Merti Tuk Wujud Komitmen Menjaga Sumber Air

12 Nov 2015

Merti Tuk ini dilakukan dengan kirab yang melibatkan hampir semua warga Dusun Ngepring dan Kemiri. Ada pun yang dikirab adalah nasi tumpeng, nasi kenduri, gunungan hasil bumi dengan kemuncak berupa uang tunai dengan berbagai nominal, patung kuda, dan bibit tanaman gayam.

Pada Minggu, 8 November 2015 warga Dusun Ngepring dan Kemiri, Kelurahan Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, menyelenggarakan Merti Tuk. Merti diartikan sebagai memelihara, merawat, dan menjaga. Sedangkan tuk berarti mata air. Jadi, acara Merti Tuk ini dimaksudkan sebagai salah satu cara melestarikan mata air. Kebetulan Dusun Ngepring dan Kemiri terletak di salah satu sisi bentang Sungai Boyong, dan menggantungkan sepenuhnya akan kebutuhan air pada mata air di sisi aliran Sungai Boyong yang menjadi hulu dari Sungai Code yang membelah kota Yogyakarta.

Dulu warga masyarakat Dusun Ngepring dan Kemiri dalam mengambil air dari tuk atau mata air menggunakan klenthing (bejana yang terbuat dari gerabah). Namun kini hal itu tidak dilakukan lagi karena penyaluran air dari mata air sudah dilakukan dengan pipa dan selang air. Dulu ada banyak mata air di Sungai Boyong di dekat Dusun Kemiri-Ngepring ini. Namun pasca erupsi Merapi 2010 dan terutama penambangan material dengan alat berat, maka banyak mata air yang mati atau hilang.

Merti Tuk ini dilakukan dengan kirab yang melibatkan hampir semua warga Dusun Ngepring dan Kemiri. Ada pun yang dikirab adalah nasi tumpeng, nasi kenduri, gunungan hasil bumi dengan kemuncak berupa uang tunai dengan berbagai nominal, patung kuda, dan bibit tanaman gayam. Kirab ini juga dikawal oleh kelompok kesenian jatilan Dusun Ngepring-Kemiri yang dinamakan Turonggo Mudho Budhoyo. Kirab ini berawal di halaman masjid Dusun Ngepring menuju tuk di Dusun Kemiri yang berjarak sekitar 2 kilometer dengan menyusur sungai penuh bebatuan sejauh sekitar 650 meter. Sekalipun demikian, seluruh warga yang terlibat tidak menampakkan rasa lelah. Mereka tetap bersemangat dan bergembira melakukan ritual tradisi itu.

Usai menyusuri jalan-jalan kampung dengan suasana lingkungan yang asri penuh pepohonan serta sungai yang masih sangat bersih dan jauh dari pencemaran, peserta kirab berhenti di sekitar Tuk Ngepring-Kemiri. Patung kuda putih yang dikirab kemudian dipasang di hulu Tuk Ngepring-Kemiri.

Pemasangan patung kuda putih ini dimaksudkan sebagai bentuk peringatan akan keberadaan kelompok kesenian jatilan di Dusun Ngepring yang dinamakan Turonggo Mudho Budhoyo. Patung kuda putih yang dipasang tersebut juga sebagai bentuk akan adanya kepercayaan setempat perihal sering munculnya suara ringkik kuda gaib di seputaran Tuk Ngepring-Kemiri dan sekitarnya bila akan ada kejadian berkenaan dengan perubahan alam, seperti letusan gunung, gempa bumi, paceklik, wabah penyakit, dan sebagainya.

Usai pemasangan patung kuda kemudian dilaksanakan juga upacara pengambilan air tuk dengan menggunakan kendi. Jumlah kendi untuk acara tersebut mencapai 41 buah. Air dalam kendi ini kemudian didoakan bersama nasi kenduri, gunungan, dan tumpeng di sisi mata air tersebut. Setelah doa-doa selesai dipanjatkan kenduri kemudian dimakan bersama-sama. Air dalam kendi kemudian digendong oleh kaum ibu dan dibawa pulang ke rumah masing-masing. Sedangkan gunungan yang berupa hasil bumi, buah-buahan, dan uang kemudian diperebutkan.

Karjiyo selaku ketua pelaksana acara ini menyatakan bahwa acara ini baru pertama kali diadakan di Dusun Ngepring-Kemiri. Ke depan hal ini akan dilaksanakan secara rutin. Acara merti tuk itu sendiri sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas berkat air bersih yang diberikan kepada warga Dusun Ngepring-Kemiri dimana air tidak pernah kering sepanjang tahun. Selain itu, hal itu juga dimaksudkan sebagai bentuk komitmen bahwa warga masyarakat setempat akan tetap menjaga keberadaan mata air tersebut sampai kapan pun. Uang dan makanan serta hasil bumi yang dibagikan/diperebutkan merupakan ungkapan kegembiraan dan syukur warga Dusun Ngepring-Kemiri yang pantas dibagikan kepada sesama. Semua terjadi karena kasih karunia Tuhan yang demikian melimpah.

Naskah dan foto: asartono

Kompleks Tuk Kemiri yang menjadi pusat tujuan kirab Merti Tuk Dusun Ngepring-Kemiri, difoto: Minggu, 8 November 2015, foto: a.sartono Nasi tumpeng, nasi kenduri, gunungan, dan air dalam kendi yang didoakan untuk kemudian dapat dinikmati bersama, difoto: Minggu, 8 November 2015, foto: a.sartono Menyusur Sungai Boyong dalam acara Merti Tuk Dusun Ngepring-Kemiri, difoto: Minggu, 8 November 2015, foto: a.sartono Kirab Merti Tuk Dusun Ngepring-Kemiri di tengah jalan kampung yang asri, difoto: Minggu, 8 November 2015, foto: a.sartono Perebutan gunungan dalam acara Merti Tuk Dusun Ngepring-Kemiri, difoto: Minggu, 8 November 2015, foto: a.sartono Berita BUDAYA

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 14-11-15

    Selasa Kliwon Hari B

    Selasa Kliwon, 17 November 2015, kalender Jawa tanggal 4, bulan Sapar, tahun 1949 Jimawal, hari baik untuk berbagai macam keperluan. Namun tidak baik... more »
  • 14-11-15

    Karyawan PT Frisian

    Mereka sangat antusias belajar gamelan. Apalagi masing-masing kelompok, tidak hanya bermain gamelan, tetapi juga mencoba menembangkan syairnya, yaitu... more »
  • 14-11-15

    Museum Sonobudoyo Ul

    Bertepatan dengan hari jadi yang ke-80 tahun di bulan November 2015, Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta mengadakan program kunjungan gratis sehari... more »
  • 14-11-15

    Nasi Rawon Komplit T

    Dagingnya yang sangat empuk dengan bumbu rawon yang demikian meresap membuat lidah terlena karena nikmat. Kecambah segar menjadi penjeda yang kompak... more »
  • 13-11-15

    Buku Yang Menyingkap

    Buku ini membicarakan tentang sejarah, peranan (sumbangsih) dan eksistensi Banyumas, juga bahasa sebagai ciri khas pembeda dengan daerah lain. Tidak... more »
  • 13-11-15

    Hasil Kompetisi Trie

    Untuk tahun 2015 ini kompetisi Trienale Seni Grafis Indonesia V diputuskan berskala internasional. Optimisme Bentara Budaya selaku penyelenggara... more »
  • 12-11-15

    Indonesia Menari 201

    Sukses digelar sejak tahun 2012, Indonesia Menari yang digagas Galeri Indonesia Kaya kembali hadir mengajak masyarakat untuk menari massal dengan... more »
  • 12-11-15

    Merti Tuk Wujud Komi

    Merti Tuk ini dilakukan dengan kirab yang melibatkan hampir semua warga Dusun Ngepring dan Kemiri. Ada pun yang dikirab adalah nasi tumpeng, nasi... more »
  • 11-11-15

    Giryadi, Penyair dan

    Sebagai ulusan seni rupa, dia malah menekuni sastra dan teater, dan puisi adalah karya yang terus diciptakan dia. Makanya, dia dikenal sebagai... more »
  • 10-11-15

    Budaya Nonbendawi Yo

    Gamelan Jawa, selain menjadi ciri khas masyarakat Jawa di DIY, juga masyarakat Jawa yang ada di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bahkan gamelan... more »