Sharol dari Singapore School of Art Menabuh Gamelan

30 May 2016

Tembi Rumah Budaya Bantul Yogyakarta kembali dikunjungi oleh siswa-siswi Sekolah Seni Singapura pada Rabu, 24 Mei 2016. Mereka terdiri dari 16 siswa yang datang khusus untuk belajar gamelan Jawa. Bagi mereka, bermain karawitan atau gamelan Jawa, merupakan pengalaman pertama mereka. Mereka belajar gamelan sekitar 1,5 jam dan memainkan tiga gendhing, yaitu 2 gendhing Pelog “Kebo Giro” dan “Gugur Gunung” serta 1 gendhing Slendro “Sluku-Sluku Bathok”.

Para siswa Singapore School of Art ini, diberi penjelasan singkat seputar gamelan, seperti nada Slendro dan Pelog, nama-nama instrumen, serta cara menabuhnya. Setelah itu langsung praktik menabuh. Karena mereka sudah punya basic musik, maka tidak lama berlatih gamelan sudah bisa menabuh, walaupun kadang-kadang salah tabuh juga. Tetapi umumnya mereka senang, bisa bermain gamelan di Tembi Rumah Budaya Yogyakarta.

“Bermain gamelan Jawa ini sangat menarik buatku. Walaupun pertamanya susah, selanjutnya ok juga. Ini pengalaman pertamaku bermain gamelan,” kata Sharol. Ia berharap mudah-mudahan di lain kesempatan bisa bermain gamelan lagi.

Demikian pula yang diungkapkan Dexter kepada Tembi, “Kali ini aku menabuh kenong. Sebenarnya main gamelan itu sederhana ya, tetapi karena letak notasi tidak urut, membuat bermain gamelan menjadi agak susah. Beda dengan alat musik piano atau suling, letak notasinya urut, jadi lebih mudah lagi.” Bagi Dexter, bermain gamelan di Tembi ini juga merupakan pengalaman pertamanya.

Usai berlatih tiga gendhing, mereka istirahat siang dan berkesempatan pula untuk merasakan menu makan siang khas masakan tradisional Tembi.

Suwandi
Foto:Barata,Indra