Prajurit Ketanggung

02 Jul 2015 Struktur Prajurit Ketanggung terdiri atas dua oran Panji (Panji Parentah dan Panji Andhahan), dua orang Sersan, seorang pembawa panji-panji dan prajurit pembawa senapan (Prajurit Ketanggung Sarageni) serta prajurit pembawa tombak (Ketanggung Sarahasta).

Struktur Prajurit Ketanggung terdiri atas dua oran Panji (Panji Parentah dan Panji Andhahan), dua orang Sersan, seorang pembawa panji-panji dan prajurit pembawa senapan (Prajurit Ketanggung Sarageni) serta prajurit pembawa tombak (Ketanggung Sarahasta).

Nama dwaja (klebet atau bendera) dari prajurit ini disebut Cakraswandana. Klebet atau bendera dari kesatuan prajurit ini berwarna dasar hitam dan pada bagian tengahnya terdapat gambar bintang bersudut delapan berwarna putih. Sedangkan tombak kebesaran dari kesatuan prajurit ini disebut Kanjeng Kyai Nenggala dan ber-dhapur (wujud/bentuk) nenggala.

Panji atau Lurah Prajurit Ketanggung mengenakan Topi Mancungan/jangkangan dengan model tempelangan hitam, pada bagian samping dihias dengan bulu-bulu ekor ayam jantan, udheng (blangkon) weulung dengan  bentuk kamicucen, mondholan tanpa sinthingan. Sedangkan baju yang dikenakan adalah sikepan motif lurik ginggang garis besar-besar hitam putih dan dibludir(dibordir) kuning emas. Baju bagian dalam berupa hem warna putih polos. Lonthong setagen cindhe kembang, kamus (epek) hitam bludir kuning emas. Selain itu juga mengenakan bara cindhe dengan gombyok kuning emas. Keris yang dikenakan berwarangka branggah (ladrang) diselipkan di belakang punggung dikewal miring ke kanan. Memakai sayak kencongan kecil warna hijau susun tiga di bagian tepi diplisir kuning emas.

Celana pendek (tumpal) berwarna hitam, celana panjang (menutup lutut) berwarna putih. Sepatu bingkap (sepatu lars) panjang berwarna hitam sampai lutut. Srempang berwarna kuning polos, membawa pedang dan memakai kaus tangan berwarna putih. Untuk pakaian pembawa panji-panji sama dengan pakaian seragam Panji.

Puliyer (Operwahmester) atau Wirawicitra (Wirawredhatama) pakaiannya sama dengan pakaian Panji. Ia membawa senapan dan keris diselipkan di belakang dengan cara dikewal/miring ke kiri. Sedangkan Prajurit Ketanggung berpangkat Sersan (Wirawredha) mengenakan seragam seperti seragam Panji. Perbedaannya terletak pada topi tidak memakai hiasan bulu-bulu, baju sikepan lurik ginggang tanpa dibordir. Kamus (epek) yang dikenakan polos berwarna hitam.

Khusus untuk Sersan Sarageni mengenakan srempang warna hitam silang depan belakang dilengkapi dengan wadhah peluru (krega) di pinggang kanan belakang dan mengenakan keris berwarangka branggah (ladrang) dengan oncen. Keris diselipkan di pingang kiri belakang dikewal miring ke kiri.

Sedangkan Sersan Sarahasta tidak mengenakan srempang. Keris yang dikenakan berwarangka branggah (ladrang) dengan oncen serta diselipkan di pinggang kanan belakang, tidak dikewal serta tidak memakai kaus tangan.

Untuk Jajar Sarageni memakai srempang berwarna hitam silang depan belakang dilengkapi dengan wadhah peluru (krega) di pinggang kanan belakang dan mengenakan keris berwarangka branggah (ladrang) dengan oncen diselipkan di pinggang kiri belakang dikewal miring ke kiri.

Jajar Sarageni tidak mengenakan srempang dan mengenakan keris berwarangka branggah (ladrang), pakai oncen dan diselipkan di pinggang kanan belakang, tidak dikewal.

Unen-unen (instrumen) untuk kesatuan Prajurit Ketanggung ada dua slompret dipegang oleh Ngabehi Jayaberdangga dan Ngabehi Jayasuwara, dua tambur dipegang oleh Ngabehi Jayatengara dan Ngabehi Jayapenambur, dua seruling dipegang oleh Ngabehi Jayapermuni dan Ngabehi Jayapengrawit, dua bende besar dan kecil yang dipegang oleh Ngabehi Jayabermara dan Ngabehi Jayagumita, serta satu kecer yang dipegang oleh Ngabehi Jayabergada.

Iringan gendhing untuk kesatuan prajurit ini adalah Harjunomangsah dan Bimakurda untuk lampah macak serta gendhing Lintrikmanis (Ricikanmas) dan Pragolamilir untuk lampah mars.

Naskah dan foto:a.sartono

Prajurit Ketanggung Keraton Yogyakarta tengah mempersiapkan diri untuk kirab, difoto: 15 Oktober 2014, foto: a.sartono Prajurit Ketanggung Keraton Yogyakarta tampak depan, samping, dan belakang, foto: dokumentasi Tembi Dwaja/klebet Bregada Prajurit Ketanggung yang dinamakan Cakraswandana di tengah Prajurit Ketanggung Sarahasta dan Sarageni, difoto: 15 Oktober 2014, foto: a.sartono Prajurit Ketanggung Sarahasta dan Sarageni tengah berbaris, difoto: 15 Oktober 2014, foto: a.sartono EDUKASI

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 06-07-15

    Kali ini IYSO Bermus

    Ini kali ke-6 IYSO pentas sejak Januari 2015, dan yang ke-4 di Museum Tembi Rumah Budaya. Untuk pementasan kali ini mereka membawakan tema musik... more »
  • 06-07-15

    Perhitungan Tahun Ke

    Di dalam Kitab Primbon Betaljemur Adammakna pada nomor 94 diberi judul ‘Pal Yama,’ yang isinya mengenai tahun keberuntugan dan tahun celaka pada... more »
  • 02-07-15

    Pasar Seni Yogyakart

    Kangjeng Pangeran Aria Adipati Danureja, sang Patih Raja Yogyakarta, yang mempunyai gagasan mendirikan pusat kerajinan itu. Berita tersebut bisa... more »
  • 02-07-15

    Prajurit Ketanggung

    Struktur Prajurit Ketanggung terdiri atas dua oran Panji (Panji Parentah dan Panji Andhahan), dua orang Sersan, seorang pembawa panji-panji dan... more »
  • 02-07-15

    Kursus MC Jawa Tembi

    Sejak tahun 2000 Tembi Rumah Budaya membuka kursus pranatacara (MC) pamedhar sabda (pidato) bahasa Jawa, khususnya untuk upacara perkawinan. Kursus... more »
  • 29-06-15

    Go Green di Tembi Ru

    Pameran karya C Roadyn Choerodin yang berlangsung dari 12 Juni sampai 12 Juli 2015 ini menghadirkan tajuk ‘The Circle’. Karya yang berjudul ‘Go Green... more »
  • 29-06-15

    Lukisan karya murid-

    Dinamakan Gunung Pasar karena menurut sumber setempat di atas puncak gunung ini selalu bergema suara ramai orang seperti di tengah pasar. Suara itu... more »
  • 29-06-15

    Kaligrafi dan Lukisa

    Ketika masuk ke dalam Benteng Museum Heritage, suasana budaya China sangat kental terasa. Pengunjung pun langsung disuguhi karya-karya Edy Widiyanta... more »
  • 29-06-15

    Kajian Menarik tenta

    Serat Angger tersebut memuat tentang hukum material yang terkait hak dan kewajiban subyek hukum. Serat Angger Pradata Awal dan Pradata Akir juga... more »
  • 29-06-15

    Cetakan Roti Tradisi

    Kondisi cetakan roti tradisional koleksi  Museum Tembi masih bagus. Jumlahnya ada 6 buah. Koleksi ini sejak tahun 1999, berasal dari Bapak P... more »