Kemeriahan Festival Upacara Adat di Kabupaten Bantul

12 Jun 2015  Secara marathon, Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, menyelenggarakan Festival Upacara Adat mulai tanggal 8-10 Juni 2015. Pada hari Senin, 8 Juni 2015 festival tersebut dilaksanakan di Lapangan Tamantirto, Kasihan, Bantul. Ada pun peserta festival di hari pertama itu terdiri dari Kecamatan Kasihan yang menampilan Upacara Adat Merti Dusun, Kecamatan Sedayu dengan Upacara Adat Wiwitan, Kecamatan Srandakan dengan Upacara Adat Bakda Mangiran, Kecamatan Pandak dengan Upacara Adat Nyadran Makam Sewu, Kecamatan Sanden dengan Upacara Adat Merti Dusun Dumadining Patehan, dan Kecamatan Pajangan dengan Upacara Adat Merti Dusun Kirab Bregada.

Secara keseluruhan festival ini melibatkan 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Bantul. Masing-masing kecamatan akan mempresentasikan salah satu upacara adat yang ada atau masih hidup sebagai bagian dari kekayaan budaya yang ada di wilayahnya.

Tempat pelaksanaan Festival Upacara Adat Kabupaten Bantul ini dibagi menjadi tiga lokasi. Lokasi yang pertama di Lapangan Tamantirto, Kasihan. Lokasi kedua berada di Lapangan Mulyodadi, Bambanglipuro, dan lokasi ketiga di Lapangan Pleret, Pleret. Untuk lokasi di Lapangan Tamantirto dilaksanaan tanggal 8 Juni 2015. Sedangkan untuk pelaksanaan di Lapangan Mulyodadi pada tanggal 9 Juni 2015 dan Lapangan Pleret pada tanggal 10 Juni 2015.

Wakil-wakil kecamatan yang berkiprah di Lapangan Mulyodadi di antaranya adalah Kecamatan Bantul dengan Upacara Adat Tingkeban, Kecamatan Jetis dengan Upacara Adat Wiwitan Massal, Kecamatan Bambanglipuro dengan Upacara Adat Mantu Balung, Kecamatan Pundong dengan Upacara Adat Merti Bumi Bergodo Surocolo, dan Kecamatan Dlingo dengan Upacara Adat Merti Dusun Pancuran.

Bupati Bantul Hj. Sri Surya Widati dalam sambutannya yang dibacakan oleh staf ahlinya menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi atas berlangsungnya acara tersebut. Ia juga berharap agar kegiatan tersebut sungguh bermanfaat dan memberikan kontribusi nyata untuk pelestarian budaya di Kabupaten Bantul. “Sebagai bangsa yang baik yang memiliki aneka ragam kekayaan budaya, kita wajib memelihara atau menjaganya. Jika kita alpa untuk merawat, memelihara, menjaga, dan melestarikannya, kita akan kecewa kalau sampai diklaim oleh bangsa lain,” kata Bupati.

Kemajuan sebuah bangsa salah satunya ditampakkan oleh kemajuan kebudayaannya. Perkembangan peradaban nasional ditampakkan oleh nilai-nilai budaya yang menjadi ruh utama peradaban. Bangsa yang memiliki peradaban tinggi akan memiliki ketahanan nasional yang tinggi pula. Ketahanan seni budaya menjadi penting untuk sebuah bangsa agar bangsa tersebut tidak kehilangan karakter, eksistensi, dan jati dirinya. Sudah sepantasnya jika aneka ragam kebudayaan yang kita miliki kita lestarikan.

Penyelenggaraan festival ini dilaksanakan dengan sumber dana dari Dana Keistimewaan. Melihat banyaknya jumlah peserta dalam setiap grup yang menjadi wakil per kecamatan maka tampak bahwa sambutan masyarakat akan penyelenggaraan festival ini cukup tinggi. Demikian pun sambutan masyarakat di sekitar tempat penyelenggaraan menunjukkan antusiasme yang besar. Diharapkan penyelenggaraan festival upacara adat ini memantik kehendak masyarakat untuk tetap dapat menjaga adat dan tradisi yang selama ini ada agar tidak hilang atau lenyap di kemudian hari.

a.sartono

Salah satu kontingen Festival Upacara Adat dari Kecamatan Kasihan tengah mempersiapkan diri, difoto: Senin, 8 Juni 2015, lokasi: Lapangan Tamantirto, Kasihan, Bantul, foto: a.sartono Peserta FUA Bantul dari Kecamatan Pajangan akan menyampaikan Upacara Adat Merti Dusun Krebet, difoto: Senin, 8 Juni 2015, lokasi: Lapangan Tamantirto, Kasihan, Bantul, foto: a.sartono Kontingen dari Kecamatan Dlingo tengah action, difoto: Selasa, 9 Juni 2015, lokasi: Lapangan Mulyodadi, Kasihan, Bantul, foto: a.sartono Kontingen dari Kecamatan Sewon tengah mempresentasikan defile bregada-nya, difoto: Selasa, 9 Juni 2015, lokasi: Lapangan Mulyodadi, Kasihan, Bantul, foto: a.sartono Kontingen dari Kecamatan Sewon akan menyampaikan gunungan untuk diperebutkan masyarakat, difoto: Selasa, 9 Juni 2015, lokasi: Lapangan Mulyodadi, Kasihan, Bantul, foto: a.sartono Berita BUDAYA

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 02-07-15

    Pasar Seni Yogyakart

    Kangjeng Pangeran Aria Adipati Danureja, sang Patih Raja Yogyakarta, yang mempunyai gagasan mendirikan pusat kerajinan itu. Berita tersebut bisa... more »
  • 02-07-15

    Prajurit Ketanggung

    Struktur Prajurit Ketanggung terdiri atas dua oran Panji (Panji Parentah dan Panji Andhahan), dua orang Sersan, seorang pembawa panji-panji dan... more »
  • 02-07-15

    Kursus MC Jawa Tembi

    Sejak tahun 2000 Tembi Rumah Budaya membuka kursus pranatacara (MC) pamedhar sabda (pidato) bahasa Jawa, khususnya untuk upacara perkawinan. Kursus... more »
  • 29-06-15

    Go Green di Tembi Ru

    Pameran karya C Roadyn Choerodin yang berlangsung dari 12 Juni sampai 12 Juli 2015 ini menghadirkan tajuk ‘The Circle’. Karya yang berjudul ‘Go Green... more »
  • 29-06-15

    Lukisan karya murid-

    Dinamakan Gunung Pasar karena menurut sumber setempat di atas puncak gunung ini selalu bergema suara ramai orang seperti di tengah pasar. Suara itu... more »
  • 29-06-15

    Kaligrafi dan Lukisa

    Ketika masuk ke dalam Benteng Museum Heritage, suasana budaya China sangat kental terasa. Pengunjung pun langsung disuguhi karya-karya Edy Widiyanta... more »
  • 29-06-15

    Kajian Menarik tenta

    Serat Angger tersebut memuat tentang hukum material yang terkait hak dan kewajiban subyek hukum. Serat Angger Pradata Awal dan Pradata Akir juga... more »
  • 29-06-15

    Cetakan Roti Tradisi

    Kondisi cetakan roti tradisional koleksi  Museum Tembi masih bagus. Jumlahnya ada 6 buah. Koleksi ini sejak tahun 1999, berasal dari Bapak P... more »
  • 29-06-15

    Upacara Baritan, Ung

    Melalui ternak-ternak mereka, Tuhan telah melimpahkan rezeki bagi warga Desa Pendoworejo. Oleh karenanya warga empat dusun itu sepakat untuk... more »
  • 28-06-15

    Menjelajah ke Museum

    Replika Masjid Agung Demak juga terdapat di museum ini. Replika masjid juga terbuat dari kayu jati, setinggi sekitar 1 meter. Replika Masjid Agung... more »