Drama Musikal Interaktif oleh 4 Penyanyi Wanita Berbakat

Author:editorTembi / Date:22-10-2014 / Drama ini menceritakan tentang sebuah keluarga kecil yang berkeliling melakukan perjalanan menjelajah Indonesia untuk mencari anggota keluarga mereka yang lain. Di perjalanan pulang, Amink bersama Naura adiknya sibuk membicarakan sosok ayah yang hanya ada dalam ingatan mereka waktu kecil.

Drama Musikal Interaktif oleh 4 Penyanyi berbakat, 14 Oktober 2014, foto : Beatrix Imelda S
Salah satu adegan dalam drama musikal 4 Wanita Jelajah

Apa jadinya jika empat penyanyi wanita berbakat yakni Dira Sugandi, Monita Tahalea, Yura Yunita dan Cantika Abigail bermain drama musikal interaktif dengan tema kebudayaan dalam satu panggung ? Pada Jumat 10 Oktober 2014, mereka tampil di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, dalam pentas bertajuk 4 Wanita : Jelajah. Pertunjukan yang diprakarsai oleh Sashi Gandarum itu selain menampilkan empat wanita itu, juga seniman muda berbakat lainnya seperti, Yuyun Arfah, Amink, Naura, Audrey dan Gamaliel Tapiheru.

Pertunjukan ini dalam rangkaian ulang tahun pertama Galeri Indonesia Kaya yang diawali oleh pemotongan tumpeng oleh Victor Hartono selaku Presiden Direktur Bakti Budaya Djarum Foundation yang menaungi Galeri Indonesia Kaya .

Drama ini menceritakan tentang sebuah keluarga kecil yang berkeliling melakukan perjalanan menjelajah Indonesia untuk mencari anggota keluarga mereka yang lain. Di perjalanan pulang, Amink bersama Naura adiknya sibuk membicarakan sosok ayah yang hanya ada dalam ingatan mereka waktu kecil. Mereka memberanikan diri untuk bertanya kepada ibunya yang diperankan oleh Dira Sugandi tentang keberadaan ayah mereka.

Drama Musikal Interaktif oleh 4 Penyanyi berbakat, 14 Oktober 2014, foto : Beatrix Imelda S
Para pemain 4 Wanita Jelajah

Perdebatan berlangsung cukup lama untuk membujuk ibu yang awalnya tetap tidak mau bercerita. Setelah dibujuk pelan-pelan ibu menceritakan hilangnya ayah mereka selama bertahun-tahun dan hanya meninggalkan sebuah peta sebagai petunjuk mencarinya. Bermodalkan satu peta dan balon udara, keluarga kecil ini memulai perjalanannya yang dihiasi dengan banyak kejadian serta pengetahuan tentang setiap tempat yang mereka kunjungi berdasarkan petunjuk yang ada.

Dalam pertunjukan berdurasi satu setengah jam ini, penonton ikut berperan menjadi bagian dalam cerita di setiap wilayah yang dikunjungi dan ikut berperan menentukan jalan cerita selanjutnya. Misalnya, dalam setiap adegan, peta yang diberikan diedarkan scara berurutan dari satu penonton ke penonton lainnya. Ketika lagu daerah dinyanyikan dan ketika berhenti penonton yang memegang peta terakhir harus menjawab pertanyaan tentang kebudayaan daerah tersebut dan mendapatkan suvenir khas daerah tersebut secara langsung.

Tata panggung yang sederhana serta akting dan lantunan nada indah lagu daerah dengan aransemen modern berhasil menghibur penonton dan meninggalkan kesan pentingnya apresiasi dan bangga akan kekayaan budaya yang bangsa .

Naskah and Foto : Beatrix R Imelda

Berita budaya

Latest News

  • 26-12-14

    Voice of Asmat, Perp

    Pertunjukan musik akustik dibawakan sekelompok anak muda berbakat, yaitu Putri Soesilo, Aji Setyo, Dika Chasmala, dan Alwin. Mereka memadukan rasa... more »
  • 26-12-14

    Puntadewa Masuk Nera

    Puntadewa tersentak hatinya. Ia tidak dapat membayangkan betapa sakit dan sengsara keempat adiknya. Tanpa berpikir panjang, Puntadewa bergegas... more »
  • 24-12-14

    Rumah Kebangsaan. Da

    KRT Jayadipura adalah salah satu tokoh gerakan kebangsaan. Karena itu, tidak heran apabila dalem Jayadipuran sering dipakai untuk pertemuan atau... more »
  • 24-12-14

    Cuplikan dari Festiv

    Kirab atau pawai ini merupakan awal atau pembukaan Festival Seni Budaya Klasik yang diselenggarakan oleh Pura Paku Alaman pada tanggal 17-20 Desember... more »
  • 23-12-14

    Gladhen Tembang Maca

    Pada Gladhen 22 ini tembang yang dipakai untuk belajar adalah tembang Asmarandana yang dilagukan dengan notasi Slobok. Sedangkan teks tembang,... more »
  • 23-12-14

    Pembacaan Puisi untu

    Jalan menuju Desa Kedunggubah sedikit terjal, dan terasa agak terpencil, jauh dari pusat kota. Jalann menuju desa bukan hanya berlubang, tetapi juga... more »
  • 23-12-14

    Pameran Tunggal Visu

    Bulan Desember 2014 ini Ong ditantang untuk berpameran tunggal oleh Bentara Budaya Yogyakarta, yang sempat membuat dirinya ragu-ragu, antara meng-iya... more »
  • 22-12-14

    Ini Buku Akutansi Za

    Perpustakaan Tembi, yang terbuka untuk umum, menyimpan buku kuno ini yang berisi tentang pengantar ilmu dagang. Istilah sekarang akuntansi. Buku... more »
  • 22-12-14

    “Kecubung Pengasihan

    Perkumpulan Seni Nusantara Baca (PSBN) menggarap cerpen karya Danarto itu menjadi sebuah pertujukan, yang memadukan antara musik, alunan dan... more »
  • 22-12-14

    Tangis Gandrik dalam

    Lakon Tangis yang merupakan naskah karya almarhum Heru Kesawa Murti yang berjudul Tangis, memang menyuguhkan kritik sosial tentang pusaran tipu-tipu... more »