‘Di antara Perempuan’ Launching Di Sastra Bulan Purnama Bulan Mei 2015

Author:editorTembi / Date:27-04-2015 / Sebanyak 7 penyair, satu diantaranya pria dan sisanya penyair perempuan, sedang menyiapkan antologi puisi yang diberi judul ‘Di Antara Perempuan’ dan akan di-launching dalam acara Sastra Bulan Purnama, Jumat 8 Mei 2015, di Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta.

Cover antologi puisi Di antara Perempuan, yang akan dilaunching di Sastra Bulan Purnama bulan Mei 2015, foto: dok Tembi
Cover Antologi puisi

Sebanyak 7 penyair, satu diantaranya pria dan sisanya penyair perempuan, sedang menyiapkan antologi puisi yang diberi judul ‘Di Antara Perempuan’ dan akan di-launching dalam acara Sastra Bulan Purnama, Jumat 8 Mei 2015, di  Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta.

Satu penyair dari Jakarta, Riries Herdiana, sudah beberapa kali tampil di Sastra Bulan Purnama. Ia seorang ibu rumah tangga yang produktif menulis puisi, dan telah menerbitkan antologi puisi. Sebanyak 6 penyair lainnya adalah para guru SMP, 4 diantaranya mengajar SMP di Bantul dengan lokasi yang berbeda, dan 2 penyair lainnya mengajar SMP dan SMK di Magelang.

Jadi, para penyair yang menerbitkan antologi puisi berjudul ‘Di Antara Perempuan’ ini berasal dari tiga kota: Yogya, Magelang dan Jakarta. Masing-masing mengirimkan 20 puisi, dan dipilih 15 puisi untuk diterbitkan. Tema puisi beragam, tetapi berkisar mengenai cinta, kritik sosial dan puisi suasana.

Puisi-puisi cinta tidak selalu menyangkut kisah cinta dua sejoli, tetapi cinta dalam arti yang lebih luas, misalnya cinta pada lingkungan, pada kehidupan, pada anak dan pada orangtua. Pendek kata cinta tidak dalam pengertian birahi. Sedang puisi suasana, lebih menyampaikan kesan atas kondisi yang bermakna, misalnya soal suasana malam, keindahan rembulan dan seterusnya.

Puisi kritik sosial, merupakan puisi yang menyampaikan respon terhadap keadaan yang tidak menyenangkan. Puisi kritik ini tidak mengepalkan tangan, sehingga menyerupai agitasi, tetapi lebih merupakan sindirian.

Para penyair yang tergabung dalam antologi puisi ini adalah Amin Wahyuni, Umi Azzuransantika (Magelang), Riries Herdiana (Jakarta), Choen Supriyatmi, Heriyanto, Suprihatin, Tyas Setyowati (Yogyakarta).

Para penyair ini memang sudah lama bergulat dengan puisi, sehingga bagi mereka menulis puisi merupakan aktivitas tambahan, yang tidak mengganggu rutinitas pekerjaannya. Bahkan dengan menulis puisi, semangat mereka bekerja menjadi semakin terpacu.

Di Yogya, ada banyak guru sekolah, dari tingkat SMP sampai SMA yang rajin menulis puisi. Mereka tidak berpretensi menjadi penyair, tetapi apa yang dihasilkan dalam rupa puisi, sesungguhnya mereka sudah menjalankan kreativitas seorang penyair.

Selain menulis puisi, para guru ini ada yang menulis cerpen dan novel, seperti Suprihatin, diantaranya sudah menulis novel, yang berjudul ‘Untung Namaku Magrib’ (2013). Mereka juga sudah terbiasa membaca puisi, sehingga dalam hal penampilan di panggung untuk membacakan puisi bukan sesuatu yang baru.

Untuk mempersiapkan antologi puisi ‘Di Antara Perempuan’ ini, masing-masing penyair saling berkomunikasi, dan saling kontak, termasuk berhubungan dengan Umi Kulsum, yang aktif memandu acara Sastra Bulan Purnama. Semua puisi dikirim kepada Umi Kulsum, untuk kemudian diseleksi dan diterbitkan menjadi antologi puisi.

Sampai tulisan ini tayang, antologi puisi 7 penyair ‘Di Antara Perempuan’ masih dalam proses cetak, sehingga pada saat acara Sastra Bulan Purnama, Jumat 8 Mei 2015 bisa di-launcing.

Ons Untoro

Berita budaya

Latest News

  • 29-04-15

    PGTK KHalifah Datang

    Kedatangan mereka masih dalam rangka peringatan Hari Kartini sehingga sebagian dari mereka mengenakan pakaian tradisional dan pakaian yang... more »
  • 29-04-15

    Membaca Jejak Chairi

    Dalam acara ini ditampilkan pembacaan puisi, musikalisasi puisi dan pidato kebudayaan. Para penyair muda dan penyair senior bergabung menjadi satu... more »
  • 28-04-15

    Denmas Bekel 28 Apri

    more »
  • 28-04-15

    Anak-anak Tim-Tim di

    Metode yang digunakan Helena van Klinken untuk menyusun buku ini adalah dengan mewawancarai 90 sumber lisan. Berdasarkan hal ini penulis kemudian... more »
  • 27-04-15

    Kearifan Lokal yang

    Dengan membaca buku ini, Anda akan mengetahui berbagai kearifan lokal masyarakat Lombok, sebagai media pendidikan antikorupsi. Juga berbagai bentuk... more »
  • 27-04-15

    ‘Di antara Perempuan

    Sebanyak 7 penyair, satu diantaranya pria dan sisanya penyair perempuan, sedang menyiapkan antologi puisi yang diberi judul ‘Di Antara Perempuan’ dan... more »
  • 27-04-15

    Pada Tiap Rumah Hany

    Bertepatan dengan Hari Kartini, Selasa malam, 21 April 2015, Bentara Budaya Yogyakarta, membuka pameran seni grafis karya Theresia “Tere” Agustina... more »
  • 25-04-15

    Anak Yang Lahir Tang

    Tanggal 8 (Jawa) adalah ‘dina Menjangan.’ Anak yang lahir pada tanggal tersebut baik wataknya, beruntung hidupnya, dikasihi orang-orang agung. Untuk... more »
  • 25-04-15

    Kunjungan SMA Pangud

    SMA Pangudi Luhur (PL) Yogyakarta kembali berkunjung ke Tembi Rumah Budaya Yogyakarta untuk mengenal budaya Jawa secara lebih dekat. Kali ini,... more »
  • 25-04-15

    Hanyaterra meluncurk

    Hanyaterra adalah kelompok kolektif musik keramik dari Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, yang terdiri dari Tedi En , Iwan Maulana, Ami... more »