Sembilan Koper Dilelang Untuk Museum Batik Yogyakarta

10 Jul 2015 Iwet Ramadhan menemukan fasilitas yang minim di dalam Museum Batik Yogyakarta yang terletak di Jln Dr Sutomo no 13A tersebut ketika dia sedang membuat riset untuk bukunya yang berjudul “Cerita Batik”.

Berawal dari keprihatinan ketika melihat kondisi Museum Batik Yogyakarta yang kurang terfasilitasi dengan baik, mendorong Iwet Ramadhan berkolaborasi dengan Kemal Ezedine dan Rimowa - produsen koper ternama di dunia - menggabungkan tradisi serta inovasi teknologi guna memproduksi 9 koper ikonik yang digambar dengan teknik membatik bercorak beberapa elemen kebudayaan khas Indonesia.

Hasil pelelangan koper ini  akan didonasikan kepada Museum Batik Yogyakarta untuk mendukung kegiatan museum dan fasilitasi yang lebih baik lagi. Acara ini  diselenggarakan pada Rabu 1 Juli 2015 di Ground Floor Atrium, Pacific Place Mall Jakarta Selatan. Sejumlah selebriti dan pelaku bisnis seperti Dian Sastrowardoyo, Maulana Indraguna Sutowo, Alexandra Asmasoebrata, Sandy Thema, Sigi Wimala hadir untuk mendukung malam pelelangan koper tersebut.

Iwet Ramadhan menemukan fasilitas yang minim di dalam Museum Batik Yogyakarta yang terletak di Jln Dr Sutomo no 13A tersebut ketika dia sedang membuat riset untuk bukunya yang berjudul “Cerita Batik”.  Koleksi batik yang lengkap di museum tersebut mulai dari Batik Pesisiran, Keraton, Batik Cap dan lain-lain membuat Iwet kagum akan pelestariannya walau kurang terekspos.

Namun, Iwet menilai, cara penyimpanan kain-kain batik yang bernilai historis tinggi ini masih kurang memadai. Kain-kain berharga itu hanya disimpan di dalam lemari kayu  yang dilapisi plastik, serta diberi bubuk merica, dan akar wangi sebagai pengawet. Sistem penyimpanan seperti itu perlu disempurnakan, namun terkendala dana. Karena itulah, uang hasil lelang akan digunakan untuk menyempurnakan perawatan kain-kain batik tersebut.

Koper klasik Rimowa yang merupakan produk modern sarat teknologi tinggi, dengan ornamen batik sentuhan tangan seniman Kemal Ezedine yang berlatar belakang street art, akhirnya bisa diproduksi dalam waktu yang cukup singkat selama hampir dua minggu. Ada sembilan motif batik hasil karya dia di dinding tubuh koper yaitu: Beautiful Sorrow, Pura Ulun Danu, Kecak, Barong, Candi Borobudur, Candi Prambanan, Wayang Kulit, Garuda Wisnu Kencana dan Cendrawasih. Sebagai produk untuk segmen high end, diharapkan hasil lelang yang terkumpul akan membantu pelestarian koleksi batik sekaligus penghargaan akan pentingnya nilai budaya Indonesia.

Naskah dan foto
Beatrix Imelda S

9 Koper Bercorak Kebudayaan Indonesia Dilelang Untuk Museum Batik Yogyakarta, 1 Juli 2015, , foto : Beatrix Imelda 9 Koper Bercorak Kebudayaan Indonesia Dilelang Untuk Museum Batik Yogyakarta, 1 Juli 2015, foto : Beatrix Imelda 9 Koper Bercorak Kebudayaan Indonesia Dilelang Untuk Museum Batik Yogyakarta, 1 Juli 2015, foto : Beatrix Imelda Berita BUDAYA

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 03-08-15

    Sendang Kali Ayu Dod

    Sendang Kali Ayu ini dulu dibuat atau ditemukan oleh Mbah Ronowijoyo. Kisahnya, pada suatu ketika Mbah Ronowijoyo kedhuk-kedhuk (menggali tanah) di... more »
  • 03-08-15

    Wayang Pesisiran Tam

    Ki Tri Luwih Wiwin Nusantara dari Kayen, Kota Pati, Jawa Tengah, mendapat kesempatan tampil mendalang, lengkap bersama rombongan pengrawit serta... more »
  • 01-08-15

    Hari Baik dan Hari J

    Orang yang lahir pada Selasa Kliwon, pada periode usia 0 s/d 12 tahun, adalah ‘PA’ Pandhita, baik. Usia 12 s/d 24 tahun, adalah ‘SA’ Sunan, baik.... more »
  • 01-08-15

    Tajong Samarinda Dib

    Tajong Samarinda pada mulanya dibawa oleh para pendatang Suku Bugis Wajo yang berpindah ke Samarinda karena tidak mau patuh pada perjanjian Bongaja... more »
  • 01-08-15

    UU Tata Niaga Gula d

    Di Perpustakaan Tembi tersimpan dengan baik buku lawas ini yang berisi tentang undang-undang tata niaga gula di Hindia Belanda. Peraturan ini... more »
  • 31-07-15

    Kue Cubit Kudapan Po

    Berawal dari makanan cemilan gerobak yang banyak dijual di sekolah-sekolah dasar, kue mungil berbahan dasar tepung ini semakin populer bahkan “naik... more »
  • 31-07-15

    mas Bekel

    mas Bekel more »
  • 28-07-15

    Masalah Ekologi Indo

    Buku ini berisi tentang masalah ekologi terutama di Indonesia dalam perspektif dekade 1950-an. Pertambahan jumlah penduduk mau tidak mau memang akan... more »
  • 28-07-15

    From The New World d

    Indonesian Youth Symphony Orchestra (IYSO) kembali tampil di Tembi Rumah Budaya dengan melibatkan banyak anggota Sri Aman Orchestra, Malaysia,... more »
  • 28-07-15

    Penggurit Dua Kota A

    Para penggurit dari dua kota, Yogyakarta dan Surabaya, akan tampil bersama dalam launching antologi geguritan karya masing-masing penggurit, Jumat 31... more »