Gubug Hijau, Ruang Sastra Di Yogya

06 Feb 2016 Satu ruang interaksi sastra dibuka di Yogyakarta, di Gesikan Jaranan, Panggungharjo, Sewon, Jl Bantul Km 6, Bantul, yang diberi nama ‘Gubug Hijau Rayakultura.’ Peresmian tempat ini dilakukan secara sederhana oleh pemilknya Naning Pranoto, seorang penulis yang tinggal di Jakarta sekaligus untuk launching buku terbarunya berjudul “Berguru Pada Empu Kata-Kata.”

Peresmian tempat itu, Kamis, 4 Februari 2016, diawali pidato Naning Pranoto yang menjelaskan Gubug Hijau miliknya. Gubug ini, katanya, memberi ruang pada karya sastra dan bentuk kreativitas lainnya yang merespon bumi agar kesegaran bumi terjaga dan terlindungi.

Musik kreatif dari Ki Mujar ikut mengisi peresmian Gubug Hijau, dengan memainkan siter dan bentuk musik kreatif lainnya dari anak-anak dengan menabuh kaleng dan barang-barang sejenis. Ki Mujar mengajak anak-anak, secara spontan mengenali musik dengan peralatan yang ada di sekitarnya yang mudah didapat.

Pembacaan puisi mengisi peresmian Gubug Hijau, salah satunya dilakukan oleh Umi Kulsum dengan membaca puisi hijau karya Sides Sudyarto DS sambil diiringi permainan siter  Ki Mujar.

“Saya akan memainkan siter ini dan sekaligus Umi Kulsum langsung memabca sehingga kita saling berinteraksi antara siter dan puisi,” kata Ki Mujar.

Untuk menandai “Gubug Hijau Rayakultura” memulai kegiatan, buku ‘Berguru Pada Empu Kata-Kata’ diserahkan kepada beberapa murid yang mewakili perpustakaan sekolah masing-masing. Buku ini menyajikan proses kreatif sejumlah pengarang, dari pengarang tua seperti Remy Silado dan pengarang seangkatannya sampai pengarang muda seperti Anwar Fuadi, yang menulis novel berjudul ‘Negeri 5 Menara.’

Ahmad Tohari, seorang novelis terkenal ditulis oleh Naning Pranoto dalam buku “Berguru Pada Empu Kata-Kata.” Ada 11  karya sastra, dalam hal ini novel  yang telah ditulis oleh Tohari, salah satunya berjudul ‘Ronggeng Dukuh Paruk.” Dua kumpulan cerpen yang lain berjudul “Rusmi Ingin Pulang” dan “Mata yang Enak Dipandang.”

Menurut Tohari, panggilan dari Ahmad Tohari, pemerintah seharusnya sadar bahwa sastra merupakan salah satu pilar pengembangan karakter bangsa sehingga mutlak perlu dibina, dikembangkan dan diberdayakan.

“Saat ini pemerintah agak mengabaikan kehidupan sastra, suatu hal yang sesungguhnya merugikan bangsa ini,” kata Ahmad Tohari.

Remy Sylado, seorang sastrawan terkenal, memberkan pemahaman soal penulisan. Bagi Remy, demikian panggilannya, menulis dan membaca itu yang membedakan antara manusia dengan hewan. Hewan tidak bisa menulis. Jadi jika ada orang yang hidup di dalam dunia modern ini tidak membaca dan tidak menulis,  ya sama seperti hewan.

Gubug Hijau Rayakultura memiliki sejumlah kegiatan selain sebagai sanggar dongeng, dan perpustakaan, proses penulisan kreatif bisa dilakukan di tempat ini. Lebih-lebih pemiliknya, Naning Pranoto adalah perintis Creative Writting, yang sudah dilakukan di sejumlah daerah di Indonesia.

Naskah dan foto:Ons Untoro

Gubug Hijau Rayakultura membuang ruang interaksi kreatif bagi masyarakat, foto: Ons Untoro Ki Mujar mengisi peresmian Gubung Hijau dengan pertunjukan musik kreatif dengan melibatkan anak-anak dan guru, foto: Ons Untoro Sambil duduk Umi Kulsum membaca puisi hijau karya Sides Sudyarto diiringi petikan siter Ki Mujar, foto: Ons Untoro Berita BUDAYA

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 09-02-16

    Rombongan PLN Jakart

    Hari terakhir di bulan Januari 2016, tepatnya pada Minggu tanggal 31, Tembi Rumah Budaya mendapat tamu rombongan dari PLN Jakarta yang berjumlah 50... more »
  • 09-02-16

    Prabu Basukunti, Ber

    Prabu Basukunti atau disebut juga Prabu Kuntiboja menduduki tahta yang diwariskan Prabu Basukesthi, orang tuanya, di Negara Boja. Tidak diceritakan... more »
  • 08-02-16

    Buku Sejarh Hindia B

    Judul             : Leerboek Der Geschiedenis van Nederlandsch Oost-Indie Penulis  ... more »
  • 06-02-16

    Senin Pon Hari Tidak

    Perhitungan ini berdasarkan perhitungan primbon Panca Suda. Panca = lima, suda = dikurangi. Lima dikurangi satu sama dengan empat. Ada empat... more »
  • 06-02-16

    Nasi kuning Muna di

    Salah satu menu yang menggoda untuk disantap pada pagi hari adalah nasi kuning. Namun mencari rasa nasi kuning yang ‘nyantol’ di lidah tidak gampang... more »
  • 06-02-16

    Gubug Hijau, Ruang S

    Satu ruang interaksi sastra dibuka di Yogyakarta, di Gesikan Jaranan, Panggungharjo, Sewon, Jl Bantul Km 6, Bantul, yang diberi nama ‘Gubug Hijau... more »
  • 06-02-16

    Es Wuyung Sari dan P

    Bulan Februari selalu dirayakan sebagai bulan kasih sayang atau Valentine Day. Nah, Warung Dhahar Pulo Segaran pun meramu menu baru untuk turut... more »
  • 05-02-16

    Sistem Pasar Interak

    Foto ini adalah potret atau gambaran sebuah pasar sederhana tahun 1918 di Yogyakarta. Pada foto itu bisa dilihat sebuah bangku atau meja kecil... more »
  • 05-02-16

    Penyair Perempuan Da

    Penyair perempuan dari kota yang berbeda menerbitkan dua antologi untuk mengakhiri tahun 2015. Dua antologi puisi itu berjudul “Wajah Perempuan”... more »
  • 04-02-16

    Pelajar SMA Springfi

    Minggu terakhir di bulan Januari 2016, Tembi Rumah Budaya Yogyakarta kembali dikunjungi wisatawan yang hendak mengenal dan belajar budaya Jawa.... more »