Kroncong Tenggara Mainkan Musik dari Nusantara dan Dunia

Author:editorTembi / Date:20-10-2014 / Ubiet & Kroncong Tenggara dikenal piawai mengadopsi berbagai ragam musik untuk memerkuat jiwa kroncong, seperti tango, jazz, melayu, pop, dan klasik. Grup musik keroncong ini menghibur dengan lantunan musik baru yang tetap bertolak dari aneka khasanah tradisi Nusantara.

Keroncong Tenggara, Mainkan Musik Dari Nusantara Dunia
Kelompok musik Kroncong Tenggara, membuai penonton , foto: Image Dynamics

Nama Kroncong Tenggara diambil lantaran diharapkan dapat mencerminkan keterbukaan wilayah ‘tenggara’, yaitu posisi Nusantara dalam peta dunia, dalam menerima dan mengolah pengaruh dari berbagai ragam musik dunia. Grup kroncong ini lahir pada 2007 bersamaan keluarnya album perdana bernama Kroncong Tenggara.

Dalam rangkaian HUT pertama Galeri Indonesia Kaya, Sabtu 11 Oktober 2014, Kroncong Tenggara yang terdiri dari Ubiet (vokal), Dian HP (akordeon), Riza Arshad (akordeon), Dony Koeswinarno (flute, saksofon), Dimawan Krisnowo Adji (cello), Arief Suseno (ukulele-cak), Maryono (ukulele-cuk), Adi Darmawan (bas elektrik), Jalu Pratidina (kendang Sunda, perkusi) membawakan 17 lagu yang sebagian besar dari album perdana mereka.

Mengenakan balutan kain tradisional, Ubiet mulai melantunkan satu persatu lagu, mulai dari Kroncong Tenggara, Kroncong Pasar Gambir, Dibawah Sinar Bulan Purnama, Stambul Jauh Dimata, Kroncong Sapulidi, Penghujung Musim Penghujan, Senja di Pelabuhan Kecil, Pepaya Mangga Pisang Jambu, medley Jembatan Merah/Bengawan Solo/Caping Gunung, Gambang Semarang dan Langgam Merah Biru.

Keroncong Tenggara, Mainkan Musik Dari Nusantara Dunia
Dian HP memainkan akordeon dengan asyik, foto: Image Dynamics

Ubiet dengan vokalnya yang khas membawa penonton sangat menikmati sambil sesekali menggoyangkan kepala dan badan. Pada lagu ‘Aksi Kucing’ musik digarap dengan asyik, dan masing-masing instrumen terasa pas dengan vokal Ubiet. Lagu Kroncong Sapulidi dan Pepaya Mangga Pisang Jambu juga menjadi favorit penonton.

“Saya percaya bahwa kroncong menyimpan kekayaan yang terus bisa digali dan diperbaharui. Dengan memadukannya dengan berbagai unsur alat musik dan gaya vokal mampu mengembalikan pesona kroncong namun juga menjadi sebuah musik baru dengan karakter musik dunia masa kini,” ujar Ubiet.
 

Natalia S.

Berita budaya

Latest News

  • 24-10-14

    Orang Rabu Legi Bany

    Hari kelahiran Rabu, diangkakan = 7 ditambah pasaran kelahiran Legi, diangkakan = 5. Jumlah weton 7 + 5 = 12. Watak: tidak bisa menerima keadaan atau... more »
  • 24-10-14

    Lomba Alih Aksara Ja

    Aksara Jawa di masa sekarang sudah tidak dipakai untuk kegiatan tulis-menulis sehari-hari. Namun demikian, bukan berarti aksara Jawa sudah tidak... more »
  • 24-10-14

    Angger Sukisno, Toko

    Angger adalah tokoh ketoprak, guru MC Jawa, penyiar televisi, sutradara, penulis naskah, dan guru macapat. Dapat dikatakan bahwa namanya sudah... more »
  • 23-10-14

    Gladhen Tembang Maca

    Tembang Dhandhanggula mempunyai watak indah dan luwes, dapat untuk mengekspresikan sastra tembang dengan berbagai tema dan suasana. Untuk materi yang... more »
  • 23-10-14

    Waosan Cerkak, Seni

    Pembacaan cerkak diawali dengan tarian Suryasasi yang mengesankan dunia kejawaan dalam baluran dunia mistis (jagat lelembut). Tarian dibawakan oleh... more »
  • 22-10-14

    Drama Musikal Intera

    Drama ini menceritakan tentang sebuah keluarga kecil yang berkeliling melakukan perjalanan menjelajah Indonesia untuk mencari anggota keluarga mereka... more »
  • 22-10-14

    Koleksi Mainan Anak

    Museum ini memang ditujukan kepada anak-anak supaya mereka bisa mengenal aneka mainan anak-anak dari zaman dulu hingga sekarang yang berasal dari... more »
  • 22-10-14

    Kisah Intel Jepang y

    Yoshizumi adalah pejabat intelijen Angkatan Laut Jepang (Kaigun Bukanfu) pimpinan Laksamana Tadashi Maeda, yang bersimpati pada perjuangan Indonesia... more »
  • 21-10-14

    SLB Panti Asih Pakem

    Kunjungan dari orang-orang berkebutuhan khusus memang belum banyak terjadi di Tembi. Bagaimana pun mereka punya hak yang sama dengan orang-orang... more »
  • 21-10-14

    Kosmologi Jawa: Tahu

    Keadaan pada windu Sangara ini ditandai dengan istilah larang pangan atau bahan pangan mahal. Secara ekonomis bisa diartikan barang tersedia dalam... more »