Malam ini di Tembi 10 Perupa Membaca Puisi

25 Jan 2016 Sastra Bulan Purnama edisi ke-52, yang diselenggarakan Tembi Rumah Budaya, akan menampilkan para perupa untuk membaca puisi. Tajuk dari acara ini ‘Rupa Puisi Perupa’ yang akan diselenggarakan, Senin, 25 Januari 2016, pukul 19.00 di Pendapa Tembi Rumah Budaya.   Para perupa ini, selain aktivitasnya menghasilkan karya seni rupa, juga terkadang menulis puisi, meskipun tidak dipublikasikan secara luas sebagaimana layaknya penyair. Para perupa itu adalah, Nasirun, Ong Hari Wahyu, Bambang Herras, Yoseph Wiyono, Bartimus Yayan, Heti Palestina, Loli Rusman, Surajiyo, Nung Bonham dan Watie Respati.   “Saya memang bergerak di visual art, tetapi sejak tahun 1980-an saya sudah berinteraksi dengan sastra dan masuk dalam pergaulan sastrawan angkatan tahun 1980-an. Karena pada tahun itu suasana tahun 1970-an, yang mana interaksi antara pelukis dan penyair masih kuat,” ujar Ong Hari Wahyu.   Puisi-puisi Ong Hari Wahyu dan Puisi Bambang Herras, selain akan dibacakan, juga akan diolah menjadi lagu oleh Sri Krishna, yang lebih dikenal dengan nama Encik.   “Dalam pergaulan kesenian di Yogya, musik, seni rupa dan sastra tak bisa dipisahkan, bahkan dalam pertumbuhan kesenian di Yogya, ketiga jenis kesenian itu saling mengisi dan menguatkan,” kata Bambang Herras.   Para perupa yang tampil membacakan puisi karyanya ini, sebenarnya sudah tidak asing di dunia sastra, karena selain menghasilkan karya seni rupa, mereka juga menulis puisi, meskipun puisinya seringkali dicoretkan pada kanvas. Sering  bisa melihat, pada karya seni rupa yang mereka hasilkan di kanvasnya ada coretan-coretan kata yang memberi suasana puitis.   Yoseph Wiyono, perupa dan pengajar di Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, yang mengoordinasikan para perupa yang akan tampil mengatakan, dari sejumlah perupa yang dihubungi, cukup banyak yang sanggup untuk ikut, tetapi sampai batas waktu yang ditentukan, hanya terkumpul 10 perupa.   “Saya kira, 10 perupa yang ikut tampil di Sastra Bulan Purnama ini sudah bisa mewakili dari kalangan perupa lainnya,” ujar Yoseph Wiyono.   Dijelaskan oleh Wiyono, dalam pertunjukan sastra ini, rencananya para perupa yang tampil akan memajang karya-karya sekaligus sebagai background dari pertunjukan sastra kalangan perupa. “Dalam berkarya sastra para perupa tidak bisa melupakan untuk menghasilkan karya seni rupa,” ujar Wiyono.   Ons Untoro   Poster publikasi Sastra Bulan Purnama yang disebar melalui facebook, foto: dok Tembi Berita BUDAYA

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 12-03-16

    Launching Antologi P

    Antologi puisi rupa berjudul ‘Anakku Sayang Ibu Pulang’, karya dari beberapa penyair, yang pernah tampil di Sastra Bulan Purnama, Sabtu malam, 5... more »
  • 12-03-16

    Kamis Legi Hari Baik

    Pranatamangsa masuk mangsa Kasanga (9), umurnya 25 hari, mulai 1 s/d 25 Maret, curah hujan mulai berkurang. Masa birahi anjing dan sejenisnya.... more »
  • 12-03-16

    Bubur Koyor Srikandi

    Koyor atau urat sapi mungkin tidak sepopuler bagian tubuh sapi lainnya. Tapi bagi sebagian orang, koyor justru tampil sebagai primadona. Koyor... more »
  • 12-03-16

    FIB UGM Gelar Festiv

    Tari Reog Ponorogo yang dipentaskan di depan hall lantai dasar Grha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta, pada Selasa, 1 Maret 2016, mengundang perhatian... more »
  • 11-03-16

    Jupri Abdullah Pamer

    Setelah menggelar karyanya di ruang pamer Tembi Rumah Budaya, Jupri Abdullah memajang karyanya di Museum Negeri Banten, Jl Brigjen K.H. Syama’un No.... more »
  • 11-03-16

    Pesan Kebersamaan Ki

    Kirab atau pawai senantiasa menjadi acara yang dinanti-nanti masyarakat. Pada setiap kirab selalu saja di sekitar rute yang dilaluinya disesaki... more »
  • 11-03-16

    Atraksi Barongsai di

    Barongsai kini menjadi pertunjukan ‘live’yang mudah ditonton. Pada masa Orde Baru, seni tradisi ini hanya bisa dinikmati lewat film. Misalnya yang... more »
  • 11-03-16

    Denmas Bekel 11 Mare

    Denmas Bekel 11 Maret 2016 more »
  • 10-03-16

    Nana Ernawati, Penya

    Namanya Nana Ernawati, biasa dipanggil Nana. Anak-anak yang lebih muda sering memanggilnya Bu Nana. Penyair era tahun 1980-an, rasanya kenal dengan... more »
  • 10-03-16

    Wisrawa (1): Berada

    Anak lelaki bernama Wisrawa tersebut lahir, tumbuh dan menjadi besar di pertapaan. Maklum saja karena ia anak seorang Begawan pinunjul bernama... more »