Bengawan Solo Riwayatmu Dulu

31 May 2016 Sungai Bengawan Solo pernah populer di masa pendudukan Jepang, yakni ketika menjadi sebuah lagu berjudul “Bengawan Solo” yang diciptakan oleh seniman keroncong, Gesang. Bahkan lagu tersebut hingga kini masih populer di negara itu, dan juga tentu saja di Indonesia. Bengawan Solo juga selalu populer di saat musim penghujan, karena selalu mendatangkan banjir yang menggenangi persawahan dan permukiman di sepanjang aliran sungai tersebut, teutama di bagian hilir.

Bahkan ternyata seratus tahun yang lalu, sungai terpanjang di Pulau Jawa itu juga pernah dikisahkan dalam sebuah buku berjudul “Tjariosipoen Benawi Sala”. Buku itu ditulis dalam aksara Jawa dan diceritakan dalam bahasa Jawa. Pengarangnya adalah Raden Adipati Arya (RAA) Reksakusuma, Bupati Bojonegoro (sekarang masuk wilayah Jawa Timur). Buku dicetak di Batavia (sekarang: Jakarta) pada tahun 1916 oleh percetakan NV Uitgevers Mij Papyrus HM van Dorp & Co.

Dalam buku tersebut tertulis, bahwa buku ini boleh disalin, diterbitkan atau dikarang ulang (tertulis:serat menika inggih kenging katurun, kaecap utawi kaanggit malih), asalkan mendapat izin dariCommissie voor de Volkslectuur atau dewan yang berwewenang kala itu. Karya ini dilindungi oleh Undang-Undang Tahun 1912 tentang Karangan atau Tulisan (tertulis:wewenangipun ingkang nganggit serat punika kaayoman dening angger taun 1912 bab karang-karangan).

Buku ini setebal 54 halaman termasuk halaman judul. Isi buku cukup unik, yaitu mengisahkan tentang aliran Sungai Bengawan Solo dari hulu ke hilir, manfaat, bahaya, serta kisah-kisah mitos di sepanjang aliran, terutama di daerah Bojonegoro, Jawa Timur. Dikisahkan bahwa aliran sungai ini berhulu di daerah Wonogiri dan berhilir di daerah Surabaya Jawa Timur. Sungai itu melewati beberapa kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta bertemu dengan beberapa sungai lainnya, seperti Sungai Dengkeng, Sungai Kedung Bang, dan Sungai Madiun.

Setelah itu, buku ini mengisahkan manfaat Sungai Bengawan Solo (tertulis: Benawi Sala), antara lain untuk hilir mudik perahu (tertulis: baita lan gethek) perdagangan yang banyak dijumpai di sepanjang wilayah Cepu, Ngawi hingga Bojonegoro. Bahkan dalam sejarah, sungai ini sering dilalui perahu Kerajaan Kasunanan Surakarta hingga ke Surabaya dan sebaliknya. Di pinggir sungai banyak dijumpai pasar-pasar besar di sepanjang wilayah Bojonegoro hingga wilayah Babad, Sidayu, dan Gresik. Manfaat lain, pasir pinggir sungai bisa digunakan untuk menguruk halaman rumah agar tidak becek, lumpurnya bagus untuk rabuk, dan juga berkaitan dengan penambangan pasir dan batu kerikil.

Di sisi lain, dijabarkan bahayanya Sungai Bengawan Solo, antara lain setiap musim penghujan mendatangkan banjir (tertulis: bena). Bahkan hingga sekarang, luberan air Sungai Bengawan Solo terus terjadi dan menghantui kawasan pemukiman di sepanjang pinggir Bengawan Solo, terutama di daerah Solo hingga ke hilirnya. Jadi banjir Sungai Bengawan Solo sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.

Kemudian diuraikan beberapa tempat di aliran Sungai Bengawan Solo yang rawan dan angker, karena memang kondisi sungai maupun kisah cerita yang berkembang di masyarakat Jawa kala itu. Beberapa tempat di sepanjang Sungai Bengawan Solo yang rawan dan angker itu di antaranya adalah: wilayah Kerek, Kedung Maya, Guwa Sentana, Pasar Sore, Tinggang, Bengawan Getas, Kedung Wer Pitu, Sobrah Penganten, Kedung Waleyan, Kedung Srungga, Pepundhen Tulung, dan Makam Buyut Kencana. Kebanyakan wilayah yang rawan dan angker itu di wilayah Bojonegoro. Begitu tulis buku ini.

Satu kisah yang berkaitan dengan rawan dan keangkeran Sungai Bengawan Solo berada di wilayah Bengawan Pasar Sore. Tempat itu berada di sisi utara Dusun Jipang, Panolan, Kabupaten Blora. Menurut cerita masyarakat setempat, Sungai Bengawan Solo di dekat tempat itu sangat rawan dilalui perahu, karena di dasar sungai banyak terdapat batu besar dan sangat terjal, salah satunya disebut batu Gong. Kemudian di sekitarnya membentuk cekungan, sehingga rawan dilalui perahu. Menurut kepercayaan setempat, batu itu dulu milik Arya Penangsang, penguasa wilayah Jipang.

Anda bisa membaca lengkap buku tersebut di Perpustakaan Tembi Rumah Budaya, yang mengoleksi banyak buku kuno.

Naskah dan foto:Suwandi

Buku Cariyosipun Benawi Sala, Perpustakaan Tembi, sumber foto: Suwandi/Tembi Buku Cariyosipun Benawi Sala, Perpustakaan Tembi, sumber foto: Suwandi/Tembi EDUKASI

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 11-06-16

    Pentas Panembrama da

    Sebagian masyarakat Jawa khususnya yang beragama Islam, untuk memperingati orang meninggal, biasa melakukan doa tahlil dan Yasinan. Namun baru-baru... more »
  • 11-06-16

    Sabtu Wage Pekan In

    Perhitungan pancasuda ini digunakan jika akan bepergian jauh, dengan cara menghitung neptu yaitu menjumlah hari dan pasaran. Setelah ketemu jumlahnya... more »
  • 11-06-16

    Irama Nusantara Laku

    Berawal dari kesulitan mencari lagu-lagu Indonesia lama, tercetuslah ide situs musik Irama Nusantara. Para pencetus ide itu adalah David Tarigan,... more »
  • 10-06-16

    Denmas Bekel 10 Juni

    Denmas Bekel 10 Juni 2016 more »
  • 09-06-16

    Pameran Imaji Wayang

    Wayang telah menjadi bagian dari khasanah kebudayaan nasional Indonesia. Pengaruhnya demikian kuat, bahkan seperti menjadi bagian integral dari... more »
  • 09-06-16

    Putri Daniswari Menj

    Kadipaten Kediri tiba-tiba menjadi geger karena banyak raja dan adipati dari berbagai tempat menyampaikan lamaran kepada Putri Daniswari, putri dari... more »
  • 08-06-16

    Puisi Mengalun di La

    Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan, atau yang dikenal dengan sebutan Lapas Wirogunan, letaknya di tengah kota, di Jalan Tamansiswa 6, Yogyakarta.... more »
  • 08-06-16

    Elisha Orcarus Allas

    Pada tahun 2016 ini, untuk pertama kali, Fakultas Seni Pertunjukan jurusan Pedalangan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta meluluskan ‘dalang... more »
  • 07-06-16

    Peringatan Internati

    Peringatan Hari Museum Internasional atau IMD yang jatuh setiap tanggal 18 Mei diperingati oleh Badan Musyawarah Musea (Barahmus) DIY dan anggota-... more »
  • 07-06-16

    Aneka Puding Berkhas

    Bulan Ramadan telah tiba. Khusus menyambut bulan suci ini Warung Dhahar Pulo Segaran Tembi Rumah Budaya menawarkan menu takjil berupa aneka puding... more »