Upacara Peh Cun Tanpa Festival Barongsai di Parangtritis

23 Jun 2015

Peringatan hari besar Peh Cun biasanya dimeriahkan dengan festival barongsai, tapi untuk tahun 2015 ini hal itu tidak dilakukan. Ini semua untuk menghormati saudara-saudara kita yang melaksanakan ibadah puasa.

Salah satu lokasi tempat penyelenggaraan upacara tradisi Peh Cun yang setiap tahun diperingati warga Tionghoa adalah Pantai Parangtritis. Untuk tahun 2015 ini penyelenggaraan acara tersebut dilaksanakan dalam format sederhana, karena bertepatan dengan bulan Ramadan atau bulan puasa.

“Peringatan hari besar Peh Cun biasanya dimeriahkan dengan festival barongsai, tapi untuk tahun 2015 ini hal itu tidak dilakukan. Ini semua untuk menghormati saudara-saudara kita yang melaksanakan ibadah puasa,” kata Cundaka, salah satu panitia Upacara Peh Cun. Sekalipun demikian, seperti yang sudah-sudah Festival Perahu Naga tetap dilakasanakan. Hanya saja untuk tahun ini, acara tersebut juga tidak terlalu meriah.

Upacara Peh Cun di Pantai Parangtritis telah berlangsung sebanyak 11 kali, yang berarti telah berjalan selama 11 tahun. Untuk tahun 2015 ini upacara tersebut jatuh pada hari Sabtu tanggal 20 Juni. Pelaksanaan kali ini pun tidak dilakukan di Plaza Parangtritis, namun langsung di Pantai Parangtritis, supaya lebih khidmat dan sederhana. Upacara Peh Cun kali ini juga dihadiri oleh Bupati Bantul, Hj. Sri Surya Widati Idham Samawi, serta komunitas dan tokoh-tokoh Tionghoa dari Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Magelang, dan lain-lain.

Untuk kelengkapan upacara dihadirkan permainan dua liong dan dua barongsai. Hal yang istimewa adalah karena salah satu liong atau naga tersebut dimainkan oleh pemain yang seluruhnya wanita remaja. Liong dan Barongsai tersebut dimainkan oleh kelompok Hoo Hap Hwee dari Yogyakarta.

Ritual Peh Cun dilakukan dengan berdoa bersama di depan altar yang menghadap ke air laut Samudera Indonesia. Altar berisi sesajian antara lain buah belimbing, pisang raja, buah pear, buah apel, jeruk bali dan kue bakcang. Selain itu altar juga dilengkapi dengan tempat hio, bunga, lilin, dan uang kertas khusus sesaji.

Peh Cun adalah upacara perayaan untuk memperingati jasa baik Menteri Qu Yuan dari Dinasti Chou (339 SM-277 SM). Qu Yuan adalah menteri yang baik dan selalu memberikan ide-ide cemerlang bagi kemajuan, kemakmuran, kejujuran, dan keadilan negeri Chou. Akan tetapi banyak menteri lain yang iri dengan kemampuan Qu. Menteri-menteri lain itu memfitnahnya. Akibatnya ia diusir oleh raja yang termakan fitnah dan hasutan. Suatu ketika raja sadar akan segala kebaikan dan keunggulan Qu Yuan, lalu ia dipanggil kembali oleh raja untuk bekerja lagi bagi Kerajaan Chou. Namun kali lain ia diusir kembali. Akhirnya Qu Yuan putus asa dan bunuh diri dengan menceburkan dirinya ke Sungai Mi Luo pada tanggal 5 bulan 5 dalam sistem kalender Tiongkok.

Rakyat yang sangat menyayanginya mencari jenazahnya dengan menggunakan perahu. Ada banyak perahu yang hilir mudik di Sungai Mi Luo. Agar jenazah Qu Yuan tidak dimakan ikan dan naga, maka rakyat menyebarkan aneka makanan, terutama nasi ke dalam Sungai Mi Luo. Agar nasi tersebut tidak begitu saja habis dimakan ikan dan naga, maka nasi-nasi tersebut dibungkus dengan daun bambu. Berawal dari hal itulah kemudian kue bakcang diciptakan. Berawal dari perahu-perahu yang hilir mudik di Sungai Mi Luo itulah festival perahu naga kemudian diadakan.

Pada intinya upacara Peh Cun dimaksudkan untuk mengenang segala kebaikan hati, kejujuran, dan keadilan dari Menteri Qu Yuen agar dapat diteladani. Selain itu upacara ini juga dimaksudkan untuk memohon kedamaian, kerukunan, kemakmuran bersama.

Naskah dan foto: a. sartono

Praktek doa dalam Upacara Peh Cun di Parangtritis, difoto: Sabtu: 20 Juni 2015, foto: a.sartono Pendirian telur di saat tengah hari dalam rangkaian Upacara Peh Cun, difoto: Sabtu: 20 Juni 2015, foto: a.sartono Liong Merah dari Hoo Hap Hwee dimainkan oleh pemain wanita remaja, difoto: Sabtu: 20 Juni 2015, foto: a.sartono Liong Hitam dari Hoo Hap Hwee turut memeriahkan Upacara Peh Cun di Parangtritis, difoto: Sabtu: 20 Juni 2015, foto: a.sartono Bupati Bantul, Hj. Sri Surya Widati Idham Samawi hadir dalam Upacara Peh Cun di Parangtritis, difoto: Sabtu: 20 Juni 2015, foto: a.sartono Barongsai juga ikut memeriahkan Upacara Peh Cun di Parangtritis, difoto: Sabtu: 20 Juni 2015, foto: a.sartono Berita BUDAYA

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 02-07-15

    Pasar Seni Yogyakart

    Kangjeng Pangeran Aria Adipati Danureja, sang Patih Raja Yogyakarta, yang mempunyai gagasan mendirikan pusat kerajinan itu. Berita tersebut bisa... more »
  • 02-07-15

    Prajurit Ketanggung

    Struktur Prajurit Ketanggung terdiri atas dua oran Panji (Panji Parentah dan Panji Andhahan), dua orang Sersan, seorang pembawa panji-panji dan... more »
  • 02-07-15

    Kursus MC Jawa Tembi

    Sejak tahun 2000 Tembi Rumah Budaya membuka kursus pranatacara (MC) pamedhar sabda (pidato) bahasa Jawa, khususnya untuk upacara perkawinan. Kursus... more »
  • 29-06-15

    Go Green di Tembi Ru

    Pameran karya C Roadyn Choerodin yang berlangsung dari 12 Juni sampai 12 Juli 2015 ini menghadirkan tajuk ‘The Circle’. Karya yang berjudul ‘Go Green... more »
  • 29-06-15

    Lukisan karya murid-

    Dinamakan Gunung Pasar karena menurut sumber setempat di atas puncak gunung ini selalu bergema suara ramai orang seperti di tengah pasar. Suara itu... more »
  • 29-06-15

    Kaligrafi dan Lukisa

    Ketika masuk ke dalam Benteng Museum Heritage, suasana budaya China sangat kental terasa. Pengunjung pun langsung disuguhi karya-karya Edy Widiyanta... more »
  • 29-06-15

    Kajian Menarik tenta

    Serat Angger tersebut memuat tentang hukum material yang terkait hak dan kewajiban subyek hukum. Serat Angger Pradata Awal dan Pradata Akir juga... more »
  • 29-06-15

    Cetakan Roti Tradisi

    Kondisi cetakan roti tradisional koleksi  Museum Tembi masih bagus. Jumlahnya ada 6 buah. Koleksi ini sejak tahun 1999, berasal dari Bapak P... more »
  • 29-06-15

    Upacara Baritan, Ung

    Melalui ternak-ternak mereka, Tuhan telah melimpahkan rezeki bagi warga Desa Pendoworejo. Oleh karenanya warga empat dusun itu sepakat untuk... more »
  • 28-06-15

    Menjelajah ke Museum

    Replika Masjid Agung Demak juga terdapat di museum ini. Replika masjid juga terbuat dari kayu jati, setinggi sekitar 1 meter. Replika Masjid Agung... more »