Abilawa (1) :‘Jagal’ Luar Biasa

27 Jun 2015 Abilawa adalah sosok pemuda perkasa pembantu Jagal Welakas juru masak istana Wirata. Sehari-hari tugasnya sebagai jagal, menyembelih hewan ternak sapi dan kambing untuk memenuhi kebutuhan daging di istana. Entah karena apa, ia sepertinya sengaja membuat tubuhnya kotor. Ia jarang sekali mandi.

Abilawa adalah sosok pemuda perkasa pembantu Jagal Welakas juru masak istana Wirata. Sehari-hari tugasnya sebagai jagal, menyembelih hewan ternak sapi dan kambing untuk memenuhi kebutuhan daging di istana. Entah karena apa, ia sepertinya sengaja membuat tubuhnya kotor. Ia jarang sekali mandi. Rambut, kumis dan jenggotnya  dibiarkan menjadi lebat tanpa pernah diatur. Postur tubuhnya tinggi besar, raut wajahnya menyeramkan. Pribadi yang tertutup, bau badan yang ‘prengus’ tak sedap membuat orang-orang di sekitar ‘pejagalan’ enggan bergaul dengan Abilawa. Ia dikenal sebagai anak angkat Jagal Welakas.

Pada suatu sore, ketika Jagal Welakas pulang dari istana, ia membawa kabar penting bagi Abilawa. Diceritakan kepada Abilawa bahwa saat ini di dalam lingkungan istana ada sekelompok perwira yang dipimpin oleh Rupakenca berupaya merebut kekuasaan. Rupakenca mempunyai saudara kembar namanya Kencakarupa. Keduanya adalah adik ipar raja Matswapati. Mereka berdua serta  Rajamala merupakan kekuatan serta andalan negara Wirata. Ketiganya adalah senopati perang yang sakti. Oleh karena itu mereka mempunyai keyakinan akan dapat merebut kekuasaan Wirata dengan mudah.

Maka kemudian diaturlah sebuah strategi untuk merebut tahta dengan cara adu jago manusia. Rupakenca-Kencakarupa memilih Rajamala sebagai jagonya dan menantang Prabu Matswapati untuk mencari jago yang akan diadu sampai mati dengan Rajamala. Siapa yang menang dalam adu jago ini, ia akan menguasai seluruh kerajaan Wirata. Karena tantangan tersebut Prabu Matswapati mengutus Raden Seta anaknya untuk mencari jago yang sekiranya dapat menandingi Rajamala.

Mendapat tugas itu Raden Seta menjadi cemas, siapakah jagonya yang dapat mengalahkan Rajamala, karena jika kalah taruhannya adalah negara.

“Aku tidak tega melihat kepanikan serta kecemasan Raja Mastwapati dan anak-anaknya. Oleh karenanya aku memberanikan diri menawarkan seorang jago. Raden Seta menanggapi dengan sungguh-sungguh tawaranku, maka tunggulah malam ini juga ia akan datang kemari,”  kata Welakas.

“Bapa Welakas mengapa Raden Seta mau datang kemari, siapakah sesungguhnya yang engkau tawarkan sebagai jago?” tanya Abilawa.

“Engkau sendiri Abilawa.”

Abilawa tidak menyangka bahwa bapak angkatnya memilih dirinya sebagai jago.

Sejak Abilawa diangkat anak dan tinggal di rumahnya setahun lalu, Jagal Welakas senantiasa dibuat tercengang heran atas tingkah lakunya. Siapa orang yang dapat menandingi kekuatannya menjadi penjagal sapi? Mulai dari menyembelih hingga sampai mengemasnya menjadi daging, Abilawa dapat menyelesaikan ratusa sapi dalan sehari tanpa kelihatan lelah dan terengah-engah. Rasa heran semakin bertambah, ketika pada saat-saat mendesak Jagal Welakas memergoki Abilawa menyembelih sapi tidak dengan alat penyembelih, melainkan dengan kukunya.

Pernah suatu ketika, salah satu dari hewan yang berukuran sangat besar lepas sebelum di sembelih dan mengamuk. Jagal Welakas berteriak memanggil Abilawa agar segera menghentikan ‘Sapi Benggala’ yang berlari sangat kencang menuju pasar. Karena jika tidak dicegah, kerugian besar pasti terjadi. Seluruh dagangan yang ada di pasar bakal rusak. Mendengar kepanikan ayah angkatnya, Abilawa bergerak amat cepat. Dalam sekejap Abilawa dapat mengejar sapi tersebut kemudian memegang tanduknya dan menuntunnya ke pejagalan. Jagal Welakas dan orang-orang yang melihatnya kagum, ilmu apakah yang digunakan Abilawa sehingga dapat lari sangat cepat bak orang menghilang?

Peristiwa-peristiwa Itulah yang membuat Jagal Welakas yakin bahwa anak angkatnya dapat mengalahkan jago yang diajukan Rupakenca.

Walaupun sesungguhnya Abilawa sendiri tidak berniat menampakkan diri di depan publik, ia sudah berjanji akan mematuhi bapak angkatnya, apapun yang diperintahkannya. Karena setahun belakangan ini dirinya telah diterima di rumah ini, dicukupi segala kebutuhannya, dicintai seperti anak sendiri oleh Jagal Welakas. Oleh karenanya sebagai balas budi atas kebaikan Jagal Welakas, ia akan menyanggupi sebagai jago saat utusan raja tiba. Jikapun ia harus mati saat bertarung, tiada rasa takut sedikit pun.

Benar juga, tidak lama kemudian Raden Seta datang di pnjagalan menemui Jagal Welakas dan anak angkatnya Abilawa. Raden Seta terkejut melihat Abilawa dengan postur tubuh dua kali lebih besar dibandingkan tubuh manusia pada umumnya. Namun hal tersebut belum jaminan bahwa Abilawa dapat mengalahkan Rajamala, senapati perang yang terlatih dan berpengalaman. Raden Seta masih meragukan hal itu.

Herjaka HS

Tokoh Abilawa digambarkan dalam bentuk wayang kulit purwa buatan Kaligesing Purworejo, koleksi museum Tembi Rumah Budaya (foto: Sartono) EDUKASI

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 02-07-15

    Pasar Seni Yogyakart

    Kangjeng Pangeran Aria Adipati Danureja, sang Patih Raja Yogyakarta, yang mempunyai gagasan mendirikan pusat kerajinan itu. Berita tersebut bisa... more »
  • 02-07-15

    Prajurit Ketanggung

    Struktur Prajurit Ketanggung terdiri atas dua oran Panji (Panji Parentah dan Panji Andhahan), dua orang Sersan, seorang pembawa panji-panji dan... more »
  • 02-07-15

    Kursus MC Jawa Tembi

    Sejak tahun 2000 Tembi Rumah Budaya membuka kursus pranatacara (MC) pamedhar sabda (pidato) bahasa Jawa, khususnya untuk upacara perkawinan. Kursus... more »
  • 29-06-15

    Go Green di Tembi Ru

    Pameran karya C Roadyn Choerodin yang berlangsung dari 12 Juni sampai 12 Juli 2015 ini menghadirkan tajuk ‘The Circle’. Karya yang berjudul ‘Go Green... more »
  • 29-06-15

    Lukisan karya murid-

    Dinamakan Gunung Pasar karena menurut sumber setempat di atas puncak gunung ini selalu bergema suara ramai orang seperti di tengah pasar. Suara itu... more »
  • 29-06-15

    Kaligrafi dan Lukisa

    Ketika masuk ke dalam Benteng Museum Heritage, suasana budaya China sangat kental terasa. Pengunjung pun langsung disuguhi karya-karya Edy Widiyanta... more »
  • 29-06-15

    Kajian Menarik tenta

    Serat Angger tersebut memuat tentang hukum material yang terkait hak dan kewajiban subyek hukum. Serat Angger Pradata Awal dan Pradata Akir juga... more »
  • 29-06-15

    Cetakan Roti Tradisi

    Kondisi cetakan roti tradisional koleksi  Museum Tembi masih bagus. Jumlahnya ada 6 buah. Koleksi ini sejak tahun 1999, berasal dari Bapak P... more »
  • 29-06-15

    Upacara Baritan, Ung

    Melalui ternak-ternak mereka, Tuhan telah melimpahkan rezeki bagi warga Desa Pendoworejo. Oleh karenanya warga empat dusun itu sepakat untuk... more »
  • 28-06-15

    Menjelajah ke Museum

    Replika Masjid Agung Demak juga terdapat di museum ini. Replika masjid juga terbuat dari kayu jati, setinggi sekitar 1 meter. Replika Masjid Agung... more »