Pasar Seni Yogyakarta Tempo Dulu Berada di Kompleks Rumah Patih Raja

02 Jul 2015 Kangjeng Pangeran Aria Adipati Danureja, sang Patih Raja Yogyakarta, yang mempunyai gagasan mendirikan pusat kerajinan itu. Berita tersebut bisa diketahui dari majalah berbahasa dan beraksara Jawa, yakni Majalah Kajawen nomor 36, 4 Mei 1932.

Di Yogyakarta terdapat banyak pusat penjualan barang seni kerajinan antara lain di Malioboro, Pasar Beringharjo, Pasar Seni Gabusan, Sentra Gerabah Kasongan, Sentra Kerajinan Wayang Pocung, dan Sentra Kerajinan Kulit Manding. Pusat kerajinan di Yogyakarta itu bukan hanya tumbuh di masa sekarang saja, namun jauh sebelumnya, ketika Indonesia masih dijajah oleh Belanda, Yogyakarta sudah berusaha membuat pusat kerajinan, salah satunya di kompleks kediaman Bendara Kangjeng Pangeran Aria Adipati Danureja, selaku Patih Raja Yogyakarta. Kompleks kediaman patih itu sekarang menjadi kompleks Kepatihan.

Boleh dikata, sang patih itulah yang mempunyai gagasan mendirikan pusat kerajinan itu. Berita tersebut bisa diketahui dari majalah berbahasa dan beraksara Jawa, yakni Majalah Kajawen nomor 36, 4 Mei 1932.

Pada halaman 554, disebutkan bahwa tujuan didirikan pasar seni atau pusat kerajinan kala itu (dalam majalah tertulisGriya Pakaryan) adalah untuk melindungi karya perajin Yogyakarta (tertulis:bangsa tiyang siti/pribumi) agar harganya stabil (tidak terlalu murah) dan sekaligus sebagai tempat demo para perajin mempertontonkan cara membuat kerajinan, seperti wayang kulit, kayu, kuningan, kayu, dan sebagainya. Pasar seni kala itu dibangun hanya seluas 15 meter persegi. Bangunan yang tidak begitu luas. 

Pasar seni itu diresmikan pada hari Kamis 14 April 1932 oleh Sri Sultan Hamengkubuwana VIII. Sementara para pejabat yang ikut hadir di antaranya: Paduka Tuwan Gubernur Ngayogyakarta, Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Aria Pakualam, Bandara Kangjeng Pangeran Adipati Danureja, serta para pangeran dan para bupati di wilayah Yogyakarta. Adapun waktu buka pasar seni, untuk pagi hari hingga pukul 12.30 dan untuk sore mulai pukul 16.30 hingga malam.

Bisa jadi sentra seni kerajinan di rumah sang patih itu menjadi pelopor bagi pertumbuhan sentra seni kerajinan di banyak tempat di Yogyakarta.

Nakah dan foto:Suwandi

Pasar Seni Zaman Penjajahan, sumber foto: Suwandi/Tembi Pasar Seni Zaman Penjajahan, sumber foto: Suwandi/Tembi Pasar Seni Zaman Penjajahan, sumber foto: Suwandi/Tembi EDUKASI

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 06-07-15

    Kali ini IYSO Bermus

    Ini kali ke-6 IYSO pentas sejak Januari 2015, dan yang ke-4 di Museum Tembi Rumah Budaya. Untuk pementasan kali ini mereka membawakan tema musik... more »
  • 06-07-15

    Perhitungan Tahun Ke

    Di dalam Kitab Primbon Betaljemur Adammakna pada nomor 94 diberi judul ‘Pal Yama,’ yang isinya mengenai tahun keberuntugan dan tahun celaka pada... more »
  • 02-07-15

    Pasar Seni Yogyakart

    Kangjeng Pangeran Aria Adipati Danureja, sang Patih Raja Yogyakarta, yang mempunyai gagasan mendirikan pusat kerajinan itu. Berita tersebut bisa... more »
  • 02-07-15

    Prajurit Ketanggung

    Struktur Prajurit Ketanggung terdiri atas dua oran Panji (Panji Parentah dan Panji Andhahan), dua orang Sersan, seorang pembawa panji-panji dan... more »
  • 02-07-15

    Kursus MC Jawa Tembi

    Sejak tahun 2000 Tembi Rumah Budaya membuka kursus pranatacara (MC) pamedhar sabda (pidato) bahasa Jawa, khususnya untuk upacara perkawinan. Kursus... more »
  • 29-06-15

    Go Green di Tembi Ru

    Pameran karya C Roadyn Choerodin yang berlangsung dari 12 Juni sampai 12 Juli 2015 ini menghadirkan tajuk ‘The Circle’. Karya yang berjudul ‘Go Green... more »
  • 29-06-15

    Lukisan karya murid-

    Dinamakan Gunung Pasar karena menurut sumber setempat di atas puncak gunung ini selalu bergema suara ramai orang seperti di tengah pasar. Suara itu... more »
  • 29-06-15

    Kaligrafi dan Lukisa

    Ketika masuk ke dalam Benteng Museum Heritage, suasana budaya China sangat kental terasa. Pengunjung pun langsung disuguhi karya-karya Edy Widiyanta... more »
  • 29-06-15

    Kajian Menarik tenta

    Serat Angger tersebut memuat tentang hukum material yang terkait hak dan kewajiban subyek hukum. Serat Angger Pradata Awal dan Pradata Akir juga... more »
  • 29-06-15

    Cetakan Roti Tradisi

    Kondisi cetakan roti tradisional koleksi  Museum Tembi masih bagus. Jumlahnya ada 6 buah. Koleksi ini sejak tahun 1999, berasal dari Bapak P... more »