Napi LP Wirogunan Belajar Membuat Puisi

10 May 2016 Sambil duduk lesehan di tikar, para narapidana di LP Wirogunan, mendengarkan Iman Budhi Santosa, penyair senior Yogyakarta, menyampaikan workshop penulisan sastra, khususnya puisi, Selasa, 3 Mei 2016, di aula LP. Wirogunam, Tamansiswa, Yogyakarta. Pemberi materi workshop lainnya, Budi Sarjana, cerpenis dan Ons Untoro, penggerak Sastra Bulan Purnama Tembi Rumah Budaya.

Sekitar 40 narapidana laki-laki dan perempuan, dari berbagai macam kasus, kriminal, pembunuhan dan korupsi mendengarkan penjelasan mengenai bagaimana menulis puisi. Para peserta memang tidak asing terhadap puisi, lebih-lebih geguritan (puisi bahasa Jawa), bahkan ada yang sudah menulis geguritan dan puisi.

“Dalam menulis puisi ide merupakan sesuatu yang penting, dan harap dipahami puisi bukan cerita. Keindahan dalam puisi ada dua, yaitu keindahan ide dan bahasa,” ujar Iman Budhi Santosa.

Ons Untoro menambahkan, pada keindahan bahasa, dalam menulis puisi pilihan kata menjadi penting, karena menulis puisi harus cermat dalam memilih kata.

Seorang napi laki-laki bertanya, apakah puisi atau cerita yang ditulis bisa dianggap sebagai menyindir orang lain, dan orang yang tersindir bisa melaporkan pada pihak berwajib?

Workshop untuk napi ini tidak hanya mengajarkan bagaimana menulis puisi, tetapi juga bagaimana menulis cerita pendek atau cerpen, yang disampaikan oleh Budi Sarjana, seorang novelis dan cerpenis dari Yogya. Maka pertanyaan di atas sekaligus terjawab pada pemaparan Budi Sarjana.

“Kisah dalam karya sastra, cerpen atau puisi, hanyalah kisah fiksi, kalaupun ada persamaan seperti dialami orang lain, itu hanya kebetulan belaka,” kata Budi Sarjana.

Workshop penulisan sastra ini sudah beberapa kali dibicarakan bersama Zainal Arifin, Kepala Lapas Wiroguan setiap kali dia datang di Sastra Bulan Purnama Tembi Rumah Budaya, agar Komunitas Sastra Bulan Purnama menyelenggarakan workshop sastra di LP, dan bersama Iman Budhi Santosa serta Budi Sarjana, workshop itu diselenggarakan.

Zaenal Arifin berharap, agar dari LP Wirogunan bisa lahir karya sastra yang bagus, karena pada umumnya mereka yang tinggal di LP Wirogunan ada banyak waktu untuk merenung dan mengekspresikannya melalui karya tulis.

“Kita tahu, Pramudya melahirkan karya sastra yang hebat ketika  dia ditahan di Pulau Buru,” kata Zaenal memberi motivasi pada para napi.

Sambil mendengarkan para sastrawan  menyampaikan materi, para napi yang memang disediakan buku dan bolpoin, menulis puisi, geguritan bahkan cerita pendek. Setelah selesai workshop beberapa napi menyampaikan karyanya kepada para pemateri sembari bertanya, “Ini puisi atau cerpen?”.

Karya-karya yang ditunjukkan sebagian besar memang puisi dan geguritan, tapi ada juga puisi yang agak panjang, sehingga mereka merasa yang dibuat bukan puisi tapi cerpen. Selama satu bulan sampai akhir Mei 2016, peserta workshop dari para napi ini diberi waktu untuk menulis puisi, cerpen atau geguritan. Untuk cerpen sekitar 3-4 halaman.

“Boleh nggak kalau cerpennya 6 halaman,” tanya salah seorang napi.

“Ya, tentu boleh,” jawab Budi Sarjono yang memberi materi cerpen.

Hasil karya berupa puisi, geguritan dan cerpen, akan diseleksi oleh para pemateri, dan oleh LP Wirogunan akan  diterbitkan menjadi buku. “Nanti, karya sastra ini akan dibacakan di LP Wirogunan dan di Sastra Bulan Purnama Tembi Rumah Budaya,” kata Zaenal Arifin, Kepala Lapas Wirogunan.

Ons Untoro

Para napi LP Wirogunan sambil duduk lesehan mengikuti workshop penulisan sastra di aula LP Wirogunan, foto: facebook Budi Sarjana Iman Budhi Santosa, penyair Yogya memberikan materi penulisan puisi pada workshop yang diikuti para napi di LP Wirogunan, foto: facebook Jati Suryana Ons Untoro penggerak Sastra Bulan Purnama Tembi Rumah Budaya memberikan maeri penulisan puisi pada workshop penulisan sastra untuk para napi di aula LP. Wirogunan, foto: facebook: Jati Suryana Berita BUDAYA

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 27-06-16

    Puisi, Musik dan Lag

    Para penampil di Sastra Bulan Purnama edisi ke-57, yang diselenggarakan Senin, 20 Juni 2016 di Amphytheater Tembi Rumah Budaya tidak hanya membaca... more »
  • 27-06-16

    Ki Faizal Noor Singg

    Faizal Noor Singgih lahir di Yogyakarta pada Jumat Kliwon, 20 April 1979, dari pasangan Sutedjo, pegawai PJKA; dan Rochimah, ibu rumah tangga yang... more »
  • 27-06-16

    Pamerkan Saja! Talen

    Umumnya para pelukis atau perupa tidak punya kata-kata untuk menyuarakan karyanya. Karya adalah keseluruhan jiwa dan pikir mereka yang dituangkan... more »
  • 25-06-16

    Puisi Di Bawah Bulan

    Sastra Bulan Purnama (SBP) edisi 57, yang diselenggarakan di Amphytheater Tembi Rumah Budaya, Senin, 20 Juni 2016 betul-betul dihiasai Bulan Purnama... more »
  • 25-06-16

    Senin Pon Pekan ini

    Memasuki mangsa Kasa. Usia mangsa Kasa 41 hari terhitung mulai 22 Juni sampai dengan 1 Agustus 2016. Candrane: Sotya Murca ing Embanan (mata cincin... more »
  • 25-06-16

    Serat Tunggul Jati,

    Bagi masyarakat Jawa, ada pandangan hidup, jika ingin menuju kesempurnaan hidup maka harus bisa menyelaraskan kebutuhan jasmani dan rohani. Apabila... more »
  • 23-06-16

    In Memoriam Jon Bati

    Jon, tak pernah lepas dari gitar. Pada banyak pembukaan pameran di Yogya, seringkali dia tampil dengan petikan gitar untuk mengisi acara. Dia banyak... more »
  • 21-06-16

    Pelajar SMP Bopkri G

    “Kolamnya Indah Banget..!”  Ungkap rombongan pelajar SMP Bopkri Godean yang baru saja diajak keliling ke Tembi Rumah Budaya dalam kunjungannya... more »
  • 21-06-16

    Prabakusuma Remaja y

    Asma kinarya japa, yang artinya bahwa nama adalah ‘media’ orang tua untuk mendaraskan doa serta harapan bagi si anak. Demikianlah selanjutnya ketika... more »
  • 20-06-16

    Pada Rabu Pon Pekan

    Pranatamangsa: mangsa Karolas berakhir pada 21 Juni 2016 dan memasuki mangsa Kasa. Usia mangsa Kasa 41 hari terhitung mulai 22 Juni sampai dengan 1... more »