Sebuah Upaya Menghadirkan Kembali Perjuangan Para Pemuda

06 Jun 2015

Rekaman jejak perlawanan pemuda pelajar Indonesia melawan penjajah, dapat dilihat dalam pameran temporer yang digelar oleh Museum Perjuangan Yogyakarta dalam tema “Semangat Panggilan Revolusi: Tentara Pelajar dalam Rekaman Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia”.

Para pelajar Indonesia, mungkin belum banyak mengetahui, siapa sebenarnya tokoh Van Deventer itu? Apa jasanya bagi para pelajar bumi putera di masa penjajahan? Kisah singkatnya, Van Deventer, walaupun orang Belanda, pernah mengritik kepada pemerintah Hindia Belanda yang hanya suka memungut pajak, mempekerjakan rodi, dan tanam paksa bagi kalangan bumi putera. Sebaliknya, pemerintah Hindia Belanda tidak pernah memedulikan hak bumi putera, salah satunya pendidikan. Kritikan itu dituangkan dalam tulisan yang dimuat di surat kabar De Gits.

Atas kritikan pedas itulah akhirnya pemerintah Hindia Belanda melakukan Politik Etis (hutang budi) dalam tiga hal kepada bumi putera, yaitu pertanian (irigasi), emigrasi, dan pendidikan. Berkat politik Etis itulah, akhirnya banyak anak bumi putera yang bersekolah dan akhirnya menjadi pintar. Setelah mereka pintar, tidak disangka oleh pemerintah Hindia Belanda, para bumi putera menuntut kemerdekaan.

Mereka mendirikan organisasi yang bergerak di dunia pendidikan dan kebudayaan. Salah satunya yang terkenal adalah “Budi Oetomo” yang dibentuk pada 20 Mei 1908. Begitu juga dengan munculnya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, merupakan puncak kesadaran pemuda Nusantara akan pentingnya rasa senasib sebangsa. Itu semua hasil pendidikan yang diciptakan oleh pemerintah Hindia Belanda kepada rakyat pribumi, yang kala itu sebenarnya hanya untuk kalangan bangsawan saja.

Pada perkembangan selanjutnya, rakyat Indonesia melalui para pemuda terus mendesak kepada pemerintah Hindia Belanda agar memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Puncaknya tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannnya. Ketika itu kerajaan Belanda belum juga mengabulkan permintaan. Bahkan mereka ingin menjajah kembali. Lalu para pemuda cendekiawan terus melancarkan perjuangan kepada Belanda usai kemerdekaan, hingga Belanda memberlakukan serangan Agresi Militer ke-1 dan ke-2. Para pemuda pelajar di seluruh Nusantara tidak pernah kendor dalam perjuangan. Segala cara digunakan untuk mengobarkan semangat perjuangan, bahkan lewat puisi dan pembentukan laskar-laskar pemuda.

Rekaman jejak perlawanan pemuda pelajar Indonesia melawan penjajah, dapat dilihat dalam pameran temporer yang digelar oleh Museum Perjuangan Yogyakarta dalam tema “Semangat Panggilan Revolusi: Tentara Pelajar dalam Rekaman Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia”. Pameran temporer itu digelar dalam rangka “Museum Perjuangan Expo 2015” pada 20—26 Mei 2015 di museum itu. Selain pameran temporer yang banyak dikunjungi pelajar, dalam kegiatan itu juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan lain, seperti: lomba cerita sejarah, lomba macapat, workshop, musik. Sementara di halaman depan museum, juga dipamerkan instalasi tokoh-tokoh pejuang, sehingga semakin menambah daya tarik pameran.

Naskah dan foto: Suwandi

Pameran Temporer Museum Perjuangan Yogyakarta, 20—26 Mei 2015, sumber foto: Suwandi/tembi Pameran Temporer Museum Perjuangan Yogyakarta, 20—26 Mei 2015, sumber foto: Suwandi/tembi Pameran Temporer Museum Perjuangan Yogyakarta, 20—26 Mei 2015, sumber foto: Suwandi/tembi Pameran Temporer Museum Perjuangan Yogyakarta, 20—26 Mei 2015, sumber foto: Suwandi/tembi Berita BUDAYA

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 09-06-15

    FMT 2015: Pertunjuka

    Hanyaterra, kelompok kolektif musik keramik dari Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, tampil memukau dalam Festival Musik Tembi (FMT) 2015,... more »
  • 09-06-15

    FMT 2015: Proses Men

    Berdasarkan penilaian pengamat musik dan audiens, diputuskan lima terpilih yang masuk dalam album kompilasi MTB 2015 adalah Kemlaka, Kelu, Ruas Bambu... more »
  • 09-06-15

    #SaveMusicIndonesia

    Gerakan ini sebagai salah satu apresiasi terhadap musik, musisi, dan industri musik Indonesia. Pembajakan, minimnya musik anak, perizinan pemutaran... more »
  • 08-06-15

    Mereka Juga Meramaik

    Para pembaca puisi ini kebanyakan sudah berulang kali datang menghadiri Sastra Bulan Purnama (SBP), sehingga memang sudah mengenal acara ini. Namun... more »
  • 08-06-15

    Sandy Thema Pamerkan

    Merek perhiasan lokal, Pistos dengan desainernya Sandy Thema mempersembahkan koleksi perhiasan terbarunya ‘Archipelago’. Terinspirasi dari kekayaan... more »
  • 08-06-15

    FMT 2015: Menuju Mus

    Sampai saat ini tidak atau belum ada yang dinamakan “musik Indonesia.” Jika mau menyebut musik Indonesia, maka kita harus menyebut sekian banyak... more »
  • 06-06-15

    Sukses Karier Orang

    Orang yang lahir pada Senin Pon dan Rabu Kliwon, tempat kejayaan (sukses) dalam meniti karier pekerjaannya berada di arah Barat dari tempat... more »
  • 06-06-15

    Sebuah Upaya Menghad

    Rekaman jejak perlawanan pemuda pelajar Indonesia melawan penjajah, dapat dilihat dalam pameran temporer yang digelar oleh Museum Perjuangan... more »
  • 06-06-15

    Tiga Penyair Berambu

    Ketiga penyair ini mengenalkan antologi puisi yang baru diterbitkan. Slamet Riyadi Sabrawi meluncurkan antologi puisi berjudul ‘Ujung Beliung’. Dedet... more »
  • 06-06-15

    Suduk Gunting Tatu L

    Pepatah atau peribahasa suduk gunting tatu loro secara luas dapat dimaknai sebagai orang yang menderita kesusahan/kesedihan berganda/rangkap. Keadaan... more »