuang atau dibakar. Tidak ada pantangan terkaitan dengan penggunaan besek sebagai alat dapur.

Naskah dan foto: Suwandi

  • dulu untuk mengirim komentar

Artikel Terbaru

  • 16-09-16

    Notaris Pertama Warg

    Di masa penjajahan Belanda atas Nusantara masyarakat pribumi hanya menjadi budak. Semua pekerjaan kasar dilakukan oleh pribumi, sementara orang-orang... more »
  • 15-09-16

    Kemiskinan Ala Kadar

    Apa yang membedakan Garin Nugroho dari kebanyakan sutradara di industri film Indonesia? Film terbaru Garin, Setan Jawa, adalah jawaban yang paling... more »
  • 14-09-16

    Sega Obonk Berpadu d

    Kreasi atau cipta karya kuliner terus dilakukan Warung Dahar (WD) Pulo Segaran Tembi Rumah Budaya. Untuk bulan September ini WD Pulo Segaran... more »
  • 31-08-16

    Rujukan untuk Mengen

    Judul            : Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia Penulis        ... more »
  • 30-08-16

    “Paket Kemerdekaan”

    Agustus tiba, Agustus pergi. Layaknya pengulangan yang tak akan berhenti, Agustus di Indonesia adalah perayaan yang memiliki “paketnya” sendiri.... more »
  • 30-08-16

    Wilayah Praja Mangku

    Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, tidak hanya terkenal setelah dibangunnya Kompleks Pemakaman Keluarga Suharto, Presiden RI ke-2... more »
  • 29-08-16

    Monolog dan Gerak Pu

    Dua puisi karya Resmiyati, yang dimuat dalam antologi puisi ‘Membelah Bulan’, masing-masing berjudul ‘Katresnan’ dan ‘Sephia 2’ diolah dalam bentuk... more »
  • 29-08-16

    Buku Pelajaran Sejar

    Judul            : Leerboek der Geschiedenis van Nederlandsch Oost-Indie Penulis  ... more »
  • 29-08-16

    Kawasan Panggung Kra

    Panggung Krapyak adalah salah satu bangunan cagar budaya yang berlokasi di Dusun Krapyak, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul... more »
  • 27-08-16

    Bayi Kelahiran Mangs

    Pranatamangsa: memasuki Mangsa Surya III Mangsa Katelu, 25 Agustus sampai dengan 17 September 2016, umur 24 hari. Candrane: Suta Manut ing Bapa,... more »