Buku Peringatan 10 Tahun Organisasi Wanito-Oetomo

28 Jul 2016 Judul            : “Boekoe Pengetan” (Gedenkboek) Wanito-Oetomo ing Mataram

Penulis                  :

Penerbit        :

Bahasa                 : Jawa

Jumlah halaman : 76

Perkumpulan Wanito Oetomo (WO) ini didirikan oleh istri-istri anggota Boedi Oetomo (BO), April 1921. Pelopornya adalah Nyonya Aisiah Bintang Abdulkadir istri dari dokter Abdulkadir salah satu pengurus BO Yogyakarta. Sebagai ketuanya RA Rio Gondoatmojo, sedangkan Aisiah Bintang Abdulkadir menjadi bendahara.

WO mendapat dukungan dari Sultan Hamengku Buwana VIII, sehingga dapat berjalan dengan mulus. WO menjadi pelopor diadakannya kongres perempuan seluruh Indonesia di Yogyakarta pada tanggal 22 Desember 1928. Hasil konggres tersebut antara lain berhasil menyatukan seluruh organisasi perempuan dengan nama PPI (Persatoean Istri Indonesia). Kemudian dirubah menjadi PPII (Persatoean Perkoempoelan Istri Indonesia).

WO mempunyai tujuan untuk menjaga kerukunan, saling menolong dalam hal kepandaian dan keterampilan, tolong menolong dalam hal kesusahan dan berusaha mendorong wanita untuk maju. Dalam hal kemajuan wanita, ada empat hal yang mendapat perhatian. Yaitu kodratnya sebagai wanita, sebagai ibu, sebagai istri dan sebagai pengatur ekonomi rumah tangga. Untuk mencapai tujuan tersebut WO mengadakan berbagai macam pendidikan. Di antaranya kursus keterampilan misal memasak, membatik, menenun, dan lain-lain. Juga ada kursus pemberantasan buta huruf dan berbagai macam ceramah (sekarang disebut seminar).

Dalam perjalanannya, selain mendapat dukungan (baik materi maupun nonmateri) WO juga mendapat berbagai rintangan. Tetapi rintangan tersebut tidak menyurutkan niat dan usaha para anggota WO untuk memajukan sesama kaum wanita. Wanita yang berpendidikan diharapkan lebih mampu untuk mengimbangi dan mendampingi pasangan hidup atau suaminya. Lebih baik dalam mendidik anak serta lebih mandiri.

Buku (peringatan 10 tahun WO) adalah bukti bahwa WO dapat bertahan lama dengan berbagai rintangan yang dihadapi. Isinya adalah pidato tokoh-tokoh WO yang memaparkan seluk-beluk WO dan hasil-hasil yang dicapainya.

Kusalamani

Sampul dalam “Boekoe Pengetan” (Gedenkboek) Wanito-Oetomo ing Mataram Sebagian isi dalam buku berupa foto kegiatan WO Sebagian isi dalam buku berupa foto kegiatan WO EDUKASI

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 02-08-16

    Pria Sawo Matang di

    Musim panas telah tiba. Di Zug, sebuah kota kecil di tengah daratan Swiss dengan penduduk sekitar 28.600 jiwa, sejumlah kursi berwarna oranye bersama... more »
  • 02-08-16

    Ajaran Kebaikan Oran

    Judul            : Ajaran-ajaran dalam Naskah Singhalangghyala Parwa Penulis   ... more »
  • 01-08-16

    Macapat ke-148, Peng

    Mengikuti macapat malem Rebo Pon di Tembi Rumah Budaya ibarat mengikuti pengembaraan Mas Cebolang yang penuh dengan pengalaman kehidupan baik lahir... more »
  • 01-08-16

    Eksotisme Amphiteate

    Amphiteater merupakan salah satu spot luar ruangan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan. Merujuk pada aspek historisnya amphiteater... more »
  • 01-08-16

    Naura Sang Idola Cil

    Terhitung sudah dua album yang diproduksi penyanyi cilik ini, yang bernama lengkap Adyla Rafa Naura Ayu. Di usianya yang ke-8 tahun putri pertama... more »
  • 30-07-16

    Rabu Kliwon Pekan In

    Pranatamangsa: memasuki Mangsa Surya II Mangsa Karo. Usia 23 hari hari terhitung mulai 2 s/d 24 Agustus 2016. Candrane: Bantala Rengka,  artinya... more »
  • 30-07-16

    Kemah Budaya ke-10 B

    Iringan musik tradisional Jawa yang begitu rancak, bertalu-talu, dan meriah membuat para tamu undangan kemah budaya ikut manggut-manggut dan... more »
  • 30-07-16

    Dalem Kanjengan yang

    Ada beberapa bangunan penting selain kompleks makam raja-raja Mataram (Surakarta dan Yogyakarta) di Imogiri yang keberadaannya tidak terpisahkan dari... more »
  • 29-07-16

    Bincang-bincang deng

    Yok Koeswoyo adalah salah satu personil grup musik pop Koes Plus yang legendaris di Indonesia. Di masa jayanya, Koes Plus yang beranggotakan Yok, Yon... more »
  • 29-07-16

    Ki Suparman Menurunk

    Sosok raja yang rendah hati, mencintai rakyatnya dan tidak mempunyai musuh seperti Prabu Puntadewa layak mendapat anugerah Kalimasada dari Batara... more »