Bendera Cirebon (Umbul-umbul Caruban Nagari) Ajaran Kesempurnaan Hidup

Author:editorTembi / Date:24-04-2014 /

Judul : Bendera Cirebon (Umbul-umbul Caruban Nagari) Ajaran Kesempurnaan Hidup 
Penulis : Drh. H.R. Bambang Irianto, BA., dkk 
Penerbit : Museum Tekstil, 2012, Jakarta 
Bahasa : Indonesia 
Jumlah halaman : xiv + 82

Bendera tersebut dipakai sebagai Bendera Keraton, sebagai lambang petunjuk kehidupan bernegara, bermasyarakat, beragama, serta harapan/cita-cita di masa depan. Bendera tersebut juga berfungsi sebagai penolak bala (bencana) dan dipakai pada saat berbagai perayaan hari besar Islam.

Bendera Cirebon (Umbul-umbul Caruban Nagari) Ajaran Kesempurnaan Hidup

Bendera adalah salah satu simbol suatu negara. Demikian pula dengan bendera kerajaan Cirebon. Bendera Cirebon yang sekarang masih ada merupakan batik tulis berbahan kapas berukuran 310 cm x 196 cm, dibuat tahun 1776 M, dengan mencontoh bendera sebelumnya.

Cirebon dulu adalah kerajaan Islam dan merupakan salah satu pusat penyebaran Islam. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila benderanya penuh tanda keislaman. Misal tulisan kalimat syahadat, tiga buah kaligrafi berbentuk harimau, pedang berbilah dua, dan lain-lain.

Bendera tersebut dipakai sebagai Bendera Keraton, sebagai lambang petunjuk kehidupan bernegara, bermasyarakat, beragama, serta harapan/cita-cita di masa depan. Bendera tersebut juga berfungsi sebagai penolak bala (bencana) dan dipakai pada saat berbagai perayaan hari besar Islam.

Bendera Cirebon ini mempunyai pasangan yang disebut dengan Umbul-umbul Waring, berisi puluhan medalion bertuliskan asmaul huda. Bendera Cirebon bersama Umbul-umbul Waring ini mencerminkan kebanggaan jati diri Cirebon, dan salah satu sumber pembakar semangat untuk mengusir penjajah. Misalnya dalam mempertahankan Sunda Kelapa dari tangan Portugis.

Dengan membaca buku ini, kita akan menambah pengetahuan tentang kerajaan Cirebon, asal-usul bendera kerajaan dan makna atau lambang yang terkandung di dalamnya.

Baca yuk ..!

M. Kusalamani

Bale Dokumentasi Resensi Buku

Latest News

  • 21-07-14

    Jatayu, Garuda yang

    Dengan sisa-sisa keperkasaannya Jatayu berhasil merebut Dewi Sinta dari tangan Rahwana. Namun yang membuat hatinya kecewa adalah kata-kata ketus dari... more »
  • 21-07-14

    Masjid Keraton Banyu

    Sumber setempat juga menyebutkan bahwa Masjid Keraton Banyusumurup mula-mula didirikan untuk melengkapi keberadaan makam Pangeran Pekik yang terletak... more »
  • 21-07-14

    Kegembiraan Mahasisw

    Sekelompok mahasiswa-mahasiswi dari The National University of Singapore yang menginap di Tembi mencoba bermain gamelan dalam arahan para pemandu... more »
  • 21-07-14

    Diplomasi Kebudayaan

    Judul : Diplomasi Kebudayaan. Konsep dan Relevansi Bagi Negara Berkembang. Studi kasus Indonesia  Penulis : Tulus Warsito, Wahyuni... more »
  • 19-07-14

    Orang Wuku Medhangku

    Orang wuku Medhangkungan pandai bicara, mantap pendiriannya, penuh syukur, besar rasa kebersamaannya. Ia juga hemat dan pandai mengatur ekonomi.... more »
  • 19-07-14

    I Gusti Ngurah Rai P

    Pada pertempuran 20 November 1946 itu, akhirnya I Gusti Ngurah Rai bersama dengan teman-temannya yang berjumlah 1.372 orang, gugur di medan perang... more »
  • 19-07-14

    KURSUS MACAPAT DURMA

    Pada bagian ini, serat Centhini mengisahkan kehidupan warok di daerah sekitar Ponorogo. Yaitu kebiasaan para warok memamerkan kesaktian di hadapan... more »
  • 19-07-14

    Richard Irwin Meyer,

    Sejak memutuskan untuk menjadi seniman Indonesia, ia meninggalkan posisi sebelumnya sebagai art historian. Hal tersebut dilakukan karena ia sudah... more »
  • 18-07-14

    Rendang Jawa Ala Maj

    Resep masakan tradisional Jawa di majalah ini ditulis oleh Pujirah dalam rubrik “Jagading Wanita”. Isi Majalah Kajawen tersebut sekitar 90 % ditulis... more »
  • 18-07-14

    Misteri Perempuan An

    Cara dan konsep visualiasi karya-karya Angga ini menunjukkan kepekaannya terhadap perempuan. Ia menyadari kemisteriusan perempuan, dan mencoba... more »